LG10 - 17:32

13.9K 2.2K 477
                                    

Author's note: 

Abaikan time stamps di setiap dialog berbentuk chat. Aktifkan mobile data untuk menikmati setiap bagian dari cerita. 

Pemenggalan paragraf yang tidak ideal terjadi agar pembaca nyaman membaca dari ponselnya.

*** 

Jangan lupa follow @frasaberliana (author) dan @deargoldenstars (readers space, tempat halu, dan jadwal update) untuk berita terkini Langit Goryeo.

Tekan tombol bintang dan jangan lupa beri komentar yang baik.

Happy Reading.

***

Korea Selatan, 2012.

Jas, rompi rajut, kemeja, celana panjang, bahkan tanda pengenal di dada masih melekat di tubuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jas, rompi rajut, kemeja, celana panjang, bahkan tanda pengenal di dada masih melekat di tubuh. Pulang awal dari bimbingan belajar seperti angin segar bagi Haneul remaja. 

Apalagi yang dia lakukan selain membuka ponsel, aplikasi chat, dan bolak-balik menggunakan aplikasi translasi serta kamus.

"Haneul-a! Bab meokja (Haneul, ayo makan)!"

"Ne (Iya), Eomma."

Seruan dari ibunya dia beri jawaban, tetapi tak menggerakkan kaki dan tangan untuk bangkit dari kasur. Kadang dia tersenyum, tertawa, atau pipinya bersemu. 

"Adeul, bab meokja (Nak, ayo makan). Sudah larut. Jangan bermain ponsel terus. Makan malam lalu mandi. Tidakkah kau risih memakai seragam sekolah sepanjang hari?" Soyeon melipat tangan di dada dan bergeleng-geleng kepala melihat tingkah putranya dari ambang pintu kamar.

"Nde, Eomma." Putranya dari tadi menjawab dua kata yang sama, tetapi ditunggu sampai dua jam di ruang makan pun Haneul tidak kujung menunjukkan batang hidungnya. Karena kesal, Soyeon mengambil ponsel dari tangan Haneul.

"Eomma!"

"Makan dulu, Haneul," tegas Soyeon tanpa senyum.

"Jangan marah-marah, Eomma. Nanti cantikmu hilang." Haneul duduk lalu memeluk pinggang ibunya.

Soyeon mendecih, tetapi juga tersenyum simpul karena rayuan anaknya. Soyeon tak melarang Haneul bermanja. Dia usap-usap puncak kepala Haneul seperti masih balita. "Kau sudah di akhir masa SMA. Tidakkah malu masih bermanja seperti ini pada Eomma?"

"Ani (tidak)."

Soyeon duduk di sisi Haneul.

"Appa-neun eoddiseo (Ayah di mana)?"

"Appa masih di Amerika. Mungkin minggu depan akan kembali ke Korea."

Haneul berdecak malas. "Pengusaha selalu sibuk."

LANGIT GORYEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang