CHAPTER 9

793 83 4
                                    

Malam hari sebelumnya…

Soobin menatap lekat sosok menggemaskan yang sedang makan malam dengan begitu lahap. Soobin mengernyit kebingungan, pasalnya pemuda manis dihadapannya sudah dua kali menambah porsi makannya pada malam hari ini. Soobin tersentak kaget saat Yeonjun tersedak dan batuk-batuk. Dengan cekatan, Soobin memberikan segelas air putih pada sosok bersurai kecoklatan itu. “yeonjunie, makanlah dengan perlahan…” Soobin tersenyum tipis saat melihat Yeonjun terkekeh manis.
“Ini terlalu enak, Soobin.”

Soobin mengangkat tangannya, mengusap pelan surai kecoklatan Yeonjun. Yeonjun memejamkan matanya menikmati belaian pria jangkung itu. “Tumben sekali, kau makan begitu banyak, Yeonjun…”
Soobin tersenyum geli. “Aku jadi membayangkan kau memiliki pipi gembul dengan mulut yang mengerucut. Pasti sangat menggemaskan.”

Yeonjun menghentikan tangannya yang memegang sumpit. Sedikit lagi makanan lezat itu masuk ke dalam indra pengecapnya. Tapi ucapan kekasihnya itu mampu membuat moodnya turun begitu pesat. Yeonjun membanting sumpitnya. Lalu kemudian menatap Soobin tajam. “Jadi, kau takut aku gemuk, begitu? Kau akan memutuskanku jika aku membengkak nanti dan menjadi jelek?” Soobin menelan ludahnya bulat-bulat. Kenapa Yeonjun sensitif sekali malam ini? Bola mata Soobin mengikuti arah jari telunjuk Yeonjun yang menunjuk-nunjuk hidungnya mengintimidasi. “yeonjun… maksudku…”

Soobin mengelus dadanya. Tersentak kaget saat Yeonjun bangkit dengan begitu kasar dari kursinya. “Aku selesai makan. Aku tidak mood lagi makan malam denganmu, Tuan Soobin!” Yeonjun membalikkan tubuhnya. Meninggalkan ruang makan dengan bertolak pinggang.
Menyisakan Soobin yang terkekeh pelan. “Ah, menggemaskan sekali.”

~ From The Darkest Side ~

Soobin merasakan tangan yang berada digenggaman tangannya mulai bergerak. Pria bersurai hitam itu tak dapat menahan senyumnya ketika mata bulan sabit favoritnya itu mulai mengerjap pelan. “soobin…” Yeonjun yang melihat Soobin sedang tersenyum tipis kembali mengerjapkan matanya bingung.

Melihat raut wajah bingung sang pujaan hati, Soobin mulai menjelaskan. “Kau sangat istimewa, Yeonjun. Terima kasih… aku sangat-sangat berterima kasih.” Yeonjun mendengus jengkel saat ucapan Soobin sama sekali tak membantu.

“Kau hamil, Yeonjun… kau sangat istimewa…”

Seketika Yeonjun terlonjak kaget dan menatap Soobin dengan penuh keraguan. Lalu satu detik kemudian, Yeonjun tertawa renyah. “soobin… ku rasa dokter pribadimu salah mendiagnosa diriku.” Yeonjun mengibaskan telapak tangannya dihadapan Soobin. Binar dimata Soobin meredup.

Yeonjun bukanlah anak kecil yang akan bersikap biasa saja ketika terdapat sesuatu yang ‘tidak normal’ tumbuh didalam tubuhnya. Yeonjun masih tertawa sambil mengguncangkan kecil tubuhnya. Soobin tertegun melihatnya. Berusaha mencari cara agar pemuda manis dihadapannya ini mau menerima sebuah keistimewaannya. “yeonjun…” Yeonjun menghentikan gerakannya. Menatap Soobin dengan senyum tipis kekanakkannya dan berdeham pelan, menjawab panggilan Soobin. “Apa kau tak bahagia mendengar kabar ini?”

Mendengar ucapan Soobin, membuatnya sadar bahwa semua ini bukanlah lelucon. “Hamil?” Yeonjun terperangah menatap lantai marmer yang begitu klasik menghiasi rumah kekasihnya. Sejenak dia termenung bingung. Kemudian mengangkat wajahnya dan menatap sang kekasih dengan gemetar. “Bagaimana bisa?”
Soobin bergerak mendekati pria manisnya. Duduk tepat disamping pemuda bersurai kecoklatan itu lalu mengusap surainya dengan penuh kasih sayang. “Tadi pagi kau mengalami pusing dan mual yang hebat, kan?” Yeonjun memalingkan wajahnya dari tatapan kelam Soobin. Apapun, asal tidak memandang bola mata kekasihnya itu. “Dokter datang dan memeriksamu tadi. Awalnya ia sedikit kesulitan mencari dimana letak penyakitmu namun…” mata bulan sabit pemuda manis itu membola saat melihat pria yang lebih tinggi darinya itu menunduk. Mendekat ke arah perutnya dan kemudian menempelkan telinga kirinya tepat didepan perutnya. “Dokter merasakan ada kehidupan disini…” hati Yeonjun menghangat saat Soobin mengecup perutnya dalam.

FROM THE DARKEST SIDE | SOOBJUN VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang