Garis Akhir

151 2 0
                                    

Perjalanan panjang tentang sebuah cara mencintai pada akhirnya mengenal kata berhenti. Segala hal tidak rasional yang pernah begitu menggiurkan kemudian membawa kembali kesadaran.

Bahwa aku, dan kamu, kemudian kita telah mencapai titik akhirnya.

Perasaan memang datang dengan waktu yang begitu tepat. Dimana terkadang akan terlalu cepat, dan juga akan terlambat.

Kasus kali ini, kita berada dalam sebuah garis waktu yang bahkan sama sekali tidak bersinggungan. Maupun aku dan kamu sama sekali tidak bertemu. Titik koordinat kita telak berbeda.

Jarak yang membentang begitu jauh. Sehingga kamupun begitu sulit terengkuh.

Pengharapan tanpa tuan ini akhirnya kembali aku kebumikan. Bukan karena kamu tidak pantas, tapi mungkin karena perasaanku yang tidak berbalas.

Seluruh tentangmu kemudian aku sumpahkan dalam sayup setiap kali mata hampir terpejam. Semoga, tidak hanya aku yang kemudian akan jatuh dan patah. Tetapi kita.

Terlalu lancang, memang. Lagipun, pengecut mana memangnya yang berani menjatuhkan diri pada pengharapan yang semu selain aku? Aku sudah terlalu berani dan ini waktu untuk berhenti.

Batas yang selama ini terlanggar sudah sebaiknya kembali dalam lingkar.

Semu. Semu. Dan abu.

☔️

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang