"Dua hari lagi, kita ada jadwal latihan sama SMA sebelah, khususnya untuk siswa tahun pertama. Jadi saya berharap agar kalian bisa turun latihan dalam kondisi yang prima." Pesan dari sang pelatih itu diangguki oleh seluruh anggota ekstrakurikuler volly. Hanya Kageyama yang tahu, betapa intens tatapan sang pelatih yang tertuju kepadanya.Karena sebenarnya kalimat itu bertujuan hanya untuk Kageyama. Iwaizumi dan Oikawa tentunya ikut peka, dan mereka sama-sama melirik Kageyama.
Hanya seutas nasihat tidak akan membuat Kageyama murung. Sebaliknya, ia merasa senang karena diperhatikan lebih. Semangatnya datang dan amat menggebu-gebu. Gemetar pada tangan dan kaki tidak lagi Kageyama perdulikan.
Main. Kageyama hanya ingin bermain volly.
Sebisa mungkin, Kageyama tak ingin melewatkan latihan satu haripun. Selagi kakinya masih mampu menopang tubuhnya sendiri, Kageyama ingin terus memanfaatkannya sebaik mungkin.
"Tobio-chan, dah sore nih..." Seru Oikawa sembari memungut satu-persatu bola yang berserakan diatas lapangan. "... Pulang yuk." Ajaknya kemudian.
"Eh, gue boleh latihan bentar lagi gak?" Tanya Kageyama spontan, meskipun peluh sudah membanjiri hampir seluruh tubuhnya.
DUAGH-!
Oikawa tercengang. Ia tidak dapat membela Kageyama, karena yang sedang murka disana adalah Iwaizumi dengan jitakan maut yang baru saja dilayangkan tepat ke tempurung kepala Kageyama.
"Inget gak pelatih ngomong apa?" Tanya Iwaizumi sambil melotot.
Kageyama menatapnya sedikit takut, sampai gugup sendiri ketika ingin menjawabnya.
"A-apa?" Mulut Kageyama malah mengeluarkan kata tersebut.
Disisi lapangan, Oikawa hanya bisa menepuk dahi. Siapapun akan kalah yang berhadapan dengan Iwaizumi.
"Kok malah nanya balik?!" Bentak Iwaizumi. Tangannya bergerak begitu cepat, dan kini sudah bertengger di salah satu daun telinga Kageyama. "... Makanya punya kuping dipake!!" Omelnya lagi.
"WAAAA-! KAK IWA, MAAF! MAAF!" Merasa jeweran pada telinganya semakin sakit, tak ada kalimat lain yang dapat Kageyama lontarkan selain permintaan maaf.
"Heh, minta maap ama dirilo sendiri sana!" Balas Iwaizumi lalu melepaskan cubitannya pada daun telinga Kageyama yang kini sudah memerah. "... Kageyama, latihan terlalu keras gak akan berguna kalo Lo gak sadar sampe mana kapasitas tubuh Lo." Bisik Iwaizumi kepada Kageyama. Kemudian ia langsung berlalu keluar dari gedung olahraga.
××××××××××
"Kak Oika--"
"Tobio-Cha--"
Canggung. Mereka yang semula ingin memulai obrolan, tapi malah bertabrakan saat bicara.
"Lo duluan aja, Kak..." Kageyama mempersilahkan Oikawa untuk bicara lebih dulu.
"Eh, itu..." Oikawa gugup.
Sepanjang jalan, mereka tak saling bicara lagi. Kageyama masih menunggu-nunggu apa yang ingin dispaikam oleh Oikawa, sedangkan yang ditunggu masih sibuk memberanikan diri.
"Hadiah buat Lo." Rupanya, paperbag yang sedaritadi dibawa oleh Oikawa berisi barang yang ingin ia berikan kepada Kageyama.
Sebegitu jelasnya, tapi Kageyama tak sedikitpun menyadarinya.
"Apa isinya?" Tangan Kageyama hendak membuka paperbag itu, tapi Oikawa segera menghentikannya.
"Isinya bom, jadi biarin meledak dirumah Lo aja." Jawab Oikawa dengan sebuah guyonan. Wajahnya sudah berubah menjadi merah padam sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/267276655-288-k277795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally - OikKage [ END ] ✓
Non-FictionAh, aku sangat bersyukur karena hari itu akhirnya aku menerima permintaan Tobio untuk menjadi teman sekaligus melatihnya volly. Walau saat itu aku membuatnya terikat dengan syarat" yang sedikit kekanakan. Chara : Oikawa Tooru Kageyama To...