Sebelum membaca silahkan
Klik tanda 🌟 terlebih dahulu,
Happy reading
.
.
.
.
.Sudah sebulan lebih Zee tinggal di rumah sewa itu, dan hubungan mereka pun mulai mendekat.
Bahkan salah satu dari mereka mulai menyimpan rasa.
"Zee." Panggil Christy.
Zee yg melihat Christy langsung tersenyum.
Christy masuk kedalam kamar lalu ikut berbaring disamping Zee.
"Kamu ngapain?" Tanya Christy.
"Lagi nonton, kenapa heum?"
Balas Zee sambil menatap Christy."Aku bosen :("
"Ya Allah, bibirnya pengen gue kecup." Batin Zee
"Kamu liatin apa?" Tanya Christy dgn muka sangar namun tetap imut.
"Bibir kamu." Balas Zee santai.
"CK! Apaan sih!" Wajah Christy memerah.
Zee mengelus pipi Christy sambil menatap dalam mata Christy.
Perlahan Zee mendekatkan wajahnya ke wajah Christy.
"Z-zee k-kamu mau apa?" Tanya Christy gugup.
Cup!
Bibir Zee menyatu sempurna dibibir Christy.
"Eugh." Erang Christy.
Zee menggigit bibir bawah Christy membuatnya membuka mulutnya.
Mereka berciuman hingga...
Ceklek!
Pintu terbuka dan terlihatlah seorang gadis menatap keduanya kaget
"Christy!" Panggil nya membuat Christy kaget lalu mendorong bahu Zee.
"C-cici! Ci aku bi-"
"Dia siapa kamu?" Tanya orang itu yg dipanggil Cici oleh Christy.
"D-dia temen aku ci." Balas Christy
"Trus kalian kenapa ciuman?"
"Ci-"
"Cici gak mau tau, Cici harus kasih tau ini ke mommy."
"Ci please jangan ci!"
"Cici gak peduli." Setelah mengatakan itu ia langsung keluar.
"Hiks!" Isak tangis terdengar ditelinga Zee.
"Kitty, maafin aku ya." Ucap Zee
"Benda udah jadi, mau gimana lagi kan?" Balas Christy
"Maaf."
"Dah lah aku mau keluar samperin Cici aku dulu."
"Aku ikut!"
"Gak usah."
"Gak! Kalo kamu kena marah aku juga harus kena marah juga! Bahkan seharusnya aku yg dimarahim bukan kamu Karna aku yg memulai duluan."
"Serah kamu Zee." Christy langsung keluar dan Zee langsung mengikutinya.
*Di luar
Terlihat dua orang gadis sedang berpelukan.
"Ci..." Panggil Christy.
Mereka melepas pelukan mereka menatap kearah Zee dan Christy.
Zee dibuat kaget oleh seorang gadis yg lebih tinggi.
"C-ci Shani!" Kaget Zee.
"Zee? Jadi kamu yg...." Gadis yg dipanggil ci Shani itu menggantung ucapannya.
"Kamu kenal dia ci?" Tanya gadis yg lebih pendek.
"Ya kenal lah ge! Dia tuh adiknya Feni, temen kita." Balas Shani.
"Hah! Wah untung Lo adiknya mpen! Kalo bukan gue hajar Lo!" Ucap gadis yg dipanggil ge oleh Shani.
"Ci gre, maaf~" rengek Christy.
"Haduh, iya deh Cici maafin."
Ucap Gracia sambil memeluk Christy."Siapa yg mulai?" Tanya Shani pada Zee.
"A-aku, maaf aku khilaf." Balas Zee
"Khilaf - khilaf! Gue aduin Feni Lo ya!" Ucap Gracia.
"Ih jangan!"
"Yuk pulang! Gak usah sewa - sewa rumah lagi! Mommy udah suruh kamu pulang, ujian buat hidup mandiri kamu udah selesai!"
Ucap Gracia."Beneran ci gre?!" Tanya Christy
"Iya."
"Yes!"
"Dan untuk Lo adeknya mpen!
Ikut gue!" Ucap Gracia sambil menatap tajam zeeGlup!
"I-iya!" Balas Zee gugup
"Soal barang - barang Lo, nanti gue yg bilang ke mpen! Sekarang kita pulang!"
"Terus barang aku ci?"
"Barang kamu juga nanti ada yg urus!"
"Udah - udah! marah - marah Mulu ge, nanti darah tinggi loh." Ucap Shani.
"Eh tapi kok adeknya mpen ingat kamu? Tapi gak ingat aku?!"
Tanya Gracia."Gak tau? Mungkin Karna kamu udah makin cantik makanya jadi agak beda gitu mungkin?"
"Jadi dulu aku jelek gitu?!"
"Eh ng-nggak."
"Trus?!"
"Mungkin cuman agak beda?"
"CK! Tau ah!" Gracia pergi meninggalkan Shani, Zee dan Christy.
"Eh ci gre tunggu!" Christy langsung kejar Gracia.
"Hah! Serba salah." Ucap Shani saat melihat kedua adik - beradik itu sudah keluar
"Huh~ mampus! Pasti nanti di ceramahin sama kak Feni." Ucap Zee.
"Dah lah yuk keluar." Shani merangkul Zee keluar dari rumah sewa itu.
END
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.