17

3.8K 466 60
                                    

Happy reading

***




Langit masihlah gelap, dimana penghuni lainnya dikediaman Wang masih tertidur pulas dengan bergelung didalam selimut hangat. Tapi tidak dengan orang yg satu ini, Xiao zhan terpaksa terjaga ketika rasa mual itu kembali muncul. Pemuda itu segera berlari ke dalam kamar mandi, memuntahkan semua isi perutnya yg hanya berupa cairan, kondisi seperti ini sungguh sangat menyiksa baginya.

"Ughh, kalo tau begini aku tidak mau disuruh hamil. Ini sungguh sangat merepotkan." Xiao zhan menggerutu setelah menyeka mulutnya dengan air. Pemuda itu kini menatap cermin dengan linglung, melihat pantulan dirinya yg sudah serupa mayat hidup karena saking pucatnya.

"Baby, bisakah kau tidak terus menyiksaku seperti ini?" Xiao zhan meraba perutnya dengan gemas, semua yg menimpanya kini akibat kehadiran sosok si jabang bayi yg saat ini berada dalam perutnya.

"Baby, jangan begini. Tolong kau siksa papamu juga, jangan hanya aku saja, pria itu juga turut andil dalam proses pembuatanmu, kenapa hanya aku yg harus merasakan ini?!" Xiao zhan tak terima, tapi setelah menggumamkannya ia justru terkekeh sendiri, sekejap kemudian ia kembali mengelus perutnya dengan lembut, rasanya lucu sekali ketika berbicara seperti itu pada janin diperutnya, padahal janinnya sendiri masihlah berusia beberapa minggu yg artinya itu hanya masih berupa gumpalan darah tanpa nyawa, tapi ia sudah mengajaknya bicara seolah bayinya itu sedang berada dalam gendongannya.

"Ketika kau lahir nanti, apa dia akan sangat menyayangimu?" Xiao zhan bertanya lirih. Tiba-tiba perasaannya berubah sedih, mungkin karena kondisinya saat ini hingga moodnya bisa gampang berubah-ubah dalam sekejap seperti ini, sangat labil.

"Meskipun dia tidak begitu menyayangimu nantinya, tapi ada kakekmu yg akan sangat menyayangi dan memanjakanmu." Gumamnya seolah menyemangati sang calon bayi, lalu bagaimana dengan dirinya sendiri? Apa Xiao zhan yg notabene adalah ibu kandungnya tidak akan menyayangi buah hatinya itu.

Kalo boleh jujur, ibu mana yg tidak memiliki perasaan itu untuk bayi yg selama sembilan bulan itu menyatu dalam raganya. Tapi, apa Xiao zhan pantas disebut seorang ibu, jika niat awalnya saja sudah salah, yaitu demi uang. Ibu macam apa yg menukar anak yg sudah dikandungnya dengan susah payah hanya demi uang. Membayangkan hal tersebut membuat air matanya jatuh tanpa bisa ia cegah.

"Sayang, maafkan mama. Mama terpaksa melakukannya, keadaan yg memaksa mama. Sayang, mama harap kau tidak membenci mama, setidak hidup didalam keluarga ini meski tanpa seorang ibu hidupmu pasti akan jauh lebih baik dibanding hidup dipanti seperti mama. Maaf, maafkan keegoisan mama,..." tubuh Xiao zhan jatuh merosot kebawah, pemuda itu duduk dilantai kamar mandi yg dingin sambil menekuk kedua lututnya. Andai ia boleh meminta, ia tidak ingin menjalani takdir yg seperti ini. Terlahir sebatang kara tanpa adanya dukungan keluarga yg bisa ia jadikan tempatnya mengadu.

Lalu bagaimana dengan adik-adik dan ibu pantinya, apa mereka bukan keluarga?

Hidup yg mereka jalani sudah sama sulitnya dengan dirinya, dan Xiao zhan tidak ingin membagi kesedihannya pada mereka. Cukup pendam dan diam, tersenyumlah seolah dunia ini begitu indah, meski senyummu itu palsu itu jauh lebih baik daripada menangis hanya untuk dikasihani.

Ceklek...

Xiao zhan mengintip ke arah pintu yg masih setia tertutup. Mungkin itu hanya perasaannya saja yg seolah mendengar seseorang menutup pintu tersebut.

My Beloved Wife. (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang