8. Edward's side
"Aku selalu bermimpi untuk mengikuti turnament ini dan menjadi juara. Biarkan aku―sekali saja.." ucapnya menatap Hermione dengan lelah. Air mata kembali mengalir di pipi Hermione kala dia menyadari bahwa pemuda dihadapannya ini masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengikuti turnamen berbahaya itu.
Tiba-tiba, Cedric menggenggam tangan Hermione, menarik gadis itu semakin mendekat pada tubuh jangkungnya.
"Aku berjanji akan menjaga diri, aku berjanji untuk selamat. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Hermione―tidak akan pernah. Aku hanya ingin mewujudkan salah satu impianku, itu saja."
Hermione menangis dalam diam, bungkam dan tidak membalas ucapan lelaki itu. Keheningan melanda keduanya saat Cedric menarik Hermione masuk ke dalam pelukan lelaki itu. Melingkari lengannya di tubuhnya dengan posesif.
"Setelah turnament itu selesai―apapun hasilnya, apakah aku menjadi juara atau tidak, aku akan membawa hubungan kita ke publik, semua orang berhak tahu bahwa kau adalah milikku dan begitupun sebaliknya. Aku tak akan peduli jika orang-orang memanggilku brengsek karena mengencani anak di bawah umur."
Hermione sedikit tertawa dalam tangisnya mendengar kalimat terakhir Cedric. Dia masih marah, tetapi ucapan lelaki itu sedikit menggelitik perutnya.
"Kau memang brengsek," serak Hermione dan membuat Cedric terkekeh pelan. Lelaki itu mendorong bahu Hermione untuk membuat mereka kembali saling tatap.
"Aku akan menjaga diriku sendiri, aku berjanji."
Hermione menarik nafas dalam. Menatap mata lelaki yang dicintai itu dengan dalam, dadanya sesak oleh rasa sakit tetapi dia tetap menunjukkan senyumnya.
"Aku akan membunuhmu jika kau terluka."
"Cedric."
"Edward?"
"Edward!!"
Dia tersentak, membuka matanya saat merasakan guncangan dibahunya. Suara itu kembali menyebut namanya, saat dia menajamkan penglihatannya, dia melihat wajah Esme yang berkerut khawatir saat menatapnya.
"Edward?"
Edward mengerang pelan dan membawa tubuhnya untuk bangkit terduduk, dia mengedarkan pandangannya kesekitar dan menyipit untuk mendapati seluruh anggota keluarganya berkumpul di kamarnya dan menatapnya dengan berbagai macam tatapan. Khawatir, bingung, takut.
"Kau tidur.. dan bermimpi."
Itu suara Rosalie memecah keheningan. Kening Edward berkerut saat dia menunduk untuk kembali mengumpulkan seluruh memorinya.
"Vampire tidak tidur, apalagi bermimp!"
The Cullens yang lain masih dalam keterbungkaman mereka, tetapi tak ada yang bisa menyembunyikan ketegangan yang terjadi di ruangan itu. Charlisle sebagai yang tertua memutuskan untuk melangkah maju dan menghampiri Edward yang masih terduduk diam di atas sofa miliknya. Tangan pria bersurai emas itu menyentuh bahu sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
VampireHermione kehilangan Cedric, lelaki yang menjadi labuhan hatinya. Perang dan kematian Cedric membawa trauma yang mendalam bagi Hermione dan Hermione tahu diam di dunia sihir hanya membuat semuanya semakin buruk. Maka dari itu Hermione memutuskan unt...