CHAPTER 8

575 61 46
                                    

"Oikawa, bantu latihan dong!"

"Tooru, aku buat cookies loh buat kamu~"

"Kalo ditanya siapa yang paling friendly, udah jelas lah ya siapa... Ya Oikawa!!"

Sejak mengenal Oikawa di bangku SMP, Iwaizumi sudah tak asing lagi mendengar kalimat-kalimat positif itu datang menghujani Oikawa.

Oikawa Tooru, siswa populer yang humoris dan berwajah tampan.

Rumor yang beredar sih begitu.

Kadang kala, Iwaizumi merasa Oikawa begitu jauh dari jangkauannya.

Mungkin, ini yang dinamakan cemburu.

Iya, cemburu ketika Iwaizumi menganggap Oikawa adalah satu-satunya teman paling dekat yang ia punya. Tapi Oikawa malah terkesan menganggap Iwaizumi sebagai salah satu dari sekian banyak temannya.

Iwaizumi terus memendam perasaan itu dihatinya. Sampai ketika mereka duduk di bangku kelas dua, ada suatu ide yang terbesit didalam kepala Iwaizumi.

Semuanya bermula, dari pertanyaan yang muncul. 'bagaimana cara membuat Oikawa, cuma deket sama gue seorang?'

Sampai Iwaizumi menemukan solusi, dimana jika ia melakukannya- Oikawa mungkin bukan hanya hilang kepercayaan terhadap Iwaizumi, tetapi juga kepada orang-orang disekitarnya.

Maksud Iwaizumi, ia ingin membuat Oikawa hancur.

Sekali saja.

Pasalnya, Iwaizumi juga tahu kalau Oikawa tak akan berlama-lama marah padanya.

Bisa dibilang, dari sekian banyaknya teman yang dimiliki oleh Oikawa. Hanya Iwaizumi tempat yang dituju Oikawa untuk kembali.

"Gue gak sabar buat tanding!!" Seru Oikawa. Sore hari, ketika ia dan Iwaizumi berjalan sepulang latihan. Jalanan disekitar mereka masih sedikit becek.

"Iwa-Chan?" Gumam Oikawa, sebeb Iwaizumi tak banyak berespon tingkahnya selama seharian penuh.

"Oh, iya... Gue juga." Iwaizumi menjawab seadanya.

Mereka berdua kembali melanjutkan langkahnya. Kala itu, Oikawa masih mengoceh banyak hal- dan ia berjalan tepat didepan Iwaizumi.

Begitu sampai diujung jalan, ada tangga yang cukup tinggi. Dimana tangga itu terhubung langsung dengan sebuah taman.

BRUGHH-!!

Dengan pandangan yang tertunduk, Iwaizumi menyenggol Oikawa dengan pundaknya. Ia tak melihat, tapi bisa mendengar suara dentuman yang cukup nyaring.

"Arrgh--!" Pekik Oikawa yang kala itu tekapar disana sembari terus memegangi salah satu kakinya.

"I-iwa-chan... Tolong gu--e..." Kalimat Oikawa terhenti. Ia bisa melihat dengan jelas, Iwaizumi yang melemparkan tatapan bengis kepadanya. Mulut Oikawa belum mengatup, seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Iwa-Chan!!" Sorak Oikawa lagi. Kali ini ia melempari Iwaizumi dengan batu-batu kecil yang ada disekitarnya.

Iwaizumi akhirnya tersadar, dan langsung menghampiri Oikawa.

"Oikawa, sorry! Gue... Gue ngelamun tadi!" Itu adalah alasan yang dipakai Iwaizumi untuk membela dirinya sendiri. Ia meminta Oikawa untuk tak banyak bergerak, meskipun Iwaizumi tahu- kalau kaki Oikawa kemungkinan mengalami cidera yang cukup serius.

"Gue gapercaya Lo berbuat jahat kayak gini, Iwa-Chan..." Oikawa menepis tangan Iwaizumi. Ia tak sudi disentuh oleh orang yang mengkhianatinya.

"Gak, gak... Gue gak sengaja Oikawa! Lo juga gak kenapa-napa!" Bentak Iwaizumi yang kini panik sendiri melihat respon dari Oikawa.

Unconditionally - OikKage [ END ]  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang