18. Jalan-jalan Bareng Daren

35 3 0
                                    

"Uncle ... Daren pulang." Daren berjalan dengan nada suara yang begitu ceria memasuki ruangan Seungwoo. Jam menunjukkan pukul empat saat Chacha dan Daren pulang, sebenarnya tadi Daren tak mau cepat-cepat pulang, tapi Chacha juga mempertimbangkan banyak hal. Ia menjemput Daren dari ruangan Seungwoo, jadi ia rasa seharusnya perempuan itu mengantar Daren ke ruangannya.

"Eh Daren udah pulang," ucap Seungwoo kemudian mengalihkan perhatiannya dari laptop, pria itu tersenyum manis pada Daren. Sangat berbeda dibandingkan dengan Seungwoo yang di hadapan mahasiswa.

"Gimana tadi jalan-jalannya?" tanya Seungwoo, kini mereka sudah duduk di sofa, Chacha duduk di sofa yang lain dengan posisi tetap diam. Ya ... kurang lebih hampir tak terlihat lah.

"Asik! Aunty Chacha baik, kita puas main di timezone."

"Oh ya? Main apa aja?"

"Main itu, apa ya ... Aunty, itu apa namanya yang kita joget-joget?"

"Pump it up Sayang," ucap Chacha lengkap dengan senyumnya.

"Daren dipanggil sayang, saya juga mau dipanggil sayang," ucap Seungwoo sembari menutup telinga Daren membuat Chacha membulatkan mata kaget. Ya ampun, ini dosen Chacha kenapa sih? Dia pikir jantung Chacha aman seperti ini?

"Eh?" Chacha bingung harus mengatakannya apa namun Seungwoo hanya tersenyum tipis.

"Ya Tuhan, kenapa punya dosen modelan gini sih?"

"Ih Uncle, kenapa nutup telinga aku sih?" protes Daren sembari memberontak agar Seungwoo melepas tangannya.

"Ya udah sekarang kita pulang yok," ucap Seungwoo.

"Langsung pulang? Kan belum gelap." Dari nada suaranya Daren tampak berkecil hati.

"Loh? Jadi? Kerjaan Uncle udah siap, ya kita pulang dong."

"Tapi ..."

"Eum? Tapi apa Sayang?"

"Aku masih pengen sama Aunty Chacha," ucap Daren dengan ekspresi yang cemberut, ya ampun Chacha mana tahan melihat yang imut-imut seperti ini.

"Daren sayang, kita main besok-besok lagi ya, sekarang pulang dulu, udah sore loh," ucap Chacha berusaha memberi pengertian.

"Tapi ..." Daren tampak masih tak ikhlas harus berpisah dengan Chacha.

"Gini aja, kita makan bareng sekarang abis itu pulang, gimana?" tanya Seungwoo memberi tawaran, anak berusia empat tahun itu tampak berpikir hingga akhirnya ia mengangguk.

"Mau ya Cha?" tanya Seungwoo, ah sial, entah karena aura Seungwoo atau karena tak bisa menahan imutnya Daren, pertanyaan Seungwoo lebih terdengar perintah sehingga Chacha hanya mampu mengangguk.

"Eum, boleh Pak," ucap Chacha, lumayan juga makan malam lepas, hehehe.

"Yay! Asik!" ucap Daren kegirangan, ya ampun anak itu tampak sangat imut nan menggemaskan, Chacha paling tak tahan dengan yang imut-imut seperti ini.

"Ya ampun imut banget sih," ucap Chacha kemudian memeluk Daren dan menciumi pucuk kepala anak itu. Daren sudah selengket itu dengan Chacha sehingga ia tak masalah jika dipeluk bahkan sampai dicium Chacha seperti itu. Sekuat itu pesona Chacha pada anak kecil sampai-sampai baru kenal pun bisa langsung sedekat itu.

"Saya juga mau dipeluk dan dicium."

Heh! Bisikan Seungwoo membuat Chacha terdiam, ia melihat Seungwoo dengan tatapan tak percaya namun pria itu hanya menampilkan wajah datar sehingga Chacha tak tahu harus mengatakan apa.

"Ya udah, kita pergi yok," ucap Chacha pada Daren, ia tak sanggup berbicara pada Seungwoo.

"Ayo Uncle," ucap Daren semangat, ia lantas menggenggam tangan Seungwoo dan Chacha. Duh, Chacha jadi bingung sendiri dengan situasi ini.

"Sayang, duluan aja ya, aunty mau ke toilet dulu," ucap Chacha ketika baru keluar dari ruangan Seungwoo.

"Ok Aunty," ucap Daren lengkap dengan senyumnya, senyuman pria itu menunjukkan betapa ia sangat senang bersama dengan Chacha.

"Saya tunggu di parkiran," ucap Seungwoo.

"Siap Pak," ucap Chacha kemudian ke toilet terdekat. Begitu tiba di toilet Chacha memperhatikan sekitar, setelah memastikan tak ada orang Chacha pun langsung menuju parkiran dan langsung memasuki mobil Seungwoo. Chacha tak ingin ada yang melihat dirinya bersama Seungwoo. Gosip goblok tentang dirinya yang menjalin hubungan dengan Yuqi saja sudah membuat Chacha pusing, ia tak ingin gosip tak jelas bertambah lagi. Itu hanya akan membuat kepala Chacha serasa akan meledak.

***

Seperti biasa Seungwoo langsung memesankan makanan untuk Chacha karena kalau Chacha yang memesan bisa-bisa perempuan itu hanya memesan nasi putih dan air mineral. Chacha langsung menyibukkan diri bersama Daren agar tak canggung karena ia tak tahu harus membicarakan apa dengan Seungwoo. Lantas, bagaimana dengan Seungwoo? Pria itu tak bisa menutupi wajah kesalnya karena Chacha asik dengan Daren. Padahal ia sengaja mengajak makan agar ia bisa menghabiskan waktu dengan Chacha. Tapi kenapa sekarang Daren malah tampak seperti saingan Seungwoo ya?

"Aunty, Aunty tau nggak, Daren punya adek cewek lo, cantik banget, namanya Alin," ucap Daren antusias dan dengan mata berbinar.

"Oh ... jadi yang kemarin itu adeknya Daren, namanya Alin ternyata," batin Chacha, ia kembali teringat saat ia salah sangka pada Seungwoo.

"Oh ya? Aunty boleh liat fotonya?" tanya Chacha yang tak kalah antusias.

"Boleh," ucap Daren semangat.

"Uncle, mau liat foto Alin," ucap Daren, Seungwoo membuka ponselnya dan menunjukkan album khusus Alin, di ponsel Seungwoo memang ada album khusus Daren dan Alin, sesayang itu memang Seungwoo dengan keponakannya. Jadi bisa kebayang kan kalau Seungwoo jadi ayah? Pria itu hanya covernya saja yang tampak dingin, kalau aslinya dengan orang yang dekat dengan dirinya maka pria itu akan sangat bucin.

"Kayaknya salah bawa Daren bertiga gini, aku yang malah diabaiin," batin Seungwoo memandangi Daren dan Chacha yang tampak asik berdua.

***

"Bye bye Aunty, kapan-kapan kita main lagi ya," ucap Daren ketika mereka sudah mengantar Chacha pulang.

"Siap Sayang," ucap Chacha lengkap dengan senyumnya, ah gila, senyum itu sangat cantik.

"Terima kasih ya Pak, hati-hati Pak," ucap Chacha, Seungwoo hanya mengangguk tanpa ekspresi kemudian melajukan mobilnya.

"Dih, sok cuek, sok dingin, lagi cosplay jadi kulkas apa gimana? Hih," cibir Chacha.

"Siapa tuh yang sok cuek?" tanya Yuqi yang tiba-tiba datang entah darimana.

"Tuh, dospem gue, cueknya ya ampun, tinggal senyum aja pun susah," ucap Chacha membuat Yuqi tertawa.

"Kesal kesal nanti suka aja."

"HEH! YANG BENER AJA!"

"Apa salahnya, kan masih muda juga dospemmu."

"Memang, tapi ..."

"Tapi apa?"

"Ah, udah ih nggak usah dibahas, by the way jadinya ngapain tadi dipanggil ke kampus?"

"Nemenin keponakan Pak Seungwoo jalan."

"Eh?"

"Biasa aja kali."

"Biasanya apa coba, apakah ini yang disebut diplomasi keluarga?"

"Apa sih? Ada-ada aja."

"Halah, sok cuek, padahal mukanya sampe merah gitu. Ayolah, nggak papa Cha, gas aja lah, jauh lebih baik pun daripada Sunwoo."

"Nggak pantas dibandingin anjir, Sunwoo nggak ada apa-apanya."

"Nah itu tau, gas lah."

"Udah ah, ada-ada aja," ucap Chacha kemudian masuk ke kamar, perempuan itu tampak frustasi sedangkan Yuqi hanya tertawa melihat temannya itu.

Bapak Dosen II Han Seungwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang