"Sebenarnya seperti apa wajahnya pak Kevin suami mba Prita itu, kemarin belum sempat ketemu. Apa dia seorang bapak-bapak tua? tapi masa iya mba Prita yang cantik mau dengan pria tua. Kalau muda pun masa ia pemilik perusahaan seorang yang muda" ucap batin Mila.
Pagi ini Mila mulai melakukan tugasnya, ia membuat beberapa kopi dan teh lalu mengantarkannya ke meja masing-masing pegawai tentunya bersama dengan OB lainnya.
"Ini kamu antar ke ruangannya pak Kevin ya Mil" ucap Fitri -teman sejawat Mila sebagai OB-.
"Kamu aja yang antar aku masih mau antar ini nih" ucap Mila.
"Gak ah kamu aja Mil, aku ngeri lihat wajahnya pak Kevin, wajah kaku begitu" ucap Fitri.
"Ih kqmu ngatain bos" omel Mila.
"Kenyataannya memang seperti itu" ucap Fitri.
"Aku belum pernah ketemu" sahut Mila.
"Makanya antar nih minumannya biar ketemu, cepat sana keburu dingin nanti kopinya" ucap Fitri.Mila mengambil alih nampan yang dibawa Fitri lalu membawanya ke ruangan Kevin, namun terlebih dahulu ia permisi pada Marisa -sekretaris Kevin- untuk mengantarkan minuman sang bos.
"Permisi mengantar minuman buat pak Kevin ya mba" ucap Mila sopan.
"Ya silahkan Mil" ucap Marisa.Mila mengetuk pintu dan terdengar perintah masuk dari dalam, suara khas bariton milik seorang pria.
"Permisi pak, kopinya" ucap Mila seraya meletakkan kopi di atas meja kerja.
Kevin menatap Mila ia heran mengapa bukan Fitri yang mengantarkan kopinya.
"Fitri mana? biasanya dia yang kemari" ucap Kevin dingin.
"Mba Fitri sedang ada pekerjaan lain pak" sahut Mila.
"Kamu OB baru?" tanya Kevin.
"Iya benar pak, saya Mila" ucap Mila.
"Ohh ya saya ingat temannya Prita?" ucap Kevin cuek.
"Iya benar sekali pak, terima kasih sudah diberi kesempatan untuk saya kerja di sini" ucap Mila sopan.Mila kemudia berlalu dari ruangan bos besar itu.
"Ganteng sih, tapi... kaku begitu" ucap batin Mila.
---
#Skip
"Iya bu, saya akan usahakan, secepatnya akan saya bayar, tunggu saya gajian bu" ucap Mila pada ibu kost yang sudah menagih uang untuk kamar kost yang ditempatinya.
"Berapa lama? kamu kerja juga baru, bilang nunggu gajian, sebulan dong kalau gitu. Saya kasih waktu seminggu ya Mil" ucap bu Farida -pemilik kost- dengan tegas.
"Ya bu terima kasih atas tenggang waktu yang diberikan pada saya" ucap Mila.Bu Farida berlalu pergi begitu saja sementara Mila terdiam di berdiri depan pintu kamarnya, ia merenungkan nasibnya memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang secepatnya agar bisa membayar uang sewa kamar kostnya.
"Masa harus minta gaji sekarang, kerja juga baru tiga hari" ucap batin Mila.
Mila mendesah, ia kemudian segera bersiap untuk berangkat ke kantor.
Tiba di kantor Mila segera mengganti pakaiannya dengan baju dinasnya sebagai OB, ia mulai melakukan tugasnya. Baru tiga hari bekerja Mila sudah mulai akrab dengan beberapa karyawan itu dikarenakan ia yang sangat telaten dalam melakukan tugasnya.
Pagi ini setelah menyiapkan beberapa kopi dan teh untuk beberapa pegawai Mila sudah berdiri di samping mba Marisa -sekretaris Kevin-, ia ditugaskan membantu Marisa dan staf yang berada di lantai dua puluh delapan apabila para pegawai itu memerlukan bantuannya seperti membereskan meja atau pun memfotocopy beberapa berkas.
Menjelang jam istirahat Mila bertemu Prita -istri Kevin-, perempuan itu mengajak Mila untuk makan keluar lebih tepatnya sedikit memaksa. Keduanya makan di restauran yang tak terlalu jauh dari kantor.
"Ini terlalu mewah mba, saya gak mampu bayar makan di sini" ucap Mila.
"Tenang saja aku yang traktir Mil" ucap Prita.
"Sekali lagi terima kasih mba" ucap Mila.
"Yuk pesan" Prita memberikan buku menu pada Mila.Mila menatap Prita yang asik memilih makanan, ia bersyukur karena dipertemukan dengan perempuan sebaik Prita.
Di tengah makan siangnya mereka berbincang, lebih tepatnya Prita lah yang bicara, ia perlu teman untuk mencurahkan keluh kesahnya. Prita mencurahkan kegundahan hatinya akhir-akhir ini, setelah vonis dokter waktu itu Prita merasa semua tak baik-baik saja, ia selalu didera rasa insecure pada dirinya.
"Kamu memang teman baru untukku Mil, tapi aku merasa nyaman menceritakan semuanya padamu, terima kasih sudah mau mendengarkan" ucap Prita seraya menggenggam jemari Mila.
"Sama-sama mba, aku senang kok mendengarnya. Kalau perlu bantuan jangan sungkan untuk menghubungiku, aku pasti siap membantu" ucap Mila.
"Apa pun itu?" tanya Prita tersenyum.
"Iya apa pun itu, semampuku akan kubantu" ucap Mila.
"Terima kasih Mil" ucap Prita.
"Jangan terlalu dipikirkan selagi pak Kevin masih mau sama mba aku rasa semua gak akan jadi masalah, bersyukurlah memiliki suami seperti pak Kevin mba" ucap Mila.
"Terima kasih untuk nasehatnya Mil" ucap Prita.
"Sudah jamnya mba, aku harus balik ke kantor" ucap Mila.Prita mengantarkan Mila kembali ke kantor sebelum turun dari mobil Prita memberi beberapa lembar uang pada Mila, Mila memang membutuhkannya namun ia tidak serta merta mau menerima pemberian perempuan itu, karena pikirnya Prita sudah terlalu baik dan ia tak ingin menerima lebih banyak lagi kebaikan dari perempuan itu.
"Terima Mil, aku tau kamu membutuhkannya, kamu belum gajian kan. Aku gak terima penolakan" paksa Prita.
"Baiklah kalau dipaksa, sekali lagi terima kasih mba, ini sangat berguna untukku" ucap Mila.Mila bersyukur Tuhan memberinya rezeki melalui Prita, ia akan menggunakan uang tersebut untuk membayar sewa kamar kostnya.
❤❤❤
3
8 september 2022