6. SadSatNight (II)

84 10 0
                                    

Yuhuyyyyy
Kita update lagi
Vote and komen banyak-banyak yaaaaa
Happy reading




Chacha hampir tersedak dengan mi nya sendiri, kenapa juga sih Bapak Seungwoo yang terhormat ini tiba-tiba muncul di depan Chacha dan untuk yang kesekian kalinya mengajak perempuan itu menikah. Demi apa, Chacha curiga kalau dosennya ini cenayang atau sejenisnya, bagaimana bisa ia tiba-tiba ada di sini untuk menanggapi ucapan Chacha. Ayolah memang ada istilah dunia sempit, tapi bukan berarti ia Seungwoo harus tiba-tiba muncul dan menanggapi perkataan Chacha 'kan?

"Eh Pak Seungwoo, makan Pak," ucap Chacha sembari menyengir canggung, Chacha jadi tak sanggup menelan makanannya padahal perutnya sudah lapar. Mau makan saja susah, hadeh.

"Suapin saya." Chacha membulatkan mata mendengar perkataan Seungwoo, ini dosennya kenapa sih? Makin ke sini makin aneh saja.

"Eh? Ehehehe." Lagi-lagi Chacha hanya bisa tertawa canggung menanggapi Seungwoo, ia tak tahu harus bagaimana, kalau bisa sih Chacha ingin menghilang dari hadapan pria itu.

"Kok malah nyengir? Kamu ngajak makan 'kan? Ya udah saya mau disuapin sama kamu." Astaga Pak, Chacha hanya basa-basi loh, Chacha crying inside sekarang, kenapa harus seperti ini sih? Chacha hanya ingin makan tapi kenapa sesusah itu sih.

"Eheheh, maaf Pak."

"Kok minta maaf? Saya serius loh minta disuapin sama kamu, kamu nggak mau nyiapin saya?" Astaga ... kenapa hidup Chacha gini amat sih? Chacha punya dosa apa sampai-sampai mau makan pun tak tenang.

"Saya serius loh."

"Bodo amat anjir, udah ah biar di pergi," gerutu Chacha dalam hati.

"Maaf ya Pak," ucap Chacha menyuapkan mi untuk Seungwoo, wajah perempuan itu sudah sangat memerah dan panas saking malunya. Pacar bukan, siapa-siapa bukan, tapi suap-suapan, eww.

"Enak."

"Tau Pak, makanya saya selalu datang ke sini," batin Chacha.

"Tapi karena disuapin sama kamu rasanya jadi berkali-kali lebih enak." Ha? Dosen pembimbing Chacha ini kenapa aneh sih? Ia benar-benar tak menyangka Seungwoo akan seperti ini karena Seungwoo yang di kampus terkenal dengan sikap dingin dan kata-kata tajamnya.

"Mas ini itu pesanannya."

"Saya harus pergi, terima kasih ya."

"Iya Pak sama-sama, hati-hati Pak," ucap Chacha tetap berusaha tersenyum dan Seungwoo pun pergi setelah membayar pesanannya.

"Huft ..." Chacha menghela napas lega setelah Seungwoo pergi, ia menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan lalu kembali makan.

***

"Dih kamu kenapa senyum-senyum? Kamu nggak kesambet kan di jalan?" tanya Sunhwa begitu Seungwoo tiba di rumah dengan membawa pesanan dari tempat makan tadi. Jadi tak lama setelah Seungwoo bermain dengan Alin, sang ibu bilang ingin makan mi tek tek dan siapa sangka ternyata Seungwoo bertemu dengan Chacha di tempat itu. Ia senang bisa bertemu dan mengusili Chacha seperti yang tadi makanya ia senyam-senyum bahkan hingga sampai ke rumah.

"Nggak papa," ucap Seungwoo masih dengan senyum tampannya.

"Coba kakak tebak, kamu ketemu gebetan kamu di tempat makan?" tanya Sunhwa dan lagi-lagi Seungwoo hanya tersenyum membuat ibu beranak satu itu kesal.

"Senyum-senyum nggak jelas, kayaknya iya deh, kalo memang iya buruan bawa deh ke rumah, jangan lama-lama."

"Iya Kak iya," ucap Seungwoo, jangan lupakan senyum pria itu yang masih melekat di wajah tampannya.

***

Mari beralih ke Chacha, setelah makan perempuan itu tak langsung pulang ke kosan. Ia membeli banyak makanan kemudian duduk di taman kota, malam minggu seperti ini memang taman tersebut jauh lebih ramai dari biasanya, dan ya ... malam minggu seperti ini tentu saja taman didominasi oleh orang-orang yang pacaran, Chacha hanya tersenyum kecut nan pasrah melihat pasangan yang memamerkan kemesraannya.

"Hmm ... pengen pacaran juga," monolog Chacha, entah apa yang terjadi tapi kisah percintaan Chacha memang tak ada yang berakhir manis, makanya sampai sekarang Chacha belum pernah pacaran.

"Aku gini ya, kalo dari awal aku anggapnya temen, ya nggak bisa lebih, bakal jadi temen aja. Jangan sampe gara-gara dia ada rasa sama aku, kita jadi beda, kita jadi canggung. Aku nggak pengen gara-gara kayak gini aku kehilangan teman, masa iya jadi berkurang temanku."

"Hah ..." Chacha menghela napas setiap kali ia mengingat kalimat itu, kalimat dari seorang Kim Sunwoo yang berhasil membuat Chacha menangis seperti orang bodoh.

"Huft, goblok banget sih gue suka sama cowok modelan kayak lo, mana sampe nangis lagi, eww. Tapi yang lebih goblok dan bodohnya gue malah belum bisa ngilangin perasaan gue bahkan setelah lo sendiri bilang kalo lo nggak bisa balas perasaan gue. Kim Sunwoo sialan, kenapa sih gue mesti suka sama lo, gini amat sih hidup gue." Chacha bermonolog sembari menikmati makanan yang ia beli.

"Huft, iya sih, gue jelek, gendut, nggak ada yang mau dibanggain, hidup lagi. Ya mustahil lah lo suka sama gue. Dasar Kim Sunwoo, dari sekian banyaknya cowok kenapa mesti lo sih." Chacha terus bermonolog meratapi kisahnya, ia mulai sadar dirinya menyukai Sunwoo awal tahun dan kira-kira bulan mei Sunwoo menyadari hal tersebut dan mengucapkan bahwa dirinya tak bisa membalas perasaan Chacha. Chacha berusaha untuk menerima kenyataan dan berusaha menghilangkan rasanya pada Sunwoo. Hal itu bisa Chacha lakukan ketika ia magang di bulan Juni-Juli dan selama dua bulan itu Chacha benar-benar tak mempunyai perasaan apa-apa lagi pada Sunwoo karena ia tak bertemu pria itu. Tapi ... setelah kembali dari tempat magang secara otomatis Chacha bertemu dengan Sunwoo di gereja dan ya, karena hati Chacha labil jadi perasannya pada Sunwoo langsung amburadul.

"Gini nih, gue mesti cari pacar biar bisa lupain Sunwoo. Tapi siapa yang mau jadi pacar gue? Astaga ..." Malam minggu Chacha sungguh miris, hanya karena satu pria saja hidup Chacha jadi seberantakan ini.

"Ok, nggak usah mikirin pacar. Ini udah semester berapa, banyak yang mesti lo kerjain Cha, banyak hal yang jauh lebih penting, yok bisa yok." Setelah uring-uringan terbitlah Chacha yang positif. Kini ia berusaha untuk lebih fokus pada studinya terlebih dahulu karena banyak yang ingin ia kejar.

Perempuan itu pun kini berusaha menikmati makanannya sembari menganggap orang-orang yang sedang pacaran itu sebagai film romansa yang biasa ia tonton. Chacha memutuskan untuk pulang ke kosan begitu jam menunjukkan pukul setengah sepuluh, besok ia gereja dan artinya? AH SUDAHLAH.

"Udahlah Cha kalo pun dia ada di gereja pura-pura nggak liat aja. Kalo pun dia nyalam, salam balik tapi nggak usah liat mukanya. Ingat! Wajib pasang benteng yang kuat Cha, jangan labil terus, jangan sampe dia bangga apalagi kesenangan kalo tau lo masih ada rasa sama dia. Yok bisa yok Cha, semangat!" Setelah menyemangati dirinya sendiri Chacha pun memantapkan diri untuk pulang ke kosan.

Bapak Dosen II Han Seungwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang