CHAPTER 1

1.1K 110 34
                                    

Ini cerita tentang seorang laki-laki yang memiliki tembok pembatas. Siapapun tidak akan ia izinkan untuk menjalin hubungan yang terlalu erat dengan dirinya.

Namanya adalah Oikawa Tooru. Dia merupakan siswa yang kini duduk dikelas tiga Sekolah Menengah Atas.

Banyak orang yang terus bertanya-tanya, mengapa Oikawa tak lagi mudah berteman dengan orang lain. Mengapa Oikawa seolah menutup diri, menghalangi siapapun yang ingin mencaritahu seluk-beluk tentangnya.

Syarat pertemanan. Oikawa sempat mengatakannya kepada beberapa orang yang terkesan cari perhatian terhadapnya.

Usai mengatakannya, Orang-orang itu tak lagi mencoba untuk bisa dekat dengan Oikawa. Mereka keberatan, dengan syarat-syarat yang diberikan oleh Oikawa apabila ingin berteman dekat dengannya.

Lama-kelamaan, ada banyak gossip yang mengatakan kalau Oikawa adalah sosok pria yang sombong.

"Nama saya Kageyama Tobio dari SMP Swasta XC, dan saya sudah mulai bermain volly dari kelas dua Sekolah Dasar. Kepada kakak sekalian, saya ucapkan salam kenal dan mohon bantuannya!" Hari itu, ada seorang siswa kelas satu yang tiba-tiba saja muncul. Ia masuk kedalam ekstrakurikuler Volly di SMA Aoba Joshai.

Kesan pertama yang Oikawa berikan kepada Kageyama ialah 'biasa saja'. Ia tak merasakan ada satupun siswa yang berpotensi merebut posisinya sebagai pengumpan didalam tim utama volly itu.

Oikawa pernah gagal mengikuti pertandingan. Semuanya bisa terjadi karena ia mengalami cidera yang cukup serius. Dan untuk itulah, Oikawa berharap besar kalau ditahun terakhirnya ini- ia bisa membawa tim-nya itu. Minimal sampai ke tingkat awal Nasional.

"Owoaaahh, Kageyama keren!" Harapan Oikawa rasanya pupus di detik itu juga.

Hari pertama penerimaan anggota baru, dan hari pertama latihan bersama siswa tahun pertama.

Suka atau tidak suka, tapi Oikawa harus mengakui kalau orang-orang didalam gedung olahraga itu lebih menyukai Kageyama.

Mereka tidak ragu untuk memuji kemampuan Kageyama.

Yang membuat Oikawa semakin cemas, adalah posisi permainan Kageyama yang sama dengan milik Oikawa.

Setter, atau Pengumpan bola.

Selama dua Minggu penuh, telinga Oikawa dipenuhi oleh nama Kageyama yang ia dengar dari bibir tiap orang.

Untuk beberapa saat, Oikawa kerap merasa kalau telinganya hampir hancur karena muak mendengar seutas nama itu.

Oikawa tidak ingin, ada orang yang mengambil posisinya kembali. Tidak untuk kesempatan terakhir yang Oikawa miliki sekarang.

"Bagaimana menurut anda, Pak? Kageyama memiliki bakat yang luar biasa. Anak itu bisa berkembang pesat jika kemampuannya terus diasah!"

"Menurutku patut dicoba. Kita bisa menurunkan Kageyama pada latih tanding, bahkan pertandingan resmi sebagai ujicoba. Tentunya, Oikawa harus siap duduk di bangku cadangan."

Sangat Pahit ketika Oikawa tak sengaja mendengar diskusi diantara Pelatih dan guru pembimbingnya.

Orang yang berusaha akan tetap kalah dengan orang yang berbakat.

Apakah sekarang Oikawa harus percaya dengan  seutas kalimat itu? Kenyataan menampar Oikawa dengan sangat keras, dan hampir menghancurkannya.

Apakah usaha Oikawa selama bertahun-tahun akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka?

Mata Oikawa masih terbuka, dan ia merasa kalau cahaya yang menyinarinya kini mulai meredup. Sekuat apapun Oikawa mencoba, tapi tangannya seolah tak akan pernah menggapai kembali cahaya itu.

Unconditionally - OikKage [ END ]  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang