02|Janji dengan ayah

228 23 0
                                    

Suara desahan dan beberapa makian terdengar dari kamar milik Yoojin. Para penjaga yang mendengar itu hanya merasa iba pada Minji.

Mereka memang terlihat kejam, tetapi siapa yang tidak tega melihat gadis malang itu harus diperlakukan kasar seperti itu?

Mengingat bagaimana dia di bawa secara kasar ke mari dan sebanyak tiga kali di tampar oleh Yoojin.

Yoojin telah cum lebih dari dua kali dan kali ini dia benar-benar puas. Nampak Minji kelelahan dan berakhir pingsan.

Setelah berpakaian, Yoojin memanggil satu maid untuk membersihkan tubuh Minji yang penuh dengan spermanya.

Malam itu, Minji bangun. Kepalanya sakit dan berusaha untuk bangkit. Saat membuka selimut, dia terkejut dengan kaki yang sudah di rantai. Namun, rantai itu cukup panjang hingga ia bisa keluar kamar.

Saat bergerak, dia merasakan sakit di area selangkangannya. Minji meringis dan merasa miris.

Ia tak suci lagi, tubuhnya telah ternodai. Ayahnya pasti sangat kecewa karena dia melanggar janji. Minji bahkan takut untuk sekedar menemui ibunya.

Ia kembali menangis, menutupi seluruh wajah dengan tangannya. Matanya memanas, dadanya sesak. Tiba-tiba seseorang terlintas di pikirannya.

Seorang pria yang menjadi cinta pertamanya, teman sekolahnya dulu dari jurusan fashion

   "Seok!" gumamnya.

Disaat-saat begini, mengapa wajah orang itu yang terlintas?

Minji bahkan merasa bahwa dia sudah tidak pantas untuk sekedar mencintai Hyungseok, apalagi memilikinya.

Sejak lulus, Minji lost contact dengan teman-temannya. Itulah mengapa dia tak pernah terlihat bersama temannya.

Dulu, sebelum ayahnya meninggal dan ibunya masuk rumah sakit, Minji adalah anak yang periang. Sayangnya,  semua itu berubah semenjak ayahnya mengalami kecelakaan mobil dan tewas di tempat.

Ia pun mengusap air mata dan berjalan menuju jendela. Menyingkirkan horden dan menatap bulan.

Dari sana pula Minji melihat Yoojin baru saja pulang dengan membawa dua orang gadis yang diperkirakan setahun lebih tua darinya.

Bibirnya tersenyum getir, dia bisa menyewa ribuan jalang di luar sana, tetapi kenapa dirinya harus menjadi korban atas nafsu gilanya itu?

    "Ayah, maafkan aku. Aku tidak bisa menepati janji yang sudah aku buat. Maaf karena sudah mengecewakan ayah. Aku tahu, aku bukan anak yang baik. Aku selalu menyusahkan kalian, bahkan saat ayah tiada pun aku masih sangat menyusahkan."

   "Tak apa jika Tuhan ingin memanggilku sekarang, aku siap, tapi aku tak bisa meninggalkan ibu sendirian."

   "Ayah, tolong maafkan aku. Jika waktu bisa diputar kembali, maka aku akan menolak tawaran dari pria tua itu dan memilih untuk mencari pekerjaan paruh waktu."

   "Ayah, aku menyesal sekarang."

Seseorang dari balik pintu mendengar semua ucapan Minji. Dia yang awalnya ingin menyapa gadis itupun, mengurungkan niatnya.

Dia lantas berjalan kembali, tak ada mood untuk sekedar berucap.

   "Nona Vivi, apa ada masalah?" tanya seorang pria dengan rambut yang dikepang dua.

   "Aku sedang tidak ingin bicara. Tolong katakan pada maid untuk membawakan Minji makan malam, dia pasti belum makan."

   "Baik."

Minji sudah menangis sekitar lima menit lamanya dan akhirnya mengusap air matanya. Seseorang mengetuk pintu kamar dan membuka pintu.

   "Nona, anda harus makan dulu."

Takdir Yang Runyam (Lookism)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang