01|Misi yang gagal

527 35 2
                                    

    "Aku tahu kau membutuhkan uang untuk membayar biaya rumah sakit dan operasi ibumu. Maka dari itu, aku akan memberikanmu misi dengan bayaran yang tinggi."

   "Misi apa dulu?" tanya seorang gadis dengan rambut terlihat acak-acakan akibat dikejar oleh beberapa preman tadi.

   "Aku dengar, kau pandai meretas akun. Apa kau bisa menghack keamanan di perusahaan Ilhae?"

Mendengar itu, ia sedikit terkejut. Oh ayolah, siapa yang tidak tahu perusahaan tersebut.

Rumornya mereka memang hanya perusahaan pada umumnya, tetapi pemimpinnya membangun usaha gelap dibawah perusahaan itu.

Ia menelan salivanya, lalu mengangguk.

   "Aku akan melakukannya. Hanya meretas saja, kan?" tanyanya dan mendapatkan anggukan dari seorang pria sedikit tua dengan ubanan yang mendominasi kepalanya.

Ia di bawa ke dalam sebuah ruangan dengan beberapa komputer. Gadis tersebut mulai menjalankan misi berbahayanya.

Jika ketahuan, maka ia bisa saja di hajar habis-habisan. Perusahaan itu tak mandang gender untuk memberi pelajaran pada musuhnya.

Gadis itu bernama Minji, seorang mantan peretas kelas menengah di sekolahnya dulu.

Dia masuk di jurusan komputer dan kemampuannya itu membuat para guru dan kepala sekolah tercengang. Mereka bahkan menyembunyikan kemampuannya agar ia terhindar dari pemerintah yang berniat merekrut orang-orang pintar.

Beberapa orang suruhan pria tua itu telah memasuki perusahaan Ilhae tanpa ketahuan. Saat ini Minji sendirian tanpa adanya pengawasan.

Saat itu suasana tiba-tiba menegang, Minji merasa ada hawa pembunuh disekitarnya. Namun, ia tetap fokus dan memberikan informasi pada beberapa orang yang telah diberi tugas.

Beberapa CCTV telah dimatikan sehingga mereka bisa lewat tanpa ketahuan. 

Sayangnya, sebuah benda dingin menyentuh tepat di samping kepala Minji. Gadis itu membeku, sesuatu mendekat ke arah telinganya.

   "Pintar juga kau meretas semua keamanan di perusahaanku."

Deg ...

Saat itu rasanya Minji ingin mati saja. Tubuhnya gemetar, seseorang itu menyentuh tangannya dengan lembut.

   "Jika pelatuk ini kutarik, maka kau bisa bayangkan apa yang akan terjadi pada kepalamu."

***

   "Kalian keluarlah, urus para bajingan itu dan siksa mereka jika tidak ingin menjawab pertanyaan."

   "Baik."

Setelah beberapa pria berjas hitam keluar, lelaki berkacamata bulat menutup pintu kamar.

   "Di mana aku? Kenapa mataku di tutup dan tanganku di ikat?" Minji membatin, mencoba menerka-nerka kira-kira di mana dia berada.

Seseorang menarik rambutnya dengan kasar, hembusan napas itu menerpa wajah cantiknya.

   "Katakan padaku, siapa yang menyuruh kau untuk meretas  keamanan di perusahaanku?" Ia bertanya dengan nada sedikit ditekan.

Atmosfernya benar-benar mengintimidasi, Minji meringis kesakitan saat rambutnya semakin di tarik.

   "A-aku tak kenal dia, yang aku tahu ciri-cirinya saja."

   "Maka sebutkan ciri-cirinya."

   "Di-dia sudah berumur. Rambutnya penuh dengan uban dan tubuhnya tinggi juga memiliki kumis. Berjalan selalu ditemani dengan tongkatnya."

Takdir Yang Runyam (Lookism)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang