683 words
"Kukira kau tidak akan datang lagi." Perkataan baku dan formal berubah menjadi santai dan terkesan slengekan. Obrolan antara pengunjung tetap dan juga penjaga toko kaset tua berubah menjadi perbincangan antar teman.
Jaehyuk kini mengenal pria yang selalu menatapnya dengan garis mata yang memincing dan suara tawa yang nampaknya dipaksakan—khas penjaga toko. Bang Yedam. Dan Jaehyuk lebih senang memanggilnya Yedam saja, tanpa embel-embel apapun. Dan Yedam yang tahu bahwa umur keduanya memiliki gap yang cukup besar, meminta izin dengan mata yang masih memincing, tak apa jika aku memanggilmu dengan sebutan 'kau' saja?
Dan Jaehyuk terpaksa menyetujuinya. Berpikir mungkin Yedam belum melaksanakan wajib militernya. Biar dunia militer yang mengajarkan pada Yedam bahwa perbedaan umur—meski hanya satu tahun—itu berarti banyak.
"Kenapa aku harus berhenti membeli di tokomu?" ujar Jaehyuk masih sibuk memasang kaset pitanya pada pemutar kaset pita. Tidak lagi tertarik dengan Yedam yang duduk mengangkat kaki ke kursi putarnya dan tengah menyetel ulang gitar akustik.
"Karena kau tahu orang yang kau sukai tidak sendiri."
Jaehyuk berhenti merapikan kaset pita itu. Memilih untuk menghela nafas sekejap dan kembali memasang kaset itu sampai akhirnya ia bisa menekan tombol 'play' tanpa ragu. Mencoba mendengarkan isi dari kaset pita yang bersampul pria dengan luka tipis di pipinya. Terlihat cukup menggoda jika saja Jaehyuk tak segera menampar dirinya sendiri dan kembali mengembalikan sisi dominannya.
"You've got good taste of music man," pujian itu membuat senyuman mengembang pada wajah Jaehyuk yang muram. Kali ini ia datang ke toko ini secara khusus untuk membeli beberapa vinyl atau kaset pita baru untuk koleksinya. Tidak ada niatan untuk mencari hal lain, seperti sosok dungarees kotor yang ternyata sudah memiliki kekasih.
"Thanks—"
Ucapan itu menggantung begitu saja. Terpotong karena sosok yang lama tak ia lihat kembali muncul. Berjalan terhuyung sebelum akhirnya sebuah tangan menahan bobot tubuh sang dungarees yang hampir menghantamkan wajahnya pada jalanan. Namun genggaman itu tak berlangsung lama. Dungarees itu menghentakkan tangan pria yang telah menolongnya itu.
Yedam—si penjaga toko itu—berhenti menyetel gitarnya. Menatap waspada dengan tubuh siaga kearah pasangan yang terlihat akan segera berkelahi di depan tokonya. Dan Jaehyuk mengenali kewaspadaan Yedam yang meningkat dan menyebabkan dirinya semakin tertarik dengan apa yang terjadi antara pasangan itu.
Agak jahat ketika Jaehyuk berdo'a kalau pertengkaran itu adalah akhir bagi hubungan sang dungarees dan juga kekasihnya yang terlihat agak ringkih untuk ukuran dominan. Berbeda dengan dirinya yang memiliki massa otot yang cukup dan juga lemak yang tipis—bertujuan untuk membuat dirinya lebih manusiawi dan tidak mudah mati kedinginan.
"Yedam!" teriakan itu terdengar samar karena teredam suara musik yang mengalun dalam toko. Orang yang dipanggil namanya segera bangkit berdiri dan menyimpan gitar akustiknya penuh kehati-hatian. Namun suara lonceng terdengar lebih dulu sebelum tubuhnya bisa melompat keluar dari belakang meja kasir.
Jaehyuk menarik sang dungarees yang berteriak memanggil nama penjaga toko yang kini malah menatap tak percaya. Seolah baru saja melihat adegan cheesy dari drama mingguan yang selalu di tonton kekasihnya. Dan jika kekasihnya ada disini, maka dia akan berteriak dan berjingkrak senang melihat adegan selanjutnya.
"Dude, who are you?" pertanyaan itu keluar dari mulut kekasih sang dungarees yang tidak senang jika ada orang lain ikut campur dan berlagak seperti penolong bagi kekasihnya. Semua orang tidak menyukai hal itu. "Who the hell are you—oh, shit! Asahi! Come back here! Hamada!"
Dan itulah bagaimana Jaehyuk mengetahui nama si dungarees setelah hampir setengah tahun ia terus menerus memanggil pria itu dengan sebutan dungarees. Namun dengan cara yang tidak terlalu menyenangkan. Teriakan kekasihnya adalah satu-satunya cara Jaehyuk mengetahui nama asli dungarees—yang ternyata bernama Asahi Hamada atau Hamada Asahi, Jaehyuk tidak yakin.
Dan pria bernama Asahi itu berlari menuruni jalanan tanpa melihat kebelakang. Berlari semakin menjauh menghindari kejaran kekasihnya yang semakin tidak senang ketika Jaehyuk hendak mengejarnya. Ini nampak seperti film yang sangat menyebalkan, ketika pasangan utama dilanda masalah dan muncul lah pria asing tak dikenal yang bertindak sok pahlawan. Itu menyebalkan.
"Hey, Jaehyuk—" suara Yedam terdengar begitu menyebalkan saat ini, "—just, let them go, they're doing this every weekend."
Dan sisa hari Jaehyuk itu habiskan dengan mengobrol bersama Yedam, mendengarkan lagu pilihan pria muda itu, mendengarkan cerita tentangnya dan juga kekasihnya. Dan sesekali mereka menengok keluar jendela. Berharap Asahi ataupun kekasihnya muncul kembali. Namun sampai malam terlewat larut pun dua pasangan itu tidak terlihat.
***
Haloooooo
Sudah mengerti kan sekarang tipe updatenya? Wkwkwk maafkan karena aku senang membuat pusing kalian.
Terima kasih kepada semua orang yang sudah mau membaca cerita ini dan pada semua yang meninggalkan jejak kalian disini. Stay tuned

KAMU SEDANG MEMBACA
are you listening? || jaesahi || TREASURE
FanfictionIni tentang buruknya seorang Hamada Asahi dan egoisnya sosok Yoon Jaehyuk. Tentang Asahi dengan beragam omong kosongnya dan juga Yoon Jaehyuk yang enggan mendengarkan. Tentang bagaimana si aneh Asahi membawa masuk Jaehyuk-si rasional-pada dunia yang...