Meant to be?

541 21 0
                                    

Wanda Ayu dengan Aidan Dirandra setelah menyandang status sebagai saudara.



Wanda menginjak rokoknya yang telah habis dengan sepatu. Ia berniat akan menghampiri Jean sembari menyalakan rokok barunya, tetapi seseorang yang menghentikan mobil di seberang jalan dan segera keluar dari dalam membuatnya menghentikan langkah. Aura mahal terpancar dari wajah ayu yang menurun pada Wanda.

Tas mahal yang dijinjing, pakaian branded yang dikenakan, dan mobil mewah yang dikendarai segera saja membuat bisik rendah terdengar berisik di sekitar Wanda yang hanya terdiam di tempatnya dan menanti perempuan yang tengah berjalan ke arahnya itu.

Kedua alis si cantik bertaut, menatap lurus-lurus wanita yang kini berhenti tepat di hadapannya. Mengundang banyak pasang mata untuk menonton, telinga untuk menguping, dan bibir untuk berbisik menggunjing.

Jean yang turun dari mobil memilih menunggu di seberang jalan dan tidak mendekat ikut campur urusan antara ibu dan anak itu.

Wanita itu tersenyum ramah, menyambut putri semata wayangnya dengan sentuhan lembut di pipi dingin Wanda. Pandangannya sendu dan sarat akan kerinduan yang terlihat palsu di mata Wanda. "Mama sudah ke makam Gavian, kamu pasti mengalami hari yang berat ya?"

Wanda masih terdiam, hanya semakin menelisik wanita yang telah melahirkannya. Kusma Ayuni tersenyum mengerti akan tatapan putrinya, ia segera menurunkan tangannya dan membuka tas mahalnya. Mengeluarkan sebuah undangan dan menyerahkannya pada Wanda yang sama sekali tak membalas keramahannya dan tak peduli akan desas desus yang didengar.

"Kamu mungkin nggak maafin Mama, Mama ngerti. Tapi kamu tetap anak Mama, Wanda. Kita tetap keluarga, nama kamu tetap Mama masukkan ke dalam kartu keluarga kita sekarang." Kusma mendekat ke arah Wanda, merendahkan suaranya saat berbicara.

Keluarga kita sekarang? Siapa maksudnya?

"Kakak kamu, maksud Mama- Aidan. Mama mau kita makan malam bersama, kamu datang ya." Wanda menelan ludahnya susah payah. Tak percaya. "Mama pamit dulu, uang bulanan kamu akan tetap Mama kirimkan. Selamat siang, anak Mama."

Setelah Kusma berlalu dari sana, Wanda baru melirik undangan yang berada di tangannya. Menahan makian dan air mata yang hampir lolos. Makan malam itu, acara pertunangan Aidan dengan Lentera Deepa salah satu putri kolega Kusma dan Hari.

Perempuan ayu yang menyandang nama indah itu, juga salah satu model jebolan putri Indonesia yang sedang naik daun. Dari kejauhan, Aidan hanya mampu menahan napasnya saat melihat Jean segera berlari ke arah Wanda dan mendekapnya erat meski masih berada di area kampus.





Apa hukuman yang pantas untuk manusia yang pernah menghancurkan perasaan seseorang tanpa peduli apapun?

Wanda menggigit bibirnya kuat-kuat menahan getar yang hampir meloloskan isakannya. Ia tak pernah sebegini terlukanya hanya karena kehilangan seseorang. Meskipun meninggalkan lelaki itu adalah keputusannya sendiri, nyatanya perasaan takut itu masih ada. Aidan akan segera menjadi milik orang lain dan bukan lagi hanya akan mencintainya.

Wanda benci diduakan, si cantik juga benci akan fakta jika dirinya mungkin memang sedang mendapatkan karma.

Keputusannya untuk kembali ke apartemen miliknya sendiri ia rasa benar kali ini, karena tak perlu menyembunyikan air matanya yang dengan sial berhasil menitik padahal ia tahan sekuat tenaga.

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang