Sore itu Minji menatap kosong ke arah luasnya halaman rumah Yoojin dari balik jendela kamar.
Matanya menelisik setiap orang yang datang. Tak jarang ada wanita dengan pakaian seksi datang setiap beberapa jam sekali.
Sebuah ketukan terdengar, Minji pun mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju pintu.
Seorang maid membuka pintu dan mulai memberikannya sebuah informasi.
"Nona, tuan Yoojin meminta saya untuk membawa nona ke ruang tamu. Tenang saja, rantai ini akan sampai ke sana."
"Aku akan ke sana."
Minji pun mengikuti ke mana perginya si maid. Dia menuruni anak tangga dan melihat Yoojin tengah berbicara dengan seseorang yang membelakangi Minji.
Tak tahu kenapa, jantungnya mendadak berdetak lebih cepat dari biasanya. Langkahnya terasa cukup berat hingga dia melihat keseluruhan wajah pria itu.
Ia terkejut, bahkan terkesan hampir menangis. Menatap siapa sosok yang tadi dirinya rasa tidak asing.
Yoojin tersenyum, lantas menarik tangan Minji dan membuatnya duduk di atas pangkuan pria itu.
"Tolong ... Jangan lihat ke arahku!" batinnya sembari menunduk.
"Biar ku perkenalkan. Dia adalah Minji, gadis yang akan kau jaga mulai dari sekarang. Jangan biarkan siapapun menyentuhnya!"
"Akan saya laksanakan!"
Ucapan tegas dari pria itu membuat hati Minji sedikit aneh, entahlah. Melihat perubahan padanya membuat gadis itu seperti tak mengenalnya lagi.
Bahkan tak ada senyuman saat keduanya sempat kontak mata tadinya. Minji takut, takut jika Yoojin mungkin sudah mencuci otaknya dan membuatnya sama sekali tak mengingatnya.
Hanya saja, bagaimana bisa dia masuk ke dalam ranah Yoojin?
Bahkan menjadi pengawal pribadinya Minji. Sungguh sesuatu yang hampir mustahil.
"Kau mengenakan jas terlihat sangat cocok denganmu, Seok. Sayangnya, aku tak dapat melihat senyumanmu lagi. Ke mana ia pergi? Kau selalu tersenyum padaku saat kita bertemu, tetapi sekarang?" Ia membatin dengan perasaan perlahan hancur.
"Aku akan kembali ke perusahaan. Ingat seperti kataku, jangan biarkan dia melarikan diri dan membuka rantainya tanpa izin dariku."
"Siap!"
Yoojin kini beralih menatap wajah Minji, menarik paksa dan mengecup bibirnya tepat di depan cinta pertamanya Minji.
Dia melepasnya dengan penuh senyuman, lantas mengelus lembut bibir itu.
"Jaga dirimu. Ingat, kau sudah harus wangi begitu aku tiba di rumah."
Minji hanya mengangguk takut dan juga malu. Sungguh, dia ingin menghilang saja.
Setelahnya Yoojin pergi hingga menimbulkan kecanggungan pada keduanya. Minji tak tahu harus berucap apa, sementara pria di depannya masih diam.
Akhirnya dia memilih untuk kembali ke kamar.
"A-aku akan kembali ke kamar."
Baru saja berdiri dan akan melangkah, pria itu mulai bersuara.
"Apakah kau lupa denganku?" Pertanyaan itu sontak membuat tubuh Minji membeku. Tidak, dia bukannya lupa. Hanya saja, melihat dari ekspresimu, Minji berpikir bahwa kau yang tidak ingat padanya.
"Kakimu bahkan dirantai seperti hewan. Memangnya kau tidak ingin kabur?" tanyanya sembari berdiri.
"Seok ... Jika aku bisa, aku sudah melarikan diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Runyam (Lookism)
FanfictionApa jadinya seorang gadis yang kehilangan kedua orangnya harus terjebak dengan iblis bernama Yoojin? Nasib seperti apa yang akan dia dapatkan? Lalu tiba-tiba munculah Hyungseok, selaku pria yang sudah mencintai Minji. Bisakah mereka melarikan diri d...