The Blinding Sun

185 16 1
                                    

"Terima kasih untuk perhatiannya semua," ucap wanita berkemeja merah di depan podium. Dia mulai mengemasi beberapa buku dan menenteng laptop miliknya.

"Mohon diingat kalian sudah memasuki semester enam. Kalian sudah bisa mengajukan rancangan kegiatan dan tempat tujuan magang kalian."

Suara mahasiswa di ruangan mulai terdengar mendengung bak sekawanan lebah. Ada beberapa yang nampak antusias, tak sedikit pula yang harap - harap cemas.

Shen Jiu menopang dagu dengan tangannya sambil mengamati keriuhan di kelasnya. Dia masih belum memikirkan rencana magangnya. Banyak hal yang nampaknya harus ia mulai, seperti menyesuaikan jadwal kerjanya dan mencari tempat yang sesuai. Tanpa ia sadari, pikirannya melayang ke pria yang memberinya kartu nama beberapa hari lalu.

Dia lebih tinggi beberapa kepal tangan dari Shen Jiu. Tubuhnya tegap dan bidang. Matanya teduh keabuan dengan sedikit gurat halus di ujungnya. Beberapa helai rambutnya nampak sudah memutih.

A silver fox, Shen Jiu pikir. Sambil dia ingat kembali suaranya yang dalam. Ada sesuatu yang terselip dari cara lelaki itu menyebut nama Shen Jiu. Namun, apapun itu, Shen Jiu memilih untuk tidak mencari tahu sama sekali.

"...Jiu...Shen Jiu..."

Tersentak, Shen Jiu terbuyar dari lamunannya. Di hadapannya kini ada wajah yang sangat familiar.

"Qinghua." Tangannya memijat batang hidungnya. Dia kembali menatap wajah di hadapannya dengan ekspresi yang datar. "Kau mengagetkanku."

Shang Qinghua mengerucutkan bibirnya, "Aku sudah memanggilmu berkali kali tapi kau tetap saja diam melamun." Dia menarik kursinya mendekat ke Shen Jiu. "Apa sih, yang kau pikirkan?"

"Tidak ada. Aku hanya mengantuk." Shen Jiu mulai mengemasi alat tulis dan bukunya.

"Jangan bohong. Aku tahu kau sedang memikirkan seseorang kan?"

Shen Jiu mengangkat buku paketnya dan memukulkannya ke kepala Shang Qinghua. "Berhenti bicara omong kosong."

Lawan bicaranya hanya meringis dan mengusap kepalanya, "Selama ini aku tidak pernah melihat kau punya pacar atau dekat dengan seseorang. Aku hanya penasaran."

Ucapan kawannya membuat Shen Jiu mendengus, "Menghabiskan waktu saja. Aku tidak tertarik untuk memiliki seseorang yang harus aku urus dan perhatikan. Merepotkan."

Apa yang dia katakan memang benar adanya. Dia tidak pernah terpikir untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Hidup baginya hanya tentang menyambung hari demi hari dengan bekerja. Dia merasa tidak memiliki hak dan waktu untuk sekedar 'jatuh cinta'.

Tidak mendapat jawaban yang memuaskan, Shang Qinghua mengangkat bahunya. "Terserah kau saja. Ngomong ngomong, kau sudah dapat tempat magang belum?"

Shen Jiu memakai tasnya dan berdiri. Dia rapikan kemeja hijau mudanya yang tertekuk. "Beberapa hari lalu ada seseorang yang menyuruhku untuk menelponnya. Katanya dia bisa membantuku mencari tempat magang "

Disampingnya, Shang Qinghua membelalakkan mata. "Dan kau mengiyakannya?! Yang benar saja! Kalau dia ternyata penipu atau sindikat penjual organ dalam bagaimana? Apa kau tidak ngeri?!" Pria mungil itu bergidik. Masa masa kini haruslah waspada! Pikirnya. Dia tidak mau berakhir diperbudak di negara asing, atau lebih parahnya, dibunuh lalu diambil ginjal atau hatinya untuk dijual. Nope!

Shen Jiu mendecakkan bibirnya, "Qinghua, kau ini benar benar bukti nyata akibat bayi kurang gizi di masa pertumbuhan." Dia merogoh saku dan mengambil dompetnya. Dia ulurkan kartu yang Yue Qingyuan berikan padanya. "Tapi dia memberiku kartu namanya."

Rasa penasaran mengalahkan kengerian dalam diri Shang Qjnghua. Dia ambil kartu nama dan membacanya lamat - lamat. "Wow Qiong Ding Enterprise sangatlah terkenal, bro. Dia incaran banyak mahasiswa beberapa tahun belakangan. Rumornya, upah disana cukup untuk membeli semua makanan di kantin setiap hari selama sebulan."

The Crowded House (SVSSS AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang