Stuck

750 15 0
                                    

Sepenggal kisah tentang Jean dan Wanda yang kehilangan arah.





Kapan terakhir kali kalian dapat tertidur dengan nyenyak?

Kapan terakhir kali kalian mendapatkan mimpi indah yang membuat enggan membuka mata untuk kembali memulai hari? 

Kapan? Wanda juga tak ingat. Terakhir kali ia memejamkan mata dengan tenang adalah saat ia tertidur dalam dekapan Aidan. Beberapa minggu yang lalu, setelah bertahun-tahun mengalami mimpi buruk maka malam itu terasa sangat berharga bagi Wanda bahkan hingga detik ini. 

Wanda Ayu pernah begitu mencemooh kehadiran trauma dalam dirinya. Berulang kali menampar pipinya sendiri untuk tidak mengemis belas kasih dari orang lain dengan mengatas namakan trauma. Mencoba berdiri sendiri meski terseok karena hal yang menikamnya. Wanda Ayu tidak percaya trauma, meski pernah hampir mati karenanya. 

Tapi malam ini kenyataan sekali lagi menentang logikanya. Trauma, sebuah luka tanpa rupa itu diam-diam kembali menikamnya hingga membuat dirinya kesusahan untuk sebatas kembali merangkak berdiri. 

"Kebangun lagi?" Jean berdiri di ambang pintu balkon tempat Wanda merokok. Puan ayu yang sedang menghembuskan asap nikotin itu mengangguk tanpa menoleh. 

Jean tidak tau apa yang membuatnya bersimpati dengan iblis ayu yang kini menyandarkan kepala pada bahunya itu. Setelah secara tidak langsung lelaki tampan itu pernah menghancurkan kehidupan si cantik, tetapi Jean juga yang kembali mengulurkan tangan dan bantuan bahkan pelukan.

"Gavian?" 

Wanda mengangguk pelan. Ia menyudutkan rokoknya yang masih tersisa setengah ke asbak. "Harusnya gue takut ketinggian kan? Tapi setelah kejadian Gavian, gue ternyata cuman takut soal kehilangan." 

Jean tersenyum, mengambil rokok Wanda dan menyalakannya kembali. Lelaki itu terdiam, mempersilakan perempuan yang beberapa minggu terakhir ia tampung di apartemennya berbicara 

"Kabar Gigi sama Raka gimana, Je?" 

Pertanyaan itu tak lantas Jean jawab, bahkan ia memilih untuk kembali menghisap rokok dan hanya tersenyum menatap pemandangan malam yang luar biasa indah. Lampu mobil yang menyala membuat garis lurus sejalur dengan jalan. Indah, tetapi mata Wanda yang menatapnya menuntut jawaban tetap saja berhasil mendistraknya. 

"Baik-baik aja, Nala juga baik-baik aja."

"Gue nggak nanyain dia." 

Jean hanya tersenyum, ia menoleh ke arah wajah Wanda yang kini memberengut karena Jean sengaja menyebutkan nama itu. Nama yang sangat Wanda hindari. 

Wanda merapatkan tubuhnya ke arah Jean, mencari kehangatan karena angin malam yang semakin menembus selimut yang membungkus tubuhnya. "Lo sama Karin gimana?"

Jean melingkarkan lengannya pada pinggang Wanda. "Ya gitu-gitu aja."

"Lo udah mulai bosen ya sama dia?"

Lelaki itu terdiam beberapa saat, lantas menggeleng. "Enggak, ada lo soalnya."

Wanda tersenyum miring. Memaki dalam hati. "Lo tau ga?"

"Apa?" Jean semakin menarik gadis itu mendekat dalam rangkulannya. 

"Cowok kalo udah selingkuh biasanya bakal selingkuh lagi."

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang