9

3.2K 469 80
                                    

Happy reading

***


Jam dipergelangan tangannya sudah menujjukkan angka delapan, dimana acaranya saat ini pasti sudah dimulai.

"Kau ganti baju, apa tidur?!" Wang yibo berdecak kesal saat menyerukan itu. Seumur-umur Wang yibo tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya menunggu, dan sekarang pria itu barulah tau, jika yg disebut menunggu itu ternyata tidak enak, dimana rasa kesal dan greget berkumpul menjadi satu sehingga membuat kepalanya seakan ingin meletus.

"Maaf," orang yg ditunggu pun akhirnya menampakkan wujudnya. Xiao zhan menghampirinya dengan malu-malu, pemuda itu tidak percaya diri dengan penampilannya saat ini.

Mengetahui orang yg sudah membuatnya kesal setengah mati itu kini berada didepannya, Wang yibo mengangkat wajahnya dan bersiap untuk menumpahkan semua kata-kata makiannya. Tapi, kata-kata tersebut akhirnya hanya bisa tercekat ditenggorokannya, mulutnya kini hanya menganga tanpa adanya suara yg keluar. Wang yibo tercengang penampilan orang didepannya.

"Kenapa melihatku begitu? Aku jelek ya? Aku ganti baju lagi kalo begitu-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa melihatku begitu? Aku jelek ya? Aku ganti baju lagi kalo begitu-"

Wang yibo dengan cepat meraih tangannya untuk menghentikan Xiao zhan.

"Ada apa?" Ia kembali menoleh ke wajah pria itu.

"Tidak perlu ganti. Acaranya sudah dimulai. Ayo!" Tukasnya kemudian menarik tangan pemuda itu untuk mengikutinya.

"Tuan, pelan-pelan jalannya." Ucapnya ketika Xiao zhan mulai kesulitan mengimbangi langkah lebar pria itu. Mendengar hal itu pun Wang yibo akhirnya melambatkan langkahnya. Kini keduanya pun jalan bersisian layaknya seorang pasangan.

"Nanti, aku harus apa disana?" Xiao zhan memulai percakapan dalam perjalanan tersebut.

"Cukup selalu berdiri disampingku."

"Kalo nanti mereka bertanya macam-macam bagaimana?"

"Tidak perlu menjawabnya kalo kau tidak ingin."

"Kira-kira acaranya lama tidak?"

"Kita bisa kembali sebelum acaranya selesai." Mendengar jawaban tersebut, Xiao zhan pun puas.

Layaknya pasangan sungguhan, dimana pengantin baru biasanya selalu mesra dimana pun mereka berada hingga membuat iri pada yg menyaksikannya, pasangan Yizhan pun begitu. Xiao zhan mengapit erat lengan suaminya seperti seorang pasangan yg posesif dan Wang yibo tidak tampak keberatan karenanya. Justru, senyuman tipis kini terpatri diwajah pria datar itu, dimana hal tersebut membuat banyak kaum hawa begitu terpesona.

My Beloved Wife. (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang