Bab:10.## MAYAT ##

12 0 0
                                    

Pagi hari disekolah ramai seperti biasanya.

"Hai guys kalian kangen vedy  gak." Teriak Verdy seperti tiap harinya yang membuat teman selokalnya  sedikit jengkel.

"Gak bosen apa loh ngomong itu tiap masuk lokal per" Tanya salah satu teman selokalnya.

"Enggak"

"Lo gak bosen kita yang bosen dengarnya tiap hari."

Menundukkan kepalanya dengan wajah yang terlihat sedih.
"Maaf, bosok gak lagi."

Melihat itu teman satu lokalnya merasa tidak enak hati.

....

Jam pelajaran sudah dimulai dan sekarang guru yang mengajar sedang absen. "Ferno"

"... "

"Ferno.... Apakah dia tidak hadir?" Tanya sang guru.

Haekal melihat ke kursi belakang yang biasa ditempati oleh Ferno, dan tidak melihat siapapun ada disana.

"Sepertinya dia tidak hadir pak"

"Apa keterangannya?"

"Tampa keterangan pak" Jawab salah satu murid.

"Oke baiklah kita akan melanjutkan pelajaran kita yang kemarin tentang........"

Dikursi belakang.

"Kok Ferno gak sekolah ya ekal? " Tanya verdy.

"Ya mana saya tau emang gue emaknya."

"Tapikan ekal temannya Ferno, masa gak tau sih"

"Emang lu bukan temannya? "

"Vedy temannya kok"

"Trus lu tau kemana dia, kenapa dia hingga tidak masuk sekolah? "

Dengan cengengesan Verdy menjawab "enggak."

....

Lima hari setelahnya

Brak

Ziko menerobos masuk kedalam ruang kerja ayahnya tanpa izin. "Ayah dimana Ferno, dari hari anda memarahinya saya tidak pernah melihatnya lagi."

Andi mengangkat matanya dan menatap kearah Ziko untuk beberapa detik lalu lanjut mambaca dokumen yang ada didepannya. "Untuk apa kau membuat keributan hanya karena bocah itu, lagi pula ayah tidak tahu dimana dia berada."

"Bohong, ayah berbohong."

"Mengapa menurutmu ayah berbohong? "

"Ya... Karena anda tidak pernah baik padanya, ketika dia berbuat kesalahan anda akan memukul atau mengurungnya."

Mendengar perkataan putranya itu Andi tersenyum dan menaikan satu alisnya. "Kau sepertinya tau betul seperti apa ayahmu..... Kau memang anak ku."

"Ayah katakan dimana Ferno? "

"Aku menyekapnya di suatu tempat dan akan membawanya pulang besok."

"Dimana ayah menyekapnya?" Tanya Ziko sedikit terburu-buru.

"Kau tidak perlu tahu"

"Ayah "

"Keluar."

"Tapi aku.... "

"Ziko ayah tidak suka mengulangi kata-kata ayah. "
Dengan ekspresi wajahnya    (—_—💢).

Akhirnya Ziko pun keluar dari ruangan itu.

....

Dalam hutan jauh dari perdesaan suara manis seorang gadis terdengar."Huh... Paman hari sudah mau gelap, mengapa kita tidak istirahat saja dulu."

the disappearance of the second young master (ferno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang