Fun fact : Pembaca Langit Goryeo dan Laut Tengah memiliki nama "Golden Stars" yang berarti bintang emas paling terang. Nama ini diberikan oleh Haneul dengan harapan seluruh pembaca terus bersinar di mana pun berada.
***
QnA : Golden stars, kalian berasal dari mana?
Follow instagram @frasaberliana (author) x @deargoldenstars (readers space) untuk update terkini Langit Goryeo.
Tekan tombol bintang dan jangan lupa beri komentar yang baik.
Happy Reading.
***
Satu pekan berlalu. Haneul sudah siap dengan koper dan ranselnya. Indonesia bukan negara asing bagi keluarganya. Tak hanya soal Haneul yang cukup fasih berbahasa Indonesia, tetapi juga pengalaman hidup selama beberapa tahun di masa kecil karena mengikuti dinas kerja sang ayah.
Selama persiapan keberangkatan, Haneul tidak kembali ke apartemen yang terletak di Distrik Seongbuk atau lingkungan Korea Foreign University. Yeon Sook menahan putranya untuk menghabiskan waktu libur musim dingin lebih banyak di rumah.
Haneul berkacak pinggang, bibirnya mengulum, dan matanya memperhatikan lemari terbuka. Pikirannya terus memastikan tak ada barang tertinggal.
Barang berharga—paspor, ponsel, dan dompet—Haneul letakkan di saku khusus sisi kanan ransel. Jas musim dingin hitam dia kenakan. Perbedaan musim dua negara yang drastis membuat barang bawaannya sedikit banyak.
Haneul berangkat mengenakan pakaian musim dingin lengkap, sedangkan isi kopernya berisi pakaian musim panas. Mungkin sampai di Jogja nanti, Haneul ingin meminta pemandu wisata menunjukkan tempat laundry. Agar mantelnya kembali bersih saat akan dia gunakan pulang ke Korea.
Pria jangkung bercelana panjang cokelat muda menuruni tangga. Pelayan rumah yang menawarkan bantuan membawa koper dan ransel segera ditolak olehnya. Sayup-sayup terdengar bunyi halaman koran yang dibuka. Yeon Sook mengalihkan mata dari kolom berita ekonomi nasional ke putra tunggalnya.
"Haneul-a."
"Ye, Abeoji?" Haneul menghentikan langkah dan bergegas membantu Yeon Sook untuk berdiri.
Yeon Sook tersenyum, "Gwenchana, gwenchana (Aku baik-baik saja)."
Perlahan-lahan mereka berjalan bersama ke pintu utama. Haneul berusaha melambatkan langkah untuk menyeimbangi ayahnya yang berjalan dengan tongkat.
"Apakah tidak dapat ditunda kepergianmu ke Indonesia? Habiskan libur musim dinginmu di sini terlebih dahulu."
"Aku sudah memesan tiket pesawat, hotel, dan paket wisata, Abeoji."
"Kenapa harus lama sekali di sana?"
"Aku hanya berlibur selama tiga minggu. Abeoji jangan khawatir."
Yeon Sook mendongak dan melihat wajah anaknya lamat-lamat. Pancaran sendu tercipta nyata. Tangan keriputnya menepuk-nepuk bahu bidang. "Ah, geurae (baik lah). Hati-hati selama berlibur. Jangan lupa makan. Jangan makan hidangan pedas. Cabai di Indonesia—"
Haneul terkekeh, "Abeoji sudah mengatakan hal ini sebanyak sepuluh kali sejak kemarin."
"Ya! Igeo bwa, igeo bwa. Uri kaekkuri-ya (Lihatlah, lihatlah, anak kodok kita)." Anak kodok adalah julukan yang diberikan orang tua Korea bagi anak-anak yang menurut mereka nakal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT GORYEO
SpiritualSUDAH TERBIT - Ketika Haneul Choi, mualaf Korea ingin menjadi seorang muslim yang taat, Cahaya Pendar adalah muslimah yang menjauh dari Allah akibat poligami yang dilakukan Ayahnya. *** Usai wajib militer, Haneul Choi ( mualaf dari Korea) berlibur k...