CHAPTER 13 (END)

1.4K 98 24
                                    

Hari ini Yeonjun sudah boleh pulang dari rumah sakit sambil membawa bayinya, putra kecil yang sangat tampan dengan rambut hitam tebal dan wajah manisnya menurun dari Yeonjun. Tentunya dengan ketampanan yang menurun dari Soobin dan Steve juga.

Yeonjun menoleh ke arah Steve yang sedang mengamati bayinya dengan begitu tertarik, "Dimana, Soobin?" dia mengernyit karena Soobin tiba-tiba saja menghilang pagi ini. Dua malam yang lalu Soobin-lah yang menemani Yeonjun melahirkan anak ini, menggenggam erat tangannya di ruang bersalin dan terus memberinya semangat sampai proses itu selesai. Kata Soobin, dia sengaja tidak memberi kesempatan Steve masuk ke ruang bersalin karena khawatir, di sana ada darah dan darah bisa memicu Steve untuk kembali melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Soobin pulalah yang menggendong putra mereka untuk pertama kali dan memeluknya penuh kebahagiaan. Steve sama sekali tidak muncul. Tetapi pagi ini ketika mereka hendak pulang dari rumah sakit, Soobin menghilang dan Steve yang menemaninya pulang.

Sejenak Yeonjun cemas akan reaksi Steve terhadap putranya, tetapi lelaki itu hanya mengangkat alisnya dan tersenyum. Tidak bereaksi apa-apa. Berbeda sekali dengan sikap Soobin yang penuh kasih sayang kepada putranya.

"Kami berganti peran." Steve menjelaskan. "Aku... sebenarnya ketakutan dengan bayi itu." Steve melirik lagi ke arah putra mereka, "Aku takut. Aku takut melukainya... tapi Soobin mendorongku, katanya aku harus mencoba."

"Kau mau menggendongnya?" Yeonjun menaikkan bayinya, menunjukkan wajah mungil yang sedang tertidur pulas dengan damai,
"Tidak!!" Steve langsung beringsut menjauh, kemudian menatap Yeonjun dengan tatapan menyesal, "Maafkan aku Yeonjun, aku hanya tidak ingin melukai bayi itu. Pelan-pelan, ya?"
Yeonjun menatap Steve dan tersenyum melihat kesungguhan yang ada di sana. Steve pastilah mencemaskan anaknya, kalau tidak, dia tidak akan mungkin menanggung ketakutan yang amat sangat bahwa dirinya mungkin akan melukai anak ini. "Kau tidak akan melukai anak ini, aku yakin." Yeonjun tersenyum lembut kepada Steve, "Mungkin kau hanya harus membiasakan diri."

Steve tersenyum masam, "soobin bisa begitu luwes menggendong anak ini seperti sudah melakukannya bertahun-tahun, sementara aku berjingkat ketakutan. Kau pasti menertawakan kekonyolanku."
Yeonjun tersenyum, "Seperti yang ku bilang tadi. Kau hanya perlu terbiasa."

~ From The Darkest Side ~

Tetapi Steve benar-benar menghindari Sunghoon, putra mereka itu seperti wabah. Dia tidak mau berada dalam jarak kurang dari 10 meter dari anaknya. Lelaki itu sangat tertarik kepada bayinya, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengamati Yeonjun. Matanya terus mengikuti gerakan Yeonjun ketika menggendong anaknya, mengganti popoknya, maupun ketika Yeonjun bersikeras untuk menidurkan Sunghoon yang sedikit rewel -mungkin ini keturunan dari appa nya- Yeonjun meminta Soobin ataupun Steve untuk memanggilnya dengan sebutan appa ketika berhadapan dengan Sunghoon.

Sampai kemudian Yeonjun merasa sedikit jengkel atas tingkah Steve, "Ayolah, Steve... sampai kapan kau akan menatap kami dari kejauhan seperti itu?" Yeonjun bergumam sambil menatap Steve dengan tatapan ingin tahu, dia sedang duduk di kursi goyang sambil memberi susu pada Sunghoon. "Kalau kau tidak mau mendekatinya dan terbiasa, maka kau tidak akan pernah bisa."

Steve menatap Yeonjun dengan pandangan sedih, lelaki itu memilih duduk di bawah baying-bayang dekat jendela. "Dia begitu mungil..." Steve memandang tangannya sendiri, "Dan aku begitu kuat, aku takut akan meremukkannya."

"Kalau kau memegangnya dengan benar, kau tidak akan meremukkannya." Yeonjun menyipitkan matanya, "Maukah kau mencobanya?"

Steve menggelengkan kepalanya, "Tidak. Belum. Sepertinya aku belum siap."

Yeonjun mendesah tak sabar, tetapi dia lalu memutuskan untuk memberi Steve waktu. Ini mungkin memang berat bagi Steve. Dan Yeonjun bisa mengerti ketakutan itu, ketakutan jika tidak bisa mengendalikan dirinya dan pada akhirnya melukai anak mereka.

FROM THE DARKEST SIDE | SOOBJUN VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang