5. Alasan.

856 83 4
                                        

Derap langkah kaki yang tergesa gesa itu menggema menuju sebuah kamar kecil sederhana. Axxel dengan langkah lebarnya segera tiba di kamar tempat Alifa tidur tadi. Dan betapa terkejutnya dia melihat Alifa yang kini tak sadarkan diri di atas lantai rumah.

Axxel dengan cepat langsung membopong Alifa dengan penuh kehati hatian kembali menidurkannya di kasur. Mulutnya seakan terkunci saat melihat goresan cakaran yang membekas di wajah dan leher.

"ada apa sebenarnya, Mom?" tanya Axxel pada sang ibunda sembari berusaha menetralkan emosinya.

Ellie yang tengah menggendong Askara tengah tertidur pulas dengan pipi yang penuh air mata itu pun menjelaskan dengan hati hati dari mula ia menghampiri kamar ini untuk memanggil Alifa makan, dan malah menemukan kaca jendela yang terbuka dan Alifa yang sudah meraung raung dengan meneriaki Aksara yang hilang entah dimana dan Askara yang ketakutan berusaha menenangkan Alifa. Dan berakhir Alifa kehilangan kesadarannya.

Tangan Axxel mengepal erat menandakan ia tengah menahan emosinya. Tapi,

BRAKK

Suara dentuman kencang saat kepalan tangan Axxel menghantam meja tak bersalah di sebelahnya hingga kaki meja itu patah.

"sial." umpat Axxel kesal karena emosinya yang tak bisa ia kontrol. Mana meja kesayangan istirnya lagi, "kalau Alifa liat, ga bakal minta cerai kan?" gumam Axxel gelisah.

"kamu tenang saja Axxel, Mom sudah memanggil dokter kepercayaan keluarga kita untuk datang segera ke sini dan Mom sudah menghubungi Yohan, asisten Daddy untuk mencari Aksara. Kamu hanya perlu tenang dulu, okey?" jelas Ellie sedikit menenangkan hati Axxel. Tapi, jika anaknya hilang masa dia hanya berdiam diri di sini? Sementara anaknya entah kemana? Orang tua macam apa dia?

"thanks you Mom, tapi aku juga akan mencari anakku. Karena aku sudah berjanji akan menjadi ayah yang baik" tekad Axxel lantang.

"tapi Mom, Kenapa Alifa sampai begini? Apa yang sudah di lewatkan Alifa di sana?" tanya Axxel cemas.

Ellie seketika bungkam dengan pertanyaan penuh penasaran anaknya.

"Axxel."

Mendengar namanya di panggil, Axxel menoleh dan mendapati Ayahnya, Rennovan yang bersender di dinding pintu kamar.

"Come with Dad for a moment" ajak Rennovan pada Axxel.

"ada apa? Aku akan mencari anakku" tanya Axxel pada sang ayah.

"Dad will tell what happened to Alifa."

Axxel menatap sang Ayah dan sang istri bergantian, tak lama dia menganggukkan kepalanya pelan, "Alright, but only for a moment. I don't want Aksara to wait too long."

OooOooO

Debu debu tebal menempel dimana mana, berbagai sarang laba laba yang menjuntai di langit langit dan kasur kasar menyambut kesadaran Aksara dari pingsannya.

Manik mata abu abunya menatap di sekitar ruangan yang di tebak adalah sebuah kamar kecil dan sempit. Serta jorok. Aksara jujur ya.

"ihh jorok. Hatcih! Aksa kira kamar Ayah yang paling jorok, ternyata masih ada yang lebih jorok" gumam Aksa sambil mengelap ingusnya yang keluar sehabis bersin tadi.

"AKU DENGER KAMU NGOMONG YA!" teriakan cempreng itu seketika hampir memecahkan gendang telinga Aksara.

Di susul gaplokan maut dari bantal yang saaanggaatt bau apek menurut Aksara itu mendarat tepat di wajahnya yang sangat tampan, lucu, gemoy, kiyowo ini.

Alterleo TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang