This time is the last. Selamat membaca!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Besoknya seperti biasa Winter jemput Karina dulu dirumahnya sambil ngaca dulu ya kan siapa tau dimatanya masih ada belek kan ga lucu. Setelah dilihat udah sempurnah Winter langsung turun dari motor dan buka pagar rumah.
"Pagi om." Sapa Winter sama Seulgi yang lagi duduk diteras baca koran.
"Pagi juga, Winto. Tumbenan nih rapih bener ga kaya biasanya, sini duduk dulu." Suruh Seulgi lipat korannya terus ditaruh diatas meja, ga lupa kacamatanya juga ikutan dilepas.
"Hehe iya om soalnya disekolah lagi ada lomba jadi harus bersih dan rapih," Winter terkekeh, "Om udah sarapan?"
"Baru minum kopi sih, kamu mau kopi juga?" Tawar Seulgi tapi Winter langsung gelengin kepala.
"Gak usah om, makasih."
"Kalo Karina yang buatin mau gak?" Goda Seulgi mukanya ngeselin mana alisnya naik-naik lagi, Winter kan jadi salting digituin.
Ga lama Karina keluar dari dalam rumah sambil nyari-nyari sesuatu didalam tasnya, mukanya juga kaya panik gitu.
"Kenapa, Rin?" Tanya Winter.
"Ini nih gelangku hilang, aku cari dikamar juga gak ada, duh dimana ya??" Keluh Karina masih bongkar isi tasnya diatas meja tapi gak ketemu-ketemu.
"Kamu salah naruh kali dek, coba tanyain mama siapa tau ada sama dia." Sahut Seulgi lalu sruput kopinya, sungguh nikmat.
"Kata mama gak lihat, aneh ih padahal kemarin pas mau mandi aku taruhnya diatas meja kamar kok." Jawab Karina coba ingat-ingat aktifitasnya.
"Nanti pulang sekolah aku bantuin nyari ya," Winter coba nenangin Karina abis itu isi tas yang dibongkar sama Karina tadi dimasukin lagi kedalam tas, "Atau kalo gak ada kita beli yang baru aja."
"Enggak mau, maunya yang itu!" Cemberut Karina.
"Iya yaudah nanti kita cari ya." Bujuk Winter ngelus-ngelus rambut panjang Karina penuh sayang.
Seulgi cuma senyum-senyum lihat Karina dan Winter sedikit kesel juga karna keberadaannya kaya gak dianggap, padahal udah jelas-jelas muka Seulgi ada didepan mereka berdua.
"Gak mau kesekolah kah? Udah mau jam tujuh loh ini." Tegur Irene dibelakang Karina, ditangannya udah ada keranjang belanja.
"Eh iya, hehe." Winter tersentak abis itu salim sama Irene dan Seulgi, begitupun dengan Karina. Abis pamit Winter segera bawa Karina pergi.
"Pah temenin mama ke pasar yuk." Ajak Irene duduk disampingnya Seulgi.
"Males ah, mama pergi sendirian aja ya, papa masih mau baca koran dulu nih si Sambo udah jadi tersangka." Balas Seulgi tanpa noleh.
"Ya udah kalo gitu mama gak masak ya hari ini, kita gopud aja." Malas Irene naruh tas belanja diatas meja, mau berdiri tapi tangannya langsung ditahan Seulgi.
"Gitu doang merajuk, ayolah papa anterin." Kekeh Seulgi cium pucuk kepala Irene terus jalan kedalam ambil jaket sama kunci motor.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Bucin banget anjing, jalan doang pake pegangan tangan segala, ga bosen lu?" Sewot Yujin pas Winter dan Karina udah sampe didalam kelas.
"Dih apaansih, makanya itu si Minjuu tembak aja jangan digantungin mulu biar lo ga iri terus." Balas Winter narik tangan Karina untuk duduk.
"Iya Yujin lo aneh banget sumpah, udah tau Minjuu juga suka sama lo kenapa ga ditembak aja tolol," Ryujin yang lagi nyapu menyaut, "Ato mau gue tembak deluan aja Minjuu nya??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karina! Look Here | Winrina ✔️
Fiksi Penggemar(Wintop 👍) °° | Bahasa Non Baku | Kata-kata kasar