+×+
Pagi ini Langit kembali ke rumah sakit untuk menjaga Senja yang sampai sekarang belum sadar.
"Keadaan Senja mulai stabil demamnya benar-benar sudah turun, tekanan darah dan hb nya juga sudah stabil tinggal menunggu Senja sadar, jika keadaannya semakin membaik tak lama lagi dia akan bangun, dan papa yakin ini karena kehadiranmu keinginan sembuh Senja meningkat" terang Dokter Juno yang sehabis memeriksakan keadaan Senja.
"Terima kasih Papa, Langit akan terus menjaga Senja di sini"
"Ya sudah papa keluar dulu" pamit Dokter Juno
"Iya pa" setelah dokter Juno keluar Langit beringsut untuk mendekati Senja, seperti biasa duduk di samping brankar dan menggenggam tangan mungil Senja serta mengusap rambut hitam sang adik.
"Hei Senja selamat pagi, abang senang kalau Senja sudah mulai membaik, abang tidak sabar menunggu Senja untuk bangun tenang saja abang akan terus di sini sampai Senja bangun" tak lama Langit berceloteh random, dia merasa lelah jadilah dia merebahkan kepalanya di kasur Senja untuk sekedar memejamkan matanya dan tangannya memeluk tubuh Senja.
Belum lama Langit memejamkan matanya, Senja mulai ada pergerakan berusaha membuka matanya perlahan, menerjabkan pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Dia merasa ada tangan yang melingkar di tubuhnya, berusaha dengan perlahan dia mengangkat tangannya untuk mengusap pelan lengan tangan yang sedang melingkar di tubuhnya.
Merasa ada usapan pelan di lengan tangannya Langit pun terlonjak bangun, betapa ia bahagia melihat mata indah adiknya sudah terbuka. Langit langsung buru-buru memanggil dokter dengan menekan tombol merah di samping brankar.
"Sayang hei Senja dengar abang"
"A-bang" suara Senja sangat pelan dan teredam oleh masker oksigen yang menutupi sebagian wajahnya namun Langit masih cukup mendengar gumaman sang adik
"Iya ini abang, abang Langit dek" Langit mencium pelan kening sang adik. Tak lama terlihat Dokter Juno memasuki ruangan.
"Keadaan Senja sudah sangat baik, namun karena masih lemah biarkan Senja istirahat dulu ya, akhirnya kamu bangun Senja"
"Papa" panggil Senja yang sudah tidak memakai masker oksigen dia bilang nafasnya sudah tidak sesak lagi.
"Hm? Kenapa?"
"Papa bisa liat abang Langit di sini?"
"Eh? Ya bisa dong sayang ini abang Langit di depan papa di samping kamu" jawab Juno yang heran dengan pertanyaan Senja.
"Syukurlah berarti Senja tidak sedang berhalusinasi" entah kenapa perkataan Senja menohok hati Langit.
"Iya Senja tidak sedang berhalusinasi, bang Langit di sini sekarang. Ya sudah papa tinggal ya Senja istirahat"
"Terima kasih papa" dokter Juno pun pamit keluar dari ruang rawat Senja.
Selepas Juno keluar dari ruang rawat Senja, sepasang kakak beradik yang berada di dalam ruangan hanya bertukar tatap dan saling menggenggam tidak ada yang mulai pembicaraan atau mereka sedang melakukan telepati, entahlah hanya mereka yang tahu.
Entah ada angin apa tiba-tiba Senja mencubit lengan tangan Langit yang membuat Langit mengaduh kesakitan.
"Akh .. sakit dek" tidak menjawab Senja malah mencubit lengannya sendiri.
"Oh iya sakit" oh. Sekarang Langit mulai khawatir apa yang sebenarnya terjadi dengan adiknya, apakah penyakit Senja sudah membuat otaknya mulai menurun kinerjanya
"Kamu sebenarnya kenapa dek? Kamu ada yang sakit hm?"
"Cuma memastikan kalau Senja tidak mimpi abang" Langit menghela nafas pelan mendengar jawaban Senja. Senja pun mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna di Langit Senja ✔️
Losowe[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Terimakasih Abang sudah hadir untuk Senja -Senja- Terimakasih Senja sudah hadir untuk Abang -Langit- Star : 31.05.2022 End : 20.09.2022 🦊🐻 #brothership #family Walaupun sudah tamat tolong tetap vote ya manteman komen...