Can We Start Again? (2)

1.3K 82 3
                                    

Hello, good morning

Aku update ceritanya buat bonus tahun baru wkwkwk...

Please enjoy this story

Happy reading

😉😉😉













🌹🌹🌹🌹🌹













Ai menuruni tangga menuju lantai satu. Terdengar suara yang berasal dari ruang makan. Itu tandanya, mereka sedang menikmati sarapan. Ai berjalan menuju ruang itu.

Seketika langkahnya berhenti setelah melihat apa yang ada di depannya. Daaniyaal yang duduk di kursi utama. Nino dan Nina duduk memunggunggi Ai. Di depan Nina ada si kecil Dion yang sudah siap dengan perlengkapan makannya. Di depan Nino, tepatnya di samping Dion, ada wanita itu. Dia adalah mantan istri Daaniyaal, Elmira.

Wanita itu sedang membantu Daaniyaal dan ketiga anaknya untuk sarapan. Tiba-tiba wanita itu menatap keberadaan Ai. Terlihat seringai dari bibirnya. Wanita itu terlihat duduk di kursi depan Nino dan memegang tangan Daaniyaal. Dia menggenggam erat tangan Daaniyaal sambil tersenyum kepadanya. Daaniyaal membalas senyuman wanita itu.

Melihat pemandangan di depannya, hati Ai merasa sakit dan sedih. Apalagi melihat Daaniyaal yang membalas senyum mantan istrinya itu. Pemandangan itu seperti sebuah keluarga harmonis dan bahagia. Ai merasa tidak pantas berada diantara keluarga ini.
Dengan perasaan sedih, Ai mengurungkan niatnya untuk menghampiri keluarga itu. Dia berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Ai langsung duduk di ranjangnya. Kilasan kejadian - kejadian yang dulu teringat jelas oleh Ai.

Flashback on

Penolakan mama Daaniyaal terhadap dirinya sebagai menantu.

“Dia siapa, Daaniyaal?“ tanya mama Daaniyaal

"ini istri aku, ma. Namanya Ai," jawab Daaniyaal dengan ringan

"maksudnya?" suara terkejut bercampur marah dari mama Daaniyaal, membuat Ai menjadi takut

"udah aku bilang, ma. Ini istri aku," Ai menatap Daaniyaal yang duduk di sampingnya sambil tersenyum

"bagaimana bisa dia istrimu? Istrimu itu Elmira," bantah sang mama

"dia bukan lagi istriku, setelah dia meninggalkan kami dan memilih laki - laki itu," Ai melihat suaminya yang menahan amarahnya

"kalo kamu mau cari istri lagi, bilang mama. Biar mama carikan wanita yang lebih, bukan wanita seperti ini," Ai mendengar ucapan sang mertua langsung menundukkan kepala

"aku ngga suka, mama bilang kayak gitu. Ai itu istriku. Jadi mama jangan pernah menghinanya," Ai memandang sang suami sambil tersenyum karena dia membelanya

"terserah. Pokoknya mama ngga akan pernah mengakui wanita desa ini adalah istrimu, ibu dari anak-anakmu," ucap mama dengan tegas

Flashback off

Penolakan Daaniyaal yang tidak ingin mempunyai anak darinya

Flashback on

"kamu sudah punya anak 3, jadi tidak perlu memiliki anak lagi," jawab Daaniyaal dengan suara dinginnya sambil menatap Ai yang sedang membelai putranya di ranjang mereka

"tapi aku ingin hamil dan memiliki anak sendiri yang lahir dari rahimku," jawab Ai dengan nada berharap sambil mencium Dion dengan sayang dan tersenyum melihat putra kecilnya yang tidur dengan nyenyak

"kamu tidak perlu hamil, karena tugasmu adalah menjadi ibu untuk ketiga anakku," jawab Daaniyaal sambil melihat ke arah Ai

"maksudnya?" tanya Ai tidak mengerti dan memandang Daaniyaal, sang suami dengan ekspresi bingungnya

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now