Hari keberangkatan Hermione, dia berpamitan pada Harry, Ginny dan Ron. Harry terlihat sedih untuk melepas kepergiannya walau lelaki itu berusaha menampilkan senyumnya.
"Jangan lupa untuk mengirim burung hantu, Hermione."
Hermione hanya tersenyum mendengar ucapan Harry, dia memeluk sahabatnya itu kembali untuk yang terakhir kalinya dengan erat sebelum akhirnya dia memulai perjalanan dan melambaikan tangan pada mereka.
Dia memutuskan untuk menggunakan pesawat daripada berapparate―Hermione ingin menikmati perjalanan. Setelah menempuh waktu dua jam di udara, dia menyeret kopernya saat turun di bandara.
Paman Charlie juga sudah memesankan taxi yang merupakan kenalannya untuk menjemput Hermione. Hermione mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan taxi tersebut. Matanya menangkap seorang pria cukup berumur yang memegang papan berisi namanya dengan huruf besar.
Akhirnya Hermione menghampiri pria itu, mereka saling berkenalan sejenak sebelum akhirnya pria itu membantu Hermione membawa barang-barangnya dan mempersilahkan Hermione untuk masuk ke dalam mobilnya.
Mobil pun melaju, butuh beberapa jam untuk mereka benar-benar masuk ke wilayah Forks. Hermione bahkan sempat tertidur di taxi tadi. Hermione menatap keluar jendela dengan helaan nafas. Dia berharap, keputusannya benar dan dia bisa memulai awal yang baru di sini, di tempat ini.
Hermione menurunkan kaca mobil dan memejamkan mata saat merasakan hawa dingin angin Forks yang menerpa wajahnya. Dia menghirup udara itu dalam-dalam, mencium bau basah, hujan dan kayu. Sudah lama sekali Hermione tidak menghirup udara kota Forks.
Dia menatap keluar untuk menikmati pemandangan hijau dari hutan di kanan dan kiri jalan. Meskipun tidak terlalu luas dan agak terpencil, Forks menawarkan pemandangan yang indah. Dikelilingi hutan lebat nan hijau, daerah ini senantiasa dilapisi kabut tebal. Hermione menyukai tempat ini lebih daripada rumahnya yang berada di london.
Begitu asik menikmati pemandangan diluar, sebuah mobil yang berlawanan arah melaju melewati taxi yang dia tumpangi. Mata cokelat Hermione beralih pada mobil putih itu dan bertemu tatap dengan sang pengemudi.
Untuk beberapa saat, waktu seolah berhenti. Hermione mendapati dirinya terpaku oleh tatapan itu. Rambut hitam, kulit pucat, hidung mancung dan pahatan wajahnya yang begitu tegas. Dia tampan, sangat tampan.
Tapi, bukan itu yang membuat Hermione terpaku―wajahnya, parasnya, betapa miripnya dia dengan seseorang yang begitu berarti baginya, Cedric.
Saat mobil itu akhirnya melewatinya dan membuat tatapan mereka terputus, Hermione berbalik untuk melihat punggung mobil yang semakin menjauh dari pandangannya itu.
Jantungnya berdegup dengan begitu kencang.
Tidak.
Tidak mungkin, itu tidak mungkin Cedric, Hermione sudah melihat di depat mata kepalanya sendiri bagaimana dia kubur, menghilang dibalik gumpalan tanah―tapi pria itu, dia...dia begitu mirip. Seolah mereka adalah satu orang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
VampireHermione kehilangan Cedric, lelaki yang menjadi labuhan hatinya. Perang dan kematian Cedric membawa trauma yang mendalam bagi Hermione dan Hermione tahu diam di dunia sihir hanya membuat semuanya semakin buruk. Maka dari itu Hermione memutuskan unt...