Welcome back to Langit Goryeo. Udah kangen sama Haneul dan Pendar?
Follow dulu dong akun wattpad frasaberliana
Jangan lupa main ke instagram @frasaberliana (author) x @deargoldenstars (readers space dan jadwal update) untuk berita terkini Langit Goryeo.
Tekan tombol bintang dan jangan lupa beri komentar yang baik.
Part ini agak panjang, baca pelan-pelan.
Happy Reading.
***
Haneul menelusuri bibir pantai tanpa alas kaki. Pasir putih yang basah terasa dingin. Pantai yang diapit dua bukit kecil terlalu indah jika tidak diabadikan dalam kamera.
Namun, bukan tebing dan karang yang ditangkap lensa. Perempuan yang rambut panjangnya tertiup angin dengan senyum lebar, tertawa kecil merekam gambar kaki yang tercelup air mengalihkan perhatian.
Tarikan napas panjang disusul desah. Haneul tidak bisa beralih pandang. Matanya terus mengawasi seseorang yang dia kenal sebagai pemandu wisata. Hatinya masih penuh dengan gejolak amarah yang belum tuntas.
Semalam tidurnya tidak nyenyak, memikirkan pria mesum yang menyerang Pendar. Seharusnya laki-laki itu ditangkap dan diserahkan pada polisi. Bukan dibiarkan kabur begitu saja atau menuruti ketakutan Pendar untuk tidak melaporkan.
"Haneul, kenapa kamu hanya diam di sana? Kamu tidak ingin berfoto? Jogja indah, kan?" tanya Pendar.
"Cahaya!" panggil Haneul.
"Iya?" Pendar berlari mendekati Haneul.
"Tentang kejadian semalam."
"Kenapa?" Pendar meletakkan sandal di pasir lalu mendongak menatap lawan bicara.
"Kamu benar-benar tidak mau melaporkan?"
Pendar melipat tangan di dada dan sedikit menunduk.
"Orang itu berbahaya. Kalau kamu tidak melapor, bisa saja dia membahayakan yang lainnya. Melecehkan perempuan lain, bahkan anak-anak."
"Dia tidak akan membahayakan orang lain," balas Pendar.
"Tidak mungkin bagaimana, kamu saja—"
"Sebenarnya dia mantan pacarku, Haneul," ungkap Pendar.
Mata Haneul sedikit melebar. Tangan yang tadinya mengangkat kamera sebatas dada, kini telah turun sebagai tanda pria Korea yang anti menyakiti perempuan tak menyangka.
Pendar menghadap kiri. Tubuhnya menghadap ke pantai. "Aku terjebak toxic relationship selama 3,5 tahun. Hubungan tidak sehat yang aku sendiri tak mampu lepas. Sampai akhirnya di satu waktu aku sadar dan menuruti perkataan ayahku meski menyakitkan. Hubungan itu hanya merusak hidupku yang sudah parah, menjadi lebih parah."
Haneul terpaku. Dia tidak mampu menggerakkan anggota tubuh, bahkan untuk melihat pada pantai sekalipun. Matanya menatap sisi kanan wajah Pendar, sedangkan isi kepalanya mengulang kejadian semalam.
Pendar ditampar, dihantam ke tembok berulang-ulang, dilecehkan, dan nyaris tercekik di bagian leher jika saja Haneul terlambat menolongnya. "Apakah dia memang sering menyakitimu seperti semalam?"
"Bahkan lebih dari itu," jawab Pendar dengan nada rendah.
"Kenapa tidak kamu laporkan saja, Cahaya?" Sebenarnya Haneul sudah ingin naik pitam. Urat di kedua tangannya terlihat jelas. Giginya bergemelutuk dan jantungnya sudah berdentam-dentam. Akan tetapi, Haneul mencoba tenang. Dia ingin menelisik lebih lanjut kesaksian Pendar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT GORYEO
SpiritualSUDAH TERBIT - Ketika Haneul Choi, mualaf Korea ingin menjadi seorang muslim yang taat, Cahaya Pendar adalah muslimah yang menjauh dari Allah akibat poligami yang dilakukan Ayahnya. *** Usai wajib militer, Haneul Choi ( mualaf dari Korea) berlibur k...