Mahasiswa Himpunan

14 2 0
                                    

Sebenarnya saat itu Alfin sedang duduk-duduk saja di kursi dekat lapangan, ia sedang menatap langit yang sedang cerah kala itu dengan banyak-nya awan yang lewat dan burung yang melintas. Ia saat itu sedang menunggu kelas Pak Cecep yang dilaksanakan pada setengah delapan pagi namun saat itu jam baru menunjuk ke angka tujuh, masih ada sekitar setengah jam lagi sebelum kelas Pak Cecep dimulai. Sampai suatu ketika ada kumpulan orang ramai-ramai berbondong-bondong menuju ke arah mading kampus yang berada tak jauh dari lapangan, hal itu pun mengalihkan pandangan Alfin kala itu dan ia pun terfokus ke arah kumpulan mahasiswa dan mahasiswi yang ada di depan mading.

Karena penasaran ia pun segera kesana untuk mengetahui sebenarnya ada apa sih sehingga orang-orang berkumpul di depan mading. Dan ketika Alfin kesana ia melihat di mading terdapat pengumuman yaitu HIMA (Himpunan Mahasiswa) setiap jurusan membuka lowongan untuk para mahasiswa yang berminat untuk bergabung, karena hal itu lah banyak orang yang antusias untuk mengikuti organisasi ini. Tapi tak sedikit juga yang acuh dengan informasi ini biasanya mereka yang acuh adalah tipikal mahasiswa yang hanya fokus untuk menjalankan perkuliahan agar bisa sarjana tepat pada waktunya, ya semua itu kembali ke keinginan masing-masing.

Melihat informasi itu Alfin pun ikut bimbang antara mengikuti atau tidak, karena ia mempunyai beberapa alasan untuk tidak mengikuti HIMA, yang pertama dia ingin fokus menjalankan perkuliahan agar bisa sarjana tepat pada waktunya, yang kedua dia juga memiliki kedai kopi yang harus ia urus, yang ketiga ia tidak pandai bergaul khususnya dengan orang baru, itulah kenapa ia lebih sering bergaul dengan ketiga temannya. Ketika dirasa cukup untuk mengetahui apa yang ada di mading Alfin pun kembali ke kursi tempat sebelumnya ia duduk, sambil terdiam itu ia memikirkan apakah dia harus ikut organisasi atau tidak?

"Kalau gue ikut organisasi gue bisa bagi waktu gak ya?" Ucap Alfin sambil menatap langit

Ketika Alfin sedang bersantai seperti itu, tiba-tiba saja Sanusi datang dan duduk di sebelahnya. Ia tidak datang dengan tangan kosong saat itu, ia membawa sebungkus gorengan yang baru saja ia beli di depan kampus.

"Sendirian aja lu Fin" Ucap Sanusi sambil membawa tempe goreng

"Iya yang lain gak tau pada kemana"

"Mikirin apa lu?"

"San menurut lu ikut organisasi itu penting gak sih?"

"Penting gak penting sih Fin, sebenernya kita masuk organisasi tuh buat membangun diri kita agar lebih berdisiplin, berkarakter, menambah relasi, dan juga saling menghargai. Jadi ada bagusnya sih kita masuk organisasi"

"Iya juga sih, tapi lu sendiri tertarik ikut organisasi gak?"

"Kalau ada kesempatan sih ya kenapa nggak" Ucap Sanusi sambil membawa gorengan tempe

"Lah lu nggak tau emang kalau HIMA dah buka lowongan?"

"Tau cuma gue masih mikir-mikir dulu, ini dimakan gorengannya gak enak di anggurin kayak Wawan sama Aulia hahahaha"

Alfin pun memakan gorengan bersama dengan Sanusi sambil menunggu kelas dimulai. Tak lama setelah mereka menghabiskan gorengan Wawan tiba-tiba saja datang dan duduk di samping Alfin, saat datang Wawan bermuka tidak seperti biasanya ia kala itu bermuka masam dan kusut entah apa yang dialaminya. Sontak hal itu pun membuat Alfin ingin bertanya kepada Wawan dan ketika di tanya jawaban Wawan hanya sederhana saja.

"Kenapa lu Wan?"

"Air di rumah gue kagak nyala makannya gue belum mandi" Ucap Wawan dengan santai nya

"Dih jorok lu Wan kan bisa ikut ke tetangga buat numpang mandi"

"Ogah ah malu gue, tar gue ikut mandi di kost-an lu aja ya"

Setelah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang