Sudah sebulan berlalu, Minji menatap ke arah luar. Sekarang memasuki bulan desember di mana musim dingin tiba.
Salju pertama turun tepat saat suasana hati Minji risau. Sejak tadi, dia merasa seperti akan terjadi sesuatu.
Sebuah ketukan terdengar, Minji bergegas membukanya dan terlihat seorang gadis yang selama ini dia cari-cari.
"Vivi?"
"Hai!"
Minji pun memeluk gadis itu, membuat Vivi terkejut sekaligus tersenyum.
"Kau ke mana saja?" tanyanya sembari melepaskan pelukannya.
"Rahasia!" ucapnya, lantas membawa masuk Minji ke dalam.
Keduanya tengah duduk di dekat jendela, menatap salju turun dengan perlahan.
"Biasanya saat awal musim dingin, Yoojin akan membawa beberapa gadis untuk menghangatkan tubuhnya. Saat itu, kau bisa melarikan diri!"
Ucapan Vivi sedikit mengejutkan Minji.
"Aku tahu kau merasa heran, aku juga tahu kau menyukai pengawal pribadimu."
"Dengarkan aku ... Tidak ada bagusnya kau tinggal dan menuruti semua omong kosong dari orang itu."
"Minji, Yoojin telah menargetkanmu sejak awal. Sebelum kau tertangkap, kami pernah mengadakan pertemuan untuk melakukan perekrutan anggota Ilhae."
Vivi meraih tangan Minji dan menggenggamnya.
"Aku melihat fotomu saat masih SMP. Yoojin juga sesekali melihat fotomu dan ternyata ... Ada foto saat kau masih SD."
Minji masih mendengar dengan seksama.
"Mau ku beritahu rahasia paling besar?" tanyanya yang mendapatkan anggukan dari Minji.
"Ayahmu meninggal bukan karena murni kecelakaan, tetapi semuanya sudah di rencanakan dan pelaku utamanya adalah Yoojin."
Sedetik, dua detik ...
Rasanya jantung Minji berhenti tadi, mendengar apa yang Vivi katakan."Mungkin dia juga sedang menargetkan ibumu dengan begitu kau tidak akan punya alasan untuk melarikan diri lagi."
"Tidak ... Jangan ibuku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi, ku mohon!"
"Aku hanya bisa membantumu untuk memberi informasi seperti ini."
"Dengar ... Teman-temanmu akan melakukannya malam ini. Aku sudah memberitahu pada pengawal pribadimu tentang kebiasaan Yoojin. Persiapkan dirimu Minji, acara pelarian ini tak akan semudah yang kau bayangkan."
"Begitu kau lolos, langsung pergi ke rumah sakit dan secepat mungkin membawa pergi ibumu dari sana. Aku telah berbicara pada pihak rumah sakit dan membayar semua biaya pengobatannya."
"Vivi ... Kau tidak perlu melakukan semua ini. Terima kasih, aku akan membalasnya suatu saat nanti, aku janji."
"Aku hanya ingin membantumu. Kau tahu, biasanya perempuan yang seumuran denganku mereka akan menjauh begitu melihatku. Karena aku punya pengawal pribadi, padahal menurutku dia baik."
"Aku senang tadi saat kau memelukku sebagai seorang teman. Aku senang."
Minji mengintip sedikit dan memergoki pengawal pribadi Vivi yang biasa dipanggil Shaorung menatap majikannya sebentar.
Ia lantas tersenyum dan mengalihkan pandangannya pada Vivi.
"Kau suka padanya kan?" tanyanya dengan nada terkesan berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Runyam (Lookism)
FanfictionApa jadinya seorang gadis yang kehilangan kedua orangnya harus terjebak dengan iblis bernama Yoojin? Nasib seperti apa yang akan dia dapatkan? Lalu tiba-tiba munculah Hyungseok, selaku pria yang sudah mencintai Minji. Bisakah mereka melarikan diri d...