Bab 8

19 1 1
                                    

Selepas melaksanakan shalat maghrib di mesjid gus luthfan langsung ke ndalem karena ada sedikit pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Setelah sampai di kamarnya, ia mengecek hanphonenya dan mendapati chat yang baru saja masuk. Tapi dari nomor yang tidak dikenali.

Gus luthfan heran, pak adnan ambil nomornya dari siapa? Apa dari abah yah? Dan pak adnan mau ketemu dengan maksud apa?Sudahlah dari pada bertanya-tanya sendiri lebih baik dia muroja'ah sebentar sambil menunggu waktu isya, pekerjaannya nanti dia ke...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gus luthfan heran, pak adnan ambil nomornya dari siapa? Apa dari abah yah? Dan pak adnan mau ketemu dengan maksud apa?
Sudahlah dari pada bertanya-tanya sendiri lebih baik dia muroja'ah sebentar sambil menunggu waktu isya, pekerjaannya nanti dia kerjakaan.

Gus luthfan memutuskan untuk shalat isya di ndalem saja, dan yah gus luthfan terbilang sangat jarang menunaikan ibadahnya di kamar. Hanya dalam keadaan tertentu saja, contohnya saat ini.
Selepas shalat ia langsung bersiap-siap dan menuju ke tempat yang telah di beritahukan tadi oleh pak adnan.

"umi, luthfan pamit keluar sebentar yah"

"mau kemana nak?"

"Ini umi tadi luthfan di chat sama pak adnan mau ketemu katanya"

"oh yasudah, kamu hati hati yo nak"

"iya umi kalau begitu luthfan pergi, Assalamu'alaikum"
Gus luthfan pamit mencium tangan umi khadijah dan berlalu meninggalkan pekarangan pesantren.

Ia telah sampai di tempat yang telah di berikan oleh adnan tadi. Gus luthfan masuk dan mencari keberadaan pak adnan, dan yah dia duduk di dekat jendela.

"Assalamu'alaikum pak adnan"

"waalaikumsalam gus, silahkan duduk"

"iya pak maaf sudah menunggu lama"

"ah tidak gus saya baru juga sampai"

Gus luthfan tersenyum menanggapi perkataan pak adnan.

"oh iya pak adnan ada apa yah sepertinya ada sesuatu yang mau"

"begini, apa gus sudah punya calon pendamping?"

"pendamping?"

"maksudnya calon istri gus"

"oh, belum pak saya belum ada kepikiran untuk menikah"

"alhamdulillah kalau gus belum punya"

"memangnya kenapa pak adnan bertanya seperti itu?"

"jadi saya berniat untuk menjodohkan gus dengan putri saya"

"kenapa saya pak? Kenapa bukan orang lain saja?"

SEDETIK UNTUK SELAMANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang