13

3.4K 446 46
                                    

Happy reading

***


"Sejak kapan tuan disini?" Itu kalimat pertama yg Xiao zhan ucapkan setelah terbangun dari tidurnya, ketika mendapati Wang yibo tengah duduk disisi sebelahnya.

"Sejak tadi siang. Bagaimana keadaanmu? Apa kau ingin sesuatu?" Tanyanya penuh perhatian.

"Aku ingin minum." Wang yibo pun meraih gelas diatas nakas kemudian memberikannya pada Xiao zhan setelah membantunya untuk duduk terlebih dahulu.

"Apa tuan melihat Liqin Jie?" Tanyanya ketika tidak menemukan keberadaan wanita itu didalam ruangan.

"Teman perempuanmu itu?"

"He em." Xiao zhan mengangguk.

"Dia pamit pulang setelah aku tiba."

"Oh," serunya. "Tuan, tidak pulang?" Xiao zhan bertanya lagi ketika mengetahui langit sudah sepenuhnya gelap ketika ia tidak sengaja melihat kearah jendela.

"Kalo aku pulang siapa yg menungguimu." Jawabnya acuh tak acuh.

"Aku sudah baik-baik saja kok. Oh iya, apa kata dokter yg memeriksaku?"

"Kau kelelahan dan anemia."

"Oh, aku kira aku sedang hamil." Ujarnya santai, seakan hal tersebut adalah sesuatu yg sepeleh.

Wang yibo yg disampingnya pun tidak akan kaget lagi dengan apa yg keluar dari mulut pemuda itu.

"Apa saja yg kau kerjakan hingga sampai kelelahan dan pingsan seperti itu?"

"Ya banyaklah, memang kau saja yg bisa sibuk." Dengusnya, ia tidak terima jika dirinya diremehkan.

"Setelah menjadi istriku kau kan sudah tidak perlu repot-repot kerja paruh waktu lagi. Semua kebutuhan dan biaya adik-adikmu sudah ku tanggung ke seluruhannya. Jadi, apalagi yg membebanimu?" Beginilah Wang yibo yg sekarang, jika dulu ia hanya akan berbicara satu dua patah kata saja, dan tidak akan mau repot-repot mengurusi orang lain. Tapi, setelah beristrikan Xiao zhan, pria itu jadi lebih cerewet daripada pada biasanya.

"Beban perasaan." Xiao zhan menjawab asal, memangnya kondisi tubuhnya yg drop seperti ini adalah kemauannya apa?

Wang yibo cukup peka, mengetahui kalo pemuda itu sedang dalam mood yg buruk ia pun akhirnya tidak bicara lagi.

"Tuan," tidak lama dari itu Xiao zhan kembali memanggilnya dengan mencicit.

"Apa?"

"Tuan sudah makan malam?" Ia bertanya seakan penuh perhatian.

"Kau lapar?" Xiao zhan mengangguk buru-buru.

"Ingin makan apa?"

"Apa saja, yg penting masih bisa dimakan." Ia tersenyum gembira.

"Baiklah, tunggu sebentar." Pria itu meraih ponsel disaku jasnya yg ia sampirkan disofa. Wang yibo pun hendak menghubungi nomor seseorang.

"Menelpon siapa? Layanan pesan antar?"

"Bukan, ini sekretarisku. Aku akan menyuruhnya membeli makanan."

My Beloved Wife. (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang