06

88 4 0
                                    

"Yuto!" teriak seseorang dan berlari ke arahnya.

"Kak Yanan," lirih Yuto sebelum kesadarannya menghilang.

Dengan sigap, Yanan menangkap tubuh Yuto. Ia menepuk pelan pipi Yuto namun, tidak ada pergerakan sama sekali. Yanan menggendong Yuto ala bridal style dan masuk ke dalam mobil.

"Sayang, bertahanlah. Jangan tinggalkan aku," kata Yanan sembari mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Sebenarnya ini kebetulan apa? Kenapa Yanan lebih cepat menemukan Yuto dan menolongnya? Mungkinkah ini ikatan batin? Ikatan batin Yanan dan Yuto sangat kuat. Cinta mereka juga kuat dan tidak bisa dipisahkan. Hanya mereka yang bisa merasakannya.

Setibanya di rumah sakit, dokter segera membawa Yuto ke ruang periksa dan Yanan juga ikut masuk. Yanan benar-benar khawatir dengan keadaan Yuto. Ikatan batin Yanan dan Yuto sangat kuat, bahkan Yanan bisa tau apa yang akan terjadi dengan Yuto. Tak berselang lama, dokter selesai mengobati luka di sekujur tubuh Yuto.

"Saya sudah mengobatinya, tinggal menunggu pasien bangun. Kalau ada apa-apa, tolong kabari saya."

"Baik, Dokter. Terima kasih," kata Yanan sopan.

Dokter itu melenggang pergi dari ruang periksa. Yanan menarik kursi, ia mengenggam tangan Yuto. Yanan sedih melihat Yuto terluka, bukan hanya hatinya saja melainkan fisiknya juga. Seketika, pikiran Yanan tertuju ke Jian. Siapa lagi yang bisa melakukan hal semacam ini, jika bukan Jian.

"Sa-kit," lirih Yuto membuka matanya perlahan.

"Sayang, apa yang sakit? Bilang sama aku," kata Yanan.

Grep—Yuto memeluk Yanan walau badannya masih sakit. Yanan terkejut dengan pelukan Yanan tiba-tiba. Yanan mengelus punggung Yuto, ia merasa sedih dengan kondisinya.

"Hm, ada apa?" tanya Yanan mengelus rambut belakang Yuto.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Jian mengatakan kalau kak Yanan terpaksa menerima perjodohan ini? Tolong ceritakan ke aku secara detail," lirih Yuto.

"Oke, aku akan menceritakannya. Jangan marah sama aku."

Flashback

Hubungan Yanan dan Yuto terbilang rahasia. Tidak ada yang tau perihal hubungan mereka, bahkan orang tua Yanan. Yanan tau orang tuanya tidak suka dengan Yuto karena latar belakangnya. Yuto berasal dari keluarga kalangan ke bawah. Sayangnya, cinta Yanan tulus dengan Yuto.

Yanan dan Yuto sedang berjalan bersama menyelusuri kota Seoul. Tak lupa mereka memakai jaket dan masker hitam. Mereka tidak ingin ada yang melihat keduanya. Yanan mengajak Yuto duduk di pinggiran danau. Mereka melepas maskernya, untungnya kondisi danau terbilang cukup sepi.

"Kak, sampai kapan hubungan kita seperti ini? Sudah dua tahun, kita menyembunyikan hubungan kita."

"Tolong, tunggu sebentar lagi. Aku akan segera menyelesaikan permasalahan di keluarga aku. Aku pasti segera mengumumkan siapa kamu sebenarnya."

"Iya, aku bakal tunggu kok."

Tanpa disadari mereka, seseorang memotret momen mereka dengan senyuman tidak bisa diartikan. Tangannya mengepal kuat saat tau Yanan memiliki hubungan rahasia dengan lelaki miskin seperti Yuto.

"Pulang yuk, sudah malam," ajak Yanan.

"Iya, kak. Besok, aku kebagian shift pagi di cafe."

Yanan mengenggam tangan Yuto meninggalkan danau, tidak lupa mereka memakai maskernya kembali.

Setelah mengantarkan Yuto, Yanan bergegas pulang ke rumah karena sejak tadi papanya menghubunginya.

Setibanya di rumah, Yanan melepas sandalnya dan meletakkan di rak, ia mengganti sandal menjadi sandal rumah. Atensi Yanan tertuju ke satu orang wanita cantik. Yanan memutar bola matanya malas, melihat wanita itu.

"Akhirnya kamu datang juga. Ada hal yang harus Papa omongkan sama kamu," kata Papa Yanan.

"Ya, ada apa?"

Papanya memberikan ponselnya ke Yanan. Yanan menatap heran, tumben sekali papanya memberikan ponselnya ke Yanan. Yanan membuka ponsel papanya, ia menutup mulutnya karena di dalam ponselnya ada fotonya dengan Yuto.

"Papa dapat darimana fotonya?" tanya Yanan berusaha tenang.

"Calon istrimu, Qian Jian. Dia memergoki kamu jalan berdua dengan lelaki miskin itu. Berapa kali Papa bilang, jangan menjalin hubungan dengan orang yang tidak setara dengan kita. Yuto bukan dari kalangan ke atas seperti ini. Dia hanyalah sampah masyarakat dan menginginkan hartamu saja! Putuskan saja dia dan menikahlah dengan Jian!"

"Papa tidak bisa seenaknya sama aku. Aku cinta sama Yuto, dia selalu ada untukku baik susah atau senang. Aku tau dia bukan lelaki seperti Papa bilang dan juga bukan sampah. Cinta aku sama dia tulus, Papa tidak bisa melarang aku lagi. Aku sudah besar dan berhak menentukan calon pendampingku. Sampai kapan pun, aku tidak akan menikah dengan wanita seperti Jian. Keluarga Jian bukan orang baik, dan mereka adalah dalang dibalik kejadian meninggalnya mama. Keluarganya—"

Perkataannya terpotong karena papanya menampar pipi Yanan sampai sudut bibirnya terluka. Yanan menatap tajam ke arah papanya, jarang sekali papanya kasar dengannya.

"Jaga bicaramu, mereka bukan orang seperti itu. Ibumu meninggal karena kecelakaan tunggal dan keluarga Jian tidak ada di lokasi. Jangan asal main tuduh saja, pasti si Yuto kan yang menghasut kamu agar benci dengan keluarga Jian. Yanan, tolong sadar! Yuto bukanlah lelaki baik dan ia hanya menginginkan hartamu. Menikahlah dengan Jian, putuskan hubunganmu dengan Yuto."

Brak!

Yanan memukul meja cukup kuat, tidak peduli tangannya terluka atau tidak. Dia tidak terima perkataan papanya, Yanan sangat mencintai Yuto.

"Aku sudah bilang, cintaku hanya untuknya dan aku tidak mau menikah dengan Jian, salah satu dalang dibalik kematian mama. Mereka bukan orang baik."

"Oke, kalau itu mau kamu. Jangan harap kamu akan melihat sosok Yuto lagi. Papa akan membunuhnya tepat di depan matamu. Yuto tidak selevel dengan kita. Bisa saja besok dia hanya tinggal nama, karena Papa tidak sudi menerima dia sebagai menantu di keluarga ini. Kalian berbeda, Yanan!"

Deg—Jantung Yanan seakan berhenti setelah mendengar ancaman papanya. Ucapan papanya tidak main-main, papanya bisa jadi akan membunuh Yuto tepat di depan matanya.

"Oke, aku akan terima perjodohan ini demi dia. Tolong jangan sakiti Yuto, aku mohon, Papa," final Yanan.

"Bagus anak baik."

Jian menyunggingkan senyumnya, ia senang rencananya berhasil. Jian tidak akan pernah melepaskan Yanan dan harus memilikinya.

Flashback end

"Kakak," lirih Yuto semakin erat memeluk Yanan. Yuto tidak menuangkan Yanan rela menerima perjodohan ini demi nyawanya sendiri.

"Sudah gak papa, ini hanya salah paham. Aku bisa mengerti bagaimana kemarahan kamu. Seharusnya sejak awal, aku memberitahukan semuanya agar tidak ada kesalahpahaman."

"Kak, maafin aku, ya. Aku salah selama ini tidak percaya dengan kakak. Kak, aku menyesal," lirih Yuto menitikkan air matanya.

Yanan melepaskan pelukannya, ia menangkup kedua pipi mantan kekasihnya. Ia tidak suka kesayangannya menangis.

"Jangan menangis, Sayang. Kamu gak salah, yang salah itu aku. Aku gak mau lihat kamu nangis di depan aku."

Yanan menarik tengkuk Yuto dan melumat bibirnya lembut, bahkan Yuto tidak menolak. Ia menikmati ciuman yang diberikan Yanan. Setelah kesalahpahaman ini, Yuto memaafkan Yanan.

"Kak, i love you."

"I love you, too."

TBC
Mungkin ini chapternya gak terlalu banyak
Sekitar 10 chapter atau bisa jadi gak sampai 10 chapter

EX Boyfriend || Yanan Yuto✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang