Prolog

96 9 0
                                    

Terkadang kita harus menelan kepiluan agar paham akan arti kebahagiaan.

Terkadang juga kita harus tahu kapan melepas untuk mencari kebahagiaan atau memilih bertahan.

Semua itu bergantung akan posisi dan situasi.

***

Gadis yang menunggu seorang pria itu menunduk, menyembunyikan kesedihannya. Liana, nama gadis cantik itu, ia paham akan semua yang terjadi di dunia ini hanya sementara tapi apa itu juga termasuk Wira? Pria yang sudah menemaninya selama lima tahun ini.

Entahlah, ia juga bingung dengan semua ini.

Liana yang mendengar suara tarikan kursi sontak mengusap sisa air matanya dan menatap pria yang baru saja datang. "Loh? Wajah kamu kenapa?" Ucap Wira penuh kekhawatiran.

"Ah enggak."

"Ada apa sih?" Liana menatap tepat di manik netra Wira, ia membayangkan jika hidupnya tanpa pria ini apakah akan bahagia atau tidak? Entahlah ia sudah cukup bergantung akan pria ini.

"Ini apa?" Tangan Liana menyodorkan sebuah kertas dimana kertas itu tercetak foto Wira dan seorang perempuan. Jangan lupa ada nama mereka yang tertulis rapi dan cantik bersanding, Liana tidak mengenal perempuan itu, yang ia tahu bahwa perempuan itu adalah mantan pacar Wira.

"Loh kok ada dikamu?"

Fix, ini semua nyata, Liana. Batin Liana.

Mencoba mengumpulkan keberanian Liana menatap Wira dan mengucapkan sebuah kalimat yang sangat anti mereka ucapkan.

"Aku mau kita putus, percuma berhubungan lama tapi kamu berakhir dengan perempuan lain." Karena bagaimanapun Liana bukan perempuan bodoh yang mau diduakan atau menjadi pengganggu hubungan orang lain.

Selesai mengatakan hal itu Liana bangkit dan pergi keluar dari cafe, air mata yang ia tahan keluar begitu saja tanpa bisa ia bendung. Ia menangisi kebodohannya selama ini.

"Kenapa sesakit ini?" Racaunya saat ia duduk di halte menunggu bus yang akan mengantarkannya pulang.

Sebuah perpisahan terkadang hadir untuk menyadarkan kita akan arti sebuah kehadiran. Dan Liana harus menyadari itu, bahwa kisahnya tidak akan pernah indah jika itu berhubungan dengan Wira.

Munafik memang. Tapi inilah hidup, tidak ada satu orangpun yang bisa menjamin kebahagiaan diri kita selain kita sendiri.

Tbc

Simpen dulu ya gaes, kapan2 lanjut.

How Are You? ✔ (KARYAKARSA Dan KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang