Di bab sebelumnya ada yang minta ganti supaya panggilannya jangan "adek",trus setelah dipikir pikir kayaknya panggilannya bagusan "adek" gak sih dari pada "sayang". Tapi kalau banyak yang komen minta ganti nanti author ganti de😊.tapi batasnya sampai malam ini,trus kalau gak ada yang komen atau sedikit yang komen fix panggilan tetap "adek"ya😊.
*Happy reading
Pagi sehabis sholat subuh zarin langsung turun kebawah untuk membantu meyiapkan sarapan.sesampainya di bawah ternyata bundanya dan juga umi zanifa sudah selesai memasak.
"Kok udah selesai aja bun, padahal kan zarin baru aja mau bantu"
"Udah gak papa nak,yaudah keatas panggil suami kamu suruh turun kebawah untuk sarapan"jawab bunda aisyah
Karna zarin malas untuk naik keatas lagi akhirnya ia bertiak dari bawah.
"Gusss,ayo kebawah sarapaaaann"teriak zarin dari bawah
Sontak saja membuat sang bunda dan mertuanya kaget akibat ulahnya.
"Zarin!,bunda kan nyuruh kamu keatas buat panggil suami kamu bukan teriak dari sini nak,lain kali gak boleh kayak gitu"ucap bunda aisyah memberi nasehat
"Iya bunda, zarin minta maaf"
"Yaudah jangan diulangi lagi ya"
"Iya bunda"jawab nya
"Zarin kok masih manggil Gus sih nak"tanya umi zanifa kepada menantunya
"Iya itu buk nyai.."
"Kok masih bu nyai sih,umi jadi sedih nih dengarnya"ucap umi zanifa
"Maaf umi,zarin belum terbiasa"jawab zarin
"Gak papa lama lama kamu akan terbiasa kok nak, trus pertanyaan umi tadi kok belum di jawab"ucap umi zanifa yang kembali bertanya
"Itu umi, zarin lebih nyaman manggil nya Gus,kata Gus juga gak papa kok umi,apa umi marah"tanya zarin kepada sang mertua
"Yasudah tidak apa apa, kenapa umi harus marah sedangkan suami kamu saja tidak marah nak"jawab umi zanifa dengan sangat lembut sambil mengelus kepala sang menantu
Tak berapa lama tentu saja Gus abizar langsung turun kebawah akibat suara teriakan sang istri yang membuat nya terlonjak kaget mendengarnya.
Semuanya sudah berkumpul dimeja makan, tentu saja zarin duduk di samping Gus abizar.mereka pun memulai sarapan sambil sedikit mengobrol.
"Nak"panggil syakir
"Iya yah"jawab zarin
"Sehabis sarapan kamu akan berangkat ke pondok pesantren baiturahman, bersama dengan suami dan mertua kamu"ucap syakir memberi tau putrinya
"Ha?, pagi ini yah kok cepat banget sih yah"lirih zarin yang tidak mau segera pindah.
"Iya nak, lagipun rumah kita gak jauh, kamu juga boleh kok sering sering kesini"jawab syakir membujuk putrinya.
Sehabis makan zarin membantu membersihkan piring yang baru saja digunakan, setelah itu ia menyusul suaminya ke kamar untuk menyiapkan pakaian yang akan ia bawa.
"Assalamualaikum"ucap zarin sambil melangkah memasuki kamar nya
"Walaikumsalam"jawab Gus abizar
"Dek,duduk disini bentar Gus mau ngomong"ucap Gus abizar sambil menepuk samping sofa agar sang istri duduk didekatnya.
"Iya Gus mau ngomong apa"ucap zarin setelah duduk di dekat suaminya
"Lain kali kalau mau manggil Gus jangan teriak teriak kayak tadi ya dek, Gus gak mau nanti tenggorokannya kamu sakit"
Perkataan Gus abizar barusan membuat zarin tersenyum betapa pedulinya sang suami terhadapnya
"Baik Gus, gak lagi kok"jawab zarin sambil tersenyum
"Yaudah Gus,adek siap siap dulu ya"
Gus abizar menggangguk dan tersenyum pertanda mempersilakan sang istri untuk siap siap.Tadinya Gus abizar ingin bertanya soal foto pria yang di panggil sayang oleh istrinya itu namun lagi lagi dia mengurungkan niat nya.kalau harus mengingat kejadian tadi malam rasanya membuat hati nya kembali sakit ingin melupakannya tapi tidak bisa.
Jangan plagiat ya❌
Maaf jika ada kata yang typo🙏Maaf jika ceritanya kurang menarik atau agak gaje ya😄
Maaf ya kalau cerita nya agak pendek
Mohon dimaklumi karna ini cerita pertama ku.
Mohon dukungannya, jangan lupa vote dan komen ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tulus Seorang Gus
EspiritualJangan lupa follow dulu sebelum baca!! Mengisahkan seorang remaja Zarin Zafirah Aisyah Putri seorang remaja yang berumur 18 thn merupakan anak tunggal dikeluarganya mempunyai sifat pendiam,cuek dan dingin. Namun siapa sangka di usia nya yang masih...