sebelum lima

102 16 0
                                    

Entah apa yang membawa lelaki yang baru saja pulang dari tempat kerjanya itu kesini. Ke sebuah jalan yang menanjak dengan kemiringan lebih dari empat derajat. Ngomong-ngomong tentang jalanan menanjak, kini Jaehyuk lebih sering menggunakan tangga ketika hendak pergi ke lantai yang dekat dengannya. Itu membuat para pegawai rumah sakit lainnya bergidik ngeri, karena yang mereka tahu adalah Jaehyuk adalah penggila lift yang akan menunggu selama 3 menit hanya untuk naik atau turun satu lantai.

Jaehyuk—yang baru saja pulang dari jaga malamnya dan belum sempat menginjakkan kaki di rumahnya—berdiri di jalanan ini lagi. Alih-alih menjalankan hobinya untuk mencari hidden gems dan memamerkannya pada Jeongwoo, kini ia lebih senang menghabiskan waktu luangnya berdiam diri di toko kaset tua dan mengobrol dengan teman barunya, Bang Yedam. 

Terkadang bukan Yedam yang ia temui, melainkan saudaranya yang bernama Bang Chan. Hampir saja Jaehyuk tertawa lepas di depan wajah Chan ketika pria itu berkata bahwa dia adalah saudara Yedam. Karena mereka tidak terlihat mirip, sama sekali tidak mirip. Namun ketika Chan menjelaskan bahwa dia adalah saudara jauh Yedam, akhirnya Jaehyuk bisa duduk dengan tenang.

Sebenarnya dibandingkan penjelasan mengenai silsilah keluarga Bang yang entah mengapa terlalu rumit untuk dipahami, Jaehyuk lebih senang mendengarkan fakta bahwa Yedam adalah anak hasil adopsi yang keluarga Bang temukan di depan pintu rumah mereka. Anggap Jaehyuk jahat, tapi bagi orang yang hampir saja membuatnya patah tulang karena sengaja menyenggol tubuh Jaehyuk saat mereka berjalan menuruni jalanan curam ini, Jaehyuk tidak merasa bersalah sudah menghina Yedam sejauh itu.

Tapi kini bukan Yedam ataupun Chan yang duduk di belakang meja kasir. Meja yang ternyata adalah sebuah meja yang Yedam beli di pasar loak—menjelaskan mengapa banyak sekali stiker antik tertempel disana. Sosok yang berdiri kaku di belakang meja kasir adalah sosok yang Jaehyuk hindari setelah mengetahui namanya.

Hamada Asahi—itulah kata Yedam.

Pria itu menatap Jaehyuk dengan netra yang menunjukkan kekosongan. Seolah menawarkan ruang untuk Jaehyuk tempati. Dan Jaehyuk akan dengan senang hati menempatinya. Ia akan menetap dalam pikiran si dungarees—Asahi—dan mengusir siapa saja yang berani-beraninya memasuki pikiran pemuda itu.

Berpakaian dengan gaya khas yang Jaehyuk sadari terlihat begitu pas untuk Asahi kenakan. Sweatshirt berwarna navy dengan wide leg pants berwarna coklat muda. Hanya Asahi yang cukup keren menggunakan sweatshirt dengan warna navy pudar khas terlau sering dicuci dan juga wide leg pants yang terlalu panjang untuk ia kenakan. Jaehyuk selalu berpikir bahwa Asahi memang terlahir untuk menjadi seorang model. 

"Masuklah, kau menghalangi pelanggan lain," suara rendah Asahi terdengar begitu menyayat harga diri Jaehyuk. Ia segera berjalan masuk dan membiarkan dua orang perempuan muda berjalan mengekorinya. 

"Yedam sedang ada urusan sebentar—" ada jeda yang cukup lama karena nampaknya Jaehyuk belum sepenuhnya kembali ke dunia nyata. Masih asyik menari-nari dengan bodohnya dalam khayalan karena ternyata orang yang berusaha ia enyahkan keberadaannya kini berdiri di hadapannya. "—jika kau mencarinya."

Dan detik itu pula Jaehyuk menggeleng. Menjawab pertanyaan Asahi dan sekaligus membuang kabut imajinasi yang tiba-tiba menjadi setengah kotor. Berpikir jika akan lebih baik baginya untuk menarik Asahi keluar dari toko tersebut, dan menyeretnya ke apartemen dan menyekapnya. Berpikir jika Asahi akan mengikuti semua khayalan konyol itu dengan suara tawa riang.

"Tidak, aku tidak mencarinya," yang kucari adalah dirimu. "Ya, kau tahu—Yedam bisa datang dan pergi kapan saja, ini tokonya. Tidak akan ada yang memecat dia," lalu Jaehyuk tertawa garing. Semakin garing ketika Asahi tidak ikut tertawa dan malah menatapnya heran. Racauan Jaehyuk ternyata cukup membuat pemuda itu ketakutan.

"Maaf," gumam Jaehyuk pelan. Meminta maaf karena ia sudah meracau, meminta maaf karena membuat Asahi tidak nyaman, meminta maaf karena membawa sosok Asahi kedalam beberapa mimpinya, dan meminta maaf karena nyatanya Jaehyuk tidak bisa melupakan Asahi apalagi melepaskannya. Tak peduli jika pemuda Hamada itu sudah memiliki kekasih, atau lebih.

***

are you listening? || jaesahi || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang