MK. 26

9.8K 319 1
                                    

* kekecewaan Keisha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* kekecewaan Keisha

Keisha menatap Mahen lekat. Kenapa? Kenapa Mahen benar benar berubah? Dapat terlihat dari sorot matanya bahwa Mahen benar benar marah kepada Keisha.

"Hen, lo kenapa?" Tanya Keisha dengan suara bergetar.

"Gue muak sama lo."

"Gue tau, gue mau pergi tapi tanggungjawab gue ada sama lo. Mamah sama papah lo udah percaya tentang keselamatan lo sama gue. Gue gak bisa tinggalin lo dalam keadaan gini." Tutur Keisha pelan.

"Tapi gue muak."

"Terus gue mesti gimana?"

Hening, tidak ada jawaban dari Mahen. Keisha yang berada di sampingnya itu juga diam.

"Gue ambilin makan lagi ya? Isi dulu perut lo, dari kemarin lo belum makan sama sekali." Tawar Keisha lembut.

Mahen melihat Keisha dengan tatapan kecewa. Sementara Keisha berusaha menahan emosinya dan memendam kekecewaannya kepada Mahen.

"Jangan gini terus hen, gak baik buat kesehatan lo. Jangan gengsi yang di gedein, lo juga masih butuh seseorang yang ada di samping lo." Tutur Keisha sembari membersihkan lantai kamar Mahen.

"Gue bisa tinggalin lo dan pergi jauh dari kehidupan lo, tapi nggak sebelum lo sembuh. Keadaan lo gini gak mungkin aja kalo gue pergi. Setelah lo sembuh nanti, lo bisa cerain gue, dan gue bisa pergi tanpa beban."

"Cerai?" Beo Mahen membuat Keisha menatapnya lekat.

"Lo sendiri kan yang bilang. Apa udah berubah pikiran ya? Udah gak mau ceraiin gue lagi ya?" Goda Keisha.

Mahen masih setia dengan tatapan lurusnya itu. Ia seakan tuli dengan apa yang Keisha ucapkan itu. Benar benar tidak ia perhatikan sama sekali.

"Lo mau di bawah apa di sini aja? Gue mau ke sekolah cari hukuman sama refreshing. Boleh kan?"

Mahen diam.

"Hen, gue boleh pergi?" Tanya Keisha.

"Udah jam setengah 8 ngapain berangkat." Gumam Mahen.

"Kan gue udah bilang tadi, nyari hukuman. Gue berangkat ya? Lo beneran di sini aja?"

Tidak ada jawaban, Mahen hanya melirik Keisha saja.

Setelah membereskan lantai, ia berdiri dan tersenyum tulus kepada Mahen. Kemudian ia mendekati Mahen dan membungkukkan badannya. Mendekatkan bibirnya ke arah dahi Mahen lalu menciumnya sedikit lama.

Cup.

"Gue bau ya? Soalnya belum mandi, hehe. Gue balik dulu ya, bye Mahen. Baik baik di apart ya.." ujar Keisha saat sudah melepaskan ciumannya.

Ia berlari kecil menuruni anak tangga itu. Setelah sampai di bawah, ia menuju meja dapur dan duduk terdiam di sana.

Keisha menundukkan kepalanya dan menangis dengan pelan agar tidak terdengar oleh Mahen. Kali ini ia benar benar lemah karena cintanya.

MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang