Satu semester telah berlalu. Tepat di bulan Februari, Oikawa merasa putus asa. Ia tak merasa, kalau dirinya mengalami perkembangan usai menjalani serantai latihan volly.
Pikir Oikawa, kemungkinan ia hanya tidak bersemangat. Oikawa juga ingat kalau dirinya tak pernah puas dengan pencapaiannya sendiri.
Tapi itulah watak kebanyakan manusia. Mereka tak pernah sekalipun merasa cukup, dan ingin terus naik lebih tinggi.
Setelah itu apa?
Lalu apa yang harus dilakukan jika sudah mencapai puncaknya?
"Ternyata, nikmatin prosesnya itu lebih seru." Gumam Oikawa sendiri, sembari mengepakkan setengah kakinya yang ada didalam kolam. Cuaca yang lumayan terik membuatnya ingin mendinginkan telapak kakinya yang terasa terbakar.
Masih dalam kondisi lesu, Oikawa bangkit dari posisi duduknya. Ia meninggalkan area kolam, dan bergegas menuju ke kamarnya untuk bersiap.
Karena cuaca yang terik, Oikawa hanya mengenakan kaos dan celana pendek. Tangannya menyambar Sling bag yang tergantung dibalik pintu, kemudian mengambil topi yang ada didalam lemari.
Sebelum menerjang panasnya matahari, Oikawa memutuskan untuk duduk sebentar lagi didalam kamarnya. Ia menyalahkan AC dengan suhu yang lumayan rendah, dengan harapan kalau hawa dingin itu bisa terus menempel di tubuhnya.
Kali ini Oikawa kembali menggapai ponselnya. Ia menggulir beberapa artikel yang link-nya dikirim langsung oleh Iwaizumi
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally - OikKage [ END ] ✓
Non-FictionAh, aku sangat bersyukur karena hari itu akhirnya aku menerima permintaan Tobio untuk menjadi teman sekaligus melatihnya volly. Walau saat itu aku membuatnya terikat dengan syarat" yang sedikit kekanakan. Chara : Oikawa Tooru Kageyama To...