Hello, good afternoon
We meet again in Saturday 😁😁😁
Selamat bersekolah kembali 🤭🤭🤭
Hope you all are healthy and in good condition
Please enjoy this story
Happy reading
😉😉😉
🌹🌹🌹🌹🌹
Daaniyaal berjalan memasuki rumahnya. Terlihat Dion yang bermain dengan pengasuhnya, Kia. Biasanya istrinya yang mengajak Dion bermain. Hari ini dia juga tidak melihat Ai saat sarapan. Merasa ganjal dengan situasi ini, Daaniyaal langsung berjalan menuju kamarnya.
Dibukanya kamar itu. Terlihat rapi dan sepi. Tidak ada tanda - tanda ada seseorang disana. Daaniyaal berjalan ke dalam. Seketika jantungnya mencelos melihat seseorang berkerudung tengah duduk meringkuk di dekat jendela. Daaniyaal langsung berlari menghampirinya. Dengan hati-hati dan kekhawatiran di hatinya, Daaniyaal menggendong istrinya. Dia membaringkan istrinya di ranjang. Mengusap wajah cantiknya yang terlihat dengan jelas bahwa ada bekas air mata yang sudah mengering.
Suara adzan dhuhur membangunkan Ai dari tidurnya. Matanya terasa pedas dan panas akibat menangis tadi, kepalanya puisng apalagi jika memgingat apa yang terjadi tadi, membuat Ai kembali merasa sedih. Terlalu menyakitkan untuk bisa dilupakan. Ai merasa bingung karena merasakan tubuhnya yang nyaman. Padahal terakhir kali dia ingat, dia menangis di dekat jendela kamar dengan badan memeluk kakinya.
'siapa yang memindahkanku di ranjang?' tanyanya dalam hati
"sudah bangun, sayang?" suara itu menyadarkan Ai
Daaniyaal, suami Ai yang berbaring di sampingnya, langsung memeluk Ai dengan perasaan sayang bercampur khawatir."kamu tadi kenapa, sayang? Aku tadi lihat kamu berada di pojok kamar. Kamu tertidur disana. Kamu juga nangis. Ada apa?" tanya Daaniyaal lagi dengan nada khawatir sambil menciumi kepala Ai agar Ai merasa nyaman
Ai hanya menggelengkan kepala dan Daaniyaal pun berkata, "jika ada apa-apa, bilang sama aku. Cerita sama aku. Jangan disimpan sendiri. Aku ngga mau lihat kamu nangis sendiri kayak tadi. Maaf, aku tidak ada saat kamu sedih."
Ai hanya bisa mendengarkan ucapan Daaniyaal. Dia tidak berani untuk bercerita. Takut jika ternyata Daaniyaal akan meninggalkannya dan memilih mantan istrinya itu. Meskipun pada akhirnya, pasti Daaniyaal akan memilih mba Elmira, karena dia adalah ibu kandung dari ketiga anaknya.
"ya sudah. Ayo cepat wudhu, sudah Waktunya shalat dhuhur!" kata Daaniyaal sambil melepas pelukan dan menciumi seluruh wajah Ai
Sesudah shalat dhuhur. Ai merapikan mukenanya dan melipat sajadah. Setelahnya dia langsung duduk di ranjang. Sedangkan Daaniyaal, setelah merapikan alat shalatnya, dia langsung pergi keluar kamar.
Ai duduk di ranjang dengan pikiran yang berkecambuk di kepala dan hatinya. Apa yang harus dia lakukan? Apakah dia harus melepaskan Daaniyaal? Apakah dia harus mengalah? Tapi bagaimana dengan dirinya nanti? Dia sudah disentuh oleh suaminya. Bagaimana bisa ini terjadi? Bagaimana bisa suami itu menyentuhnya ketika dia masih menginginkan mantan istrinya?
Suara pintu terbuka menyadarkan Ai dari pikirannya. Terlihat Daaniyaal masuk ke kamar dengan nampan di tangannya. Dia berjalan mendekati Ai dan meletakkan nampan itu di nakas samping ranjangnya. Daaniyaal mengambil piring yang sudah berisi nasi dan lauk.
"makan, sayang! Kata bibi, dari pagi kamu tidak keluar kamar. Kamu makan, ya. biar tidak sakit!" kata Daaniyaal yang sudah duduk di samping Ai
"makan, sayang. Aku ngga mau kamu sakit. Kalo kamu sakit, nanti anak - anak sedih. Terutama Dion, dia pasti akan nangis terus lihat bundanya sakit," kata Daaniyaal sambil menyuapi Ai
YOU ARE READING
Jadilah Ibu Untuk Anak-anak Ku
RomanceIbu tiri identik dengan menyiksa dan jahat. Dia adalah sesosok perempuan yang akan menyiksa dan berbuat jahat kepada anak tirinya. Tapi dalam cerita ini sangatlah berbeda, karena bukannya ibu tiri yang menyiksa tapi malah anak tiri yang menjahili ib...