CHAPTER 3

688 80 24
                                    

Tubuh Oikawa masih dipenuhi oleh banyaknya peluh. Sudah beberapa menit lamanya, ia mematung dihadapan fending machine. Matanya menyorot deretan karton Ultramilk yang terpampang disana.

Jelas, hal itu membuatnya segera mengingat sosok Kageyama. Bahkan, Oikawa sampai lupa- ingin membeli apa ia disana.

"Etoo-- Kak Oikawa masih lama gak? Gue mau beli minuman nih."

"WAAA-!!" Pekik Oikawa yang langsung melompat saking terkejutnya. Sementara Kageyama masih menatapnya tanpa berkedip. "... Tobio-chan, Lo ngagetin gue." Sambung Oikawa usai paniknya mereda.

Kageyama benar-benar muncul, kala Oikawa memang sedang memikirkannya. Oikawa juga lupa, kalau baru-baru ini Kageyama sudah diizinkan keluar dari rumah sakit dan mulai beraktivitas seperti semula.

Cepat-cepat, jemari Oikawa menekan tombol pada salah satu fending machine itu. Ia hanya membeli satu botol air mineral.

Lagi-lagi, Oikawa sempat mematung disana.

"Hoiiii, Oikawaaaa!" Seru Iwaizumi dari ambang pintu gedung olahraga. Ia sukses membuyarkan pikiran kosong Oikawa.

"Tobio-chan, gue duluan ya." Pamit Oikawa diangguki oleh Kageyama. Ia langsung terkocar-kacir menghampiri Iwaizumi yang kini melemparkan pandangan masam.

Sepertinya Oikawa, tinggallah Kageyama bersama dengan rasa bingungnya ketika harus memilih yogurt atau susu kotak.

"Kok gue ketularan labil Kak Oikawa sih?" Gerutu Kageyama kemudian. Tangannya masih tak bergerak karena bimbang.

"Lelet!" Omel Iwaizumi tepat ketika Oikawa sampai ke hadapannya.

"Gaada lima menit, Jan marah-marah mulu napa..." Keluh Oikawa tak bersemangat.

"Enak sih marahin elo, jadinya gue kebiasaan." Seru Iwaizumi senang. Tapi kemudian, ia segera menunjukkan tindakan waspada.

Iwaizumi memperhatikan sekeliling, seolah tengah memastikan kalau tak ada siapapun lagi didalam gedung olahraga itu. Tak lama setelahnya, Iwaizumi berjalan dan memberikan isyarat agar Oikawa mengikutinya.

"Mau kemana?" Tanya Oikawa bingung. Ia hanya mengekori Iwaizumi sampai mereka berdua sampai dihadapan salah satu meja. Diatasnya, ada beberapa lembar doktumen milik pelatih dan guru pembimbing.

Awalnya, tidak ada satu hal pun yang menarik perhatian Oikawa. Tidak, sampai sebuah amplop putih berstempel rumah sakit tempat Kageyama dirawat masuk kedalam zona pengelihatannya.

Besar dugaan kalau didalamnya adalah surat izin, karena Kageyama absen cukup lama semenjak dirawat.

"Iwa-chan! Lo ngapain?!" Tanya Oikawa. Ia menjadi panik ketika Iwaizumi mengambil amplop itu, bahkan segera membukanya.

"Shht--! Baca, dan Lo bakal paham sendiri." Sambar Iwaizumi. Tangannya terulur, memberikan beberapa lembar kertas yang ia keluarkan dari amplop tadi.

Oikawa memandang lembaran itu dengan ragu. Tangannya bergerak pelan, dan akhirnya ia memberanikan diri untuk membaca tiap deret kalimat disana dengan hati-hati.

Tentunya, Iwaizumi sibuk mengawasi sekitar. Takut kalau-kalau tindakan mereka diketahui oleh orang lain.

"Iwa... Ini penyakit apa?" Tanya Oikawa usai membaca kalimat yang begitu asing baginya. Ia bahkan baru pertamakali tahu kalau ada penyakit yang memiliki nama serumit itu.

"Kak Iwa, Kak Oik... Belum pulang?" Seru Kageyama yang tiba-tiba saja sudah berdiri di ambang pintu.

Sadar akan hal itu, Oikawa berdiri membelakangi Kageyama yang perlahan-lahan jalan mendekat. Tangannya melipat cepat lembaran-lembaran itu, kemudian memasukkannya kembali kedalam amplop.

Unconditionally - OikKage [ END ]  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang