Axxel.Pov.
Aku tak percaya saat saat seperti ini, dimana sekarang. Tepat saat ini, aku bisa melihat secerah cahaya kembali dan menuntunku menuju kebahagiaan yang menanti.
Di sana. Dia yang tengah tersenyum manis dengan bantuan beberapa perawat yang menuntunnya ke kursi roda. Menggunakan pakaian perawatnya dia perlahan menghampiriku di bantu perawat lainnya mendorong kursi rodanya.
Aku mematung, menatap dia yang tengah melambai lambaikan tangannya lalu di susul Aksa dan Aska yang langsung saja berlari menghampirinya dengan menangis.
Aku melihatnya, dia terlihat sangat nyata. Ini bukan mimpi untuk kesekian kalinya bukan? Jika ini mimpi lagi, kumohon kali ini jangan bangunkan aku, aku ingin terus berada di dalam mimpi ini.
Ku lihat Aksa juga Aska sangat senang bertemu dengannya, untuk pertamakalinya saat ia sadar. Ya, saat dia sadar. Tersenyum, bahagia.
Kini akhirnya, dia menatapku lama, seolah memanggilku untuk ke sana.
"hey codot, gak kangen?" tanya nya dengan senyuman yang saat dulu biasa di berikan padaku.
Tak ingin ambil waktu akupun langsung berlari, menyingkirkan Aksa dan Aska dari bidadari ku, enak saja, dia milikku!
Aska mendumel tak terima, aku tak peduli, sesaat setelah di hadapannya, air mataku luruh begitu saja saat tangan mungil dan hangatnya menyentuh pipi ku dan menghapus air mataku yang jatuh.
"ssttt, kok nangis? Hey twins, ayahmu sangat cengeng sekali" ejeknya dengan terkekeh manis. Menambah kadar kecantikannya yang sangat memancar.
Aku tak peduli, ku tarik tubuhnya lalu ku peluk erat erat takut ini hanya mimpi belaka. Namun, ia salah besar. Ini bukan mimpi. Ini nyata. Aku bisa merasakan kehangatannya yang menjalar di tubuhku. Ini yang ku rindukan. Dia membalas pelukanku tak kalah erat, menyembunyikan wajahnya di dada ku. Kami menyalurkan rasa rindu yang sangat berat.
Author. Pov.
Axxel terlihat sangat merindukan wanita itu, wanita yang membuatnya menunggu lenteranya terang kembali.
Daffa masih ngeleg dan masih dengan posisinya dengan tangan yang mencubit angin karena Aska sudah kabur untuk menemui bunda nya.
Axxel memejamkan matanya, menikmati rasa rindu yang sangat berat kini terobati. Ia merasa tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.
"kamu...makasih sudah ingin bertahan, my Sweetheart" bisik Axxel menangis bahagia.
"apapun untuk kamu" bisik Alifa lirih.
Ya. Dia Alifa. Wanita yang sekarang tengah di peluk Axxel ialah Alifa Fatma. Wanita yang sangat dirindukannya. Wanita cantik versinya. Wanita dengan segala tingkah keabsurd an nya menambah ciri khas tersendiri. Wanita yang di rindukan kedua kembar itu. Wanita yang masih mau bertahan. Dia wanita kuat.
"hei bocah, kau tak boleh memeluknya kuat kuat! Alifa baru saja sembuh! Dasar anak nakal" dumel seorang pria yang umurnya sudah tidak bisa di bilang muda lagi, namun terlihat masih sangat tampan. Dengan baju yang berlapiskan jas warna hitam, dia menghampiri Axxel dan ingin menarik telinganya, namun dengan kesadarannya, Axxel menghindar dan menggotong Alifa tiba tiba, menggendongnya ala koala.
Alifa kanget dan reflek memeluk erat Axxel, sang empu tersenyum puas dan menatap sengit pada pria tua itu.
"kenapa kau selama ini menyembunyikan istri ku?! Dan kau bilang padaku jika dia sudah mati?!dan sialnya aku percaya itu!! Kau sengaja membuatku gila hah?!" tekan Axxel dengan matanya yang menatap kakek itu tajam.
Pria tua tadi menatap Axxel dengan pandangan jengah, "sengaja, nanti jika kau tau jika masih ada harapan, kau tak ingin meninggalkannya barang sedetikpun. Dan kau nantinya akan menelantarkan anakmu dan tak mengurus dirimu dengan baik karena terus menerus berada di sisinya dan menunggunya membuka mata bukan?" jelas pria itu dengan tangan bersedekap dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alterleo Twins
Teen Fiction#story4. [SQUEL THE ABSURD WIFE] kalo gak mau bingung bisa baca dulu The Absurd Wife nya ya! ••• ••• Ini tentang si kembar, dan kehidupannya. ••• ••• ••• "kenapa kamu curi ponsel ayah?!" tanya Axxel menatap anaknya tajam. "gabut Yah, jadi Aska c...