07

73 3 20
                                    

"Kakak," lirih Yuto semakin erat memeluk Yanan. Yuto tidak menyangka Yanan rela menerima perjodohan ini demi nyawanya sendiri.

"Sudah gak papa, ini hanya salah paham. Aku bisa mengerti bagaimana kemarahan kamu. Seharusnya sejak awal, aku memberitahukan semuanya agar tidak ada kesalahpahaman."

"Kak, maafin aku, ya. Aku salah selama ini tidak percaya dengan kakak. Kak, aku menyesal," lirih Yuto menitikkan air matanya.

Yanan melepaskan pelukannya, ia menangkup kedua pipi mantan kekasihnya. Ia tidak suka kesayangannya menangis.

"Jangan menangis, Sayang. Kamu gak salah, yang salah itu aku. Aku gak mau lihat kamu nangis di depan aku."

Yanan menarik tengkuk Yuto dan melumat bibirnya lembut, bahkan Yuto tidak menolak. Ia menikmati ciuman yang diberikan Yanan. Setelah kesalahpahaman ini, Yuto memaafkan Yanan.

"Kak, i love you."

"I love you, too."

Yanan menghapus bekas ciumannya di bibir Yuto. Ia tersenyum senang karena orang yang ia cintai sudah memaafkannya. Yuto memeluk erat Yanan.

"Bagaimana nasib hubungan kakak dengan Jian? Sebentar lagi, kakak akan menikah."

"Aku akan batalkan pernikahan itu, karena aku cintanya sama kamu. Sampai mati pun, cintaku hanya untukmu. Aku menikahi Jian karena keluarganya ada kemungkinan ada kaitannya dengan kematian mama."

Yuto mengelus punggung Yanan, ia tau mamanya Yanan sudah meninggal karena kecelakaan. Polisi menyimpulkan, mamanya Yanan meninggal karena kecelakaan tunggal dan kasus ditutup.

"Kenapa kakak berpikiran seperti itu?" tanya Yuto melepaskan pelukannya, dan menangkup kedua pipi Yanan.

"Karena aku melihat keluarga Jian berada di dekat lokasi. Mereka terlihat senang, tapi sayangnya tidak ada bukti yang mengarah ke mereka. Aku hanya ingin pelaku yang membuat mama meninggal dihukum sesuai apa yang ia perbuat."

"Iya, aku bantuin kamu kok. Jangan sungkan minta tolong sama aku," kata Yuto mencium bibir Yanan.

Satu jam kemudian, Yuto sudah diperbolehkan pulang karena infusnya sudah habis. Yanan membantu Yuto masuk ke dalam mobil. Yanan berlari ke kursi pengemudi dan melajukan mobilnya ke apartemen Yuto.

Sesampai di apartemen, Yanan membantu Yuto berjalan. Yanan langsung membawa Yuto ke kamar.

"Sayang, aku pergi sebentar, ya. Nanti aku ke sini lagi," kata Yanan.

"Iya, kalau sibuk gak usah ke sini. Aku gak papa kok."

Cup!

Yanan mencium kening Yuto sebelum pergi ke suatu tempat. Yanan langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, dia ingin menemui seseorang.

***

Brak!

Yanan membuka pintu rumah seseorang itu kasar. Namun, tidak ada siapapun di rumah ini. Yanan melangkahkan kakinya ke salah satu ruangan. Yanan yakin pemilik rumah ada di dalam.

Yanan membuka salah satu ruangan itu dan terkejut melihat adegan tak senonoh di dalam kamar. Dua orang sedang asik bercumbu mesra dengan keadaan telanjang bulat. Mereka belum menyadari kehadiran Yanan dan...

"Qian Jian!" teriak Yanan.

Jian terlonjak kaget, ia segera membalut tubuhnya dengan selimut. Jian kaget dengan kehadiran Yanan, tubuhnya menegang karena takut Yanan marah.

Plak!

Yanan menampar pipi Jian sampai memerah. Yanan sudah menduga jika Jian tidak benar-benar mencintainya. Sekarang Yanan tau siapa Jian sebenarnya.

EX Boyfriend || Yanan Yuto✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang