27. Menginap

25 3 0
                                    

Belum sempat Chacha menjawab, Seungwoo sudah berlalu ke dapur sehingga Chacha langsung mengikuti pria itu. Nggak enak juga dia santai sedangkan Seungwoo repot ini itu.

"Kakak mau masak apa? Aku bantu ya," ucap Chacha, walaupun nggak pintar memasak setidaknya Chacha bisa lah sedikit.

"Kamu mau makan apa?" tanya Seungwoo membuat Chacha mengerutkan kening, tiba-tiba bingung juga mau makan apa.

"Apa ya ... yang berkuah enak kali ya." Entah efek menonton Pororo atau bagaimana, tapi Chacha kini tampak sedikit lebih santai pada Seungwoo membuat pria itu tersenyum kemudian mengacak pelan rambut Chacha.

"Kenapa?" tanya Chacha bingung.

"Nggak papa, kamu lucu, saya gemes." Duh ni dosen killer bisa aja, Chacha kan jadi salting, rasanya pengen salto aja asli. Perempuan itu hanya menyengir, bingung juga mau bilang apa.

"Kalo gitu mau apa? Sop? Mi kuah? Atau apa?"

"Eum ... seblak enak kali ya, eh!" Chacha kaget sendiri dengan ucapannya, ya kali mereka memasak seblak, mau memesan online pun pasti susah kalau hujan begini.

"Kita keluar aja yok."

"Tapi kan hujan."

"Kan naik mobil.'

"Ya udah deh, sekalian aku pulang ya."

"Eh kok gitu?" Seungwoo terkejut mendengar ucapan Chacha, perempuan itu diam-diam ingin tertawa melihat reaksi Seungwoo. Untuk pertama kalinya ia melihat reaksi Seungwoo seperti itu, kalau bukan dosennya Chacha sudah menertawakan Seungwoo sepuasnya.

"Kan bisa naik mobil."

"Nanti aja ya?" Eh? Ini beneran Seungwoo? Chacha kaget saat Seungwoo memelas, namun ia lebih kaget lagi saat Seungwoo memeluk dirinya.

"Saya kangen banget sama kamu, di sini dulu sama saya. Saya nggak bakal ngapa-ngapain kamu, saya sayang sama kamu Cha." Ini Seungwoo beneran sekangen itu sama Chacha? Masalahnya mereka baru kemarin bertemu loh, masa iya Seungwoo sudah separah itu rindunya? Tapi suaranya juga sangat memelas, Chacha jadi nggak tega.

"Ya udah."

"Ya udah apa? Kamu mau nginap?" tanya Seungwoo penuh semangat, dih siapa yang mau nginep sih?

"Nggak, aku nggak ada bilang mau nginap ya."

"Padahal kalo kamu mau nginap saya senang banget." Ya elah, senang di bapak, di Chacha nggak.

"Nggak Kak, nggak bisa." Jujur Chacha takut mengucapkan hal tersebut, tapi ia juga harus bisa tegas.

"Ya udah deh nggak papa," ucap Seungwoo lesu, Chacha agak merasa bersalah sih.

"Sekarang kita cari seblaknya yok," ucap Seungwoo dan Chacha mengangguk.

***
"Kamu tunggu di mobil, saya aja yang pesan," ucap Seungwoo begitu mereka tiba di sebuah tempat yang menjual seblak, Chacha tadi mencari rekomendasi di google sih. Chacha hanya menurut dengan ucapan Seungwoo.

[Dimana u?]

Tampak nama Yuqi tertera di roomchat Chacha.

[Lagi di luar, sumpah pengen balik tapi ini dosen malah nahan-nahan biar aku nggak pulang.]

[Gils, have fun ya, xixi]

[Have fun apanya, nggak bebas, banyakan nggak enaknya.]

[Hahaha, semangat-semangat.]

[Huft ... nanti aku chat lagi ya.] Setelah mengirim pesan Chacha langsung menyimpan ponselnya dan Seungwoo pun kembali dengan dua porsi seblak.

"Mau beli yang lain lagi nggak?"

"Nggak ada, balik aja yok Kak takut makin malam nanti hujan makin deras terus macet." Seungwoo mengangguk mengiyakan ucapan Chacha kemudian mereka pun kembali ke apartemen Seungwoo.

Sesampainya di apartemen Seungwoo langsung menuju dapur sedangkan Chacha hanya mengekorinya bak anak kecil. Seungwoo tersenyum melihat Chacha, sumpah di mata Seungwoo Chacha ini ngegemesin banget.

"Selamat makan," ucap mereka bersamaan dan mulai menikmati seblak masing-masing.

"Kamu tim hadap-hadapan atau samping-sampingan?" tanya Seungwoo di sela-sela makan.

"Hadap-hadapan Kak."

Nggak bisa buat video romantis dong." Hampir saja Chacha tersedak mendengar ucapan Seungwoo, untung pria itu dengan cepat memberinya minum.

"Kamu nggak papa? Omongan saya ada yang salah?"

"Nggak ada, nggak ada salah kok," ucap Chacha tersenyumg, nggak salah sih, tapi Chacha kaget aja gitu Seungwoo bisa ngomong begitu. Dia nggak tau aja kalo Seungwoo sebenarnya banyak nanya Subin sama liat-liat tips di internet juga. Seniat itu Seungwoo mendapatkan hati Chacha.

Tampaknya Dewi Fortuna sedang berpihak pada Seungwoo, hari semakin malam namun hujan tak kunjung berhenti. Tak peduli sekeras apa Chacha berusaha tampak baik-baik daja nyatanya ekspresi perempuan itu tak bisa bohong, ia benar-benar ingin pulang sekarang. Tapi masalahnya hujan sangat deras, kemungkinan air juga semakin tinggi di jalanan.

"Kamu di kamar sebelah aja nggak papa Cha, saya nggak bakal ngapa-ngapain kamu serius deh." Dapat Seungwoo lihat Chacha akan menangis, tapi tak mungkin juga mengantar perempuan itu pulang sekarang, hujannya sangat tidak bisa diterjang sekalipun naik mobil. Chacha hanya diam, tak mungkin juga ia egois dan bersikeras ingin pulang di saat cuaca seperti ini.

"Ya udah deh Kak," cicit perempuan itu pelan, Seungwoo tersenyum kemudian mengelus rambut Chacha. Duh bisa nggak sih pria yang satu ini nggak usah banyak tingkah, Chacha nggak kuat, serius deh.

"Kamu mandi dulu sana, di kamar mandi sikat gigi baru kok."

"Aku nggak ada baju ganti, malas banget abis mandi pake baju yang sama lagi."

"Bentar." Seungwoo masuk ke kamarnya dan tak lama kemudian kembali dengan kaos dan celana training beserta handuk.

"Kayaknya baju saya ada udah cukup sih di kamu."

"Aku ambil baju sama handuknya aja, aku pinjam kamar mandi ya Kak." Seungwoo mengangguk dan Chacha langsung ke kamar mandi.

"Nggak heran sih, dia setinggi itu aku se keteknya aja nggak sampe," monolog Chacha saat menggunakan kaos milik Seungwoo yang menutupi hingga lututnya. Perempuan itu lantas keluar dari kamar mandi.

"Itu kalo kamu mau pake body lotion atau apa pun pake aja ya, anggap aja kayak apartemen sendiri. Saya mau mandi dulu," ucap Seungwoo, gampang banget bilang anggap kayak apartemen sendiri, Chacha mana bisa. Rasa nggak enakan terus dia mah.

"Iya Kak, makasih," ucap Chacha, perempuan itu hanya memakai body lotion, untuk skincare walaupun sudah diizinkan oleh Seungwoo Chacha tak mau karena berbeda dengan miliknya. Wajah Chacha sensitif, jadi tak usah.

"Huft ngapain ya? Tidur aja kali, hujan-hujan gini enaknya tidur," monolog Chacha, ia tak berani memainkan ponsel karena petir terus berbunyi dari tadi. Perempuan itu pun melihat ke sekeliling mencari sesuatu yang bisa menghilangkan rasa bosannya. Mata perempuan itu tertuju pada album foto yang ada di bagian penyimpan meja, perempuan itu lantas mengambilnya dan refleks tersenyum bahkan pada lembaran pertama album tersenyum.

"Pak Seungwoo ternyata lucu banget pas kecil, gemes, jadi pengen cium." Chacha memang bawaannya selalu ingin mencium kalau melihat anak kecil yang menggemaskan.

"Kalo mau cium boleh kok."

Bapak Dosen II Han Seungwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang