[WARNING! 18+ CONTENS]
Bibir Yeonjun bergetar dengan kuat. Berusaha mengeluarkan penolakan walau ia tau itu semua tidak akan berhasil “Kau tidak boleh melakukannya. Kau sudah menyelamatkanku dari percobaan pemerkosaan yang dilakukan Hyunjin, dan sekarang kau mau merendahkan dirimu dengan melakukan hal yang sama?”
Steve berdecak, “Aku membunuh Hyunjin bukan untuk menyelamatkanmu dari pemerkosaan. Aku membunuh Hyunjin karena dia berani-beraninya menyentuh kau yang sudah menjadi milikku.” onyx kelamnya menyipit dingin, “Siapa pun yang berani menyentuhmu akan ku bunuh.”
Tubuh Yeonjun gemetar. Lelaki ini iblis. Iblis yang tidak punya hati. Yeonjun salah mengira lelaki ini punya sedikit kebaikan dalam jiwanya ketika lelaki itu menyelamatkannya dan dengan lembut mengobati luka-lukanya. Ternyata lelaki itu melakukannya bukan untuk Yeonjun, tetapi untuk kepuasan egonya sendiri yang menakutkan. “Aku akan bunuh diri kalau kau memperkosaku.”
“Memperkosamu?” Steve mengerutkan keningnya, “Waktu itu kau sama sekali tidak menolakku.” suaranya rendah merayu, “Kau ingat malam itu? Ketika kau bercinta denganku semalaman, berkali-kali, penuh gairah? Kau sepertinya sangat menikmati, kau mengerang puas ketika mencapai orgasmemu dengan aku tenggelam dalam-dalam di tubuhmu.”
“Hentikan!” Yeonjun berteriak, menutup kedua telinganya dengan telapak tangan. “Waktu itu aku mengira kau adalah Soobin!”
“soobin atau aku, bukankah sama saja?” Steve mengangkat bahunya, “Jangan lupa Yeonjun, kami ini satu tubuh. Kau bercinta dengan Soobin berarti kau juga bercinta denganku. Begitu pun sebaliknya…” lelaki itu melangkah semakin dekat, “Tidakkah kau merindukan tubuh ini? Tubuh yang pernah memelukmu?”
“Tidak! Mundur Steve! Jangan dekati aku!” mata Yeonjun melirik ke segala arah, “Aku tidak mau!”
“Kenapa kau mau bercinta dengan Soobin, tetapi tidak mau bercinta denganku?” Steve mengabaikan ancaman Yeonjun, dengan kasar direnggutnya tangan Yeonjun dan disentuhkannya ke dadanya, “Lihat ini, rasakan ini, kami ini orang yang sama bukan?”
Yeonjun berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Steve, tetapi lelaki itu menahannya dengan kejam, lelaki bersurai hitam pekat itu meremas pergelangan tangan Yeonjun. Membuat pemuda manis itu meringis kesakitan, matanya terasa panas dan dia menatap Steve dengan menantang, “Kau iblis kejam yang tidak punya hati. Dan kau tidak bisa disamakan dengan Soobin. Soobin jauh… jauh lebih baik dari dirimu.”
Kata-kata Yeonjun rupanya menyulut kemarahan Steve sampai batas kesabarannya. Lelaki itu mencengkeram kedua tangan Yeonjun dan mendekatkan wajahnya dengan marah, “Kau bilang Soobin lebih baik dariku? Mari kita lihat!”
Steve mendorong Yeonjun ke atas ranjang, secepat kilat Yeonjun melenting hendak bangun, tetapi Steve sudah menindihnya dengan tubuhnya yang kuat. Kedua tangannya mencengkeram tangan Yeonjun dan mengangkatnya ke atas kepala pemuda itu. Wajah mereka berdekatan. Yeonjun bisa melihat betapa tajamnya mata lelaki itu, betapa banyaknya amarah yang terkumpul disana. Steve mendekatkan bibirnya, mencoba mengecup bibir Yeonjun, tetapi Yeonjun menggeleng-gelengkan kepalanya menjauh sehingga bibir Steve hanya menyentuh pipi dan rahangnya saja. Dengan gemas Steve menurunkan tangannya, menggenggam kedua tangan Yeonjun hanya dengan satu tangan. Tangan yang satunya mencengkeram rahang Yeonjun agar tidak bergerak, bibirnya lalu memagut bibir Yeonjun, membuat Yeonjun mengerang dan menolak sekuat tenaga.
Steve mengangkat bibirnya dan mengamati, “Sepertinya luka disini sudah sembuh.” lelaki itu mengacu pada luka bekas tamparan Hyunjin kepadanya malam itu. Luka itu memang sudah tidak bengkak dan hampir tidak terasa lagi. Steve lalu menekankan tubuhnya dan memperdalam ciumannya sehingga berhasil membuka bibir Yeonjun dan melumatnya semakin dalam. Disesapnya bibir bawah Yeonjun dengan penuh gairah, seolah ingin mencicipi keseluruhan rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM THE DARKEST SIDE | SOOBJUN VERSION
FanficREMAKE STORY!!!! Kami ini dua yang menjadi satu. Satu yang terdiri dari dua. Tegakah aku membiarkanmu mencintaiku? Karena dengan begitu kau juga harus mencintai sisi diriku yang lain. Sanggupkah kau menerima semuanya? Menerima kami berdua, mencintai...