Bab 7

86 9 0
                                    

"Akhirnya kamu pulang, aku sudah menyiapkan air untukmu mandi" Prita menyambut hangat sang suami.
"Tumben, biasanya gak pernah" celetuk Kevin.
"Apa salahnya sesekali aku melayani keperluanmu" ucap Prita.
"Ya sudah aku mandi dulu" Kevin berlalu ke kamarnya.

Prita mengikuti langkah Kevin ke kamar mereka.

"Aku sudah menyiapkan semuanya, Mila dinyatakan sehat, dia sedang subur. Jadi tadi siang aku sudah booking kamar di Rajawali hotel. Dan nanti malam kamu bisa langsung ke sana kamar dan aku yang akan menjemput Mila" ucap Prita.
"Kamu apa-apaan sih, kenapa gak bicara sama aku" omel Kevin.
"Bukankah kamu juga sudah setuju, aku siapkan semuanya" ucap Prita ia memberikan senyum terbaiknya.
"Ini salah Prita, tidak seharusnya seperti ini, kita bisa cari solusi yang lain" ucap Kevin.
"Bagaimana caranya? yang mama papamu inginkan itu cucu darimu yank, dan ini jalan satu-satunya" ucap Prita.

Kevin memilih menghindar ia lelah sudah dengan perdebatan yang tak ada ujungnya ini.

Kevin menatap pantulan dirinya di cermin washtafel, ia memikirkan bagaimana nanti ketika bertemu Mila malam ini.

"Ya Tuhan haruskah aku melakukan ini" ucap batin Kevin.

---

Dengan berat hati Kevin berangkat menuju Rajawali hotel, sementara itu diantarkan sang supir Prita menjemput Mila, ia sudah menyiapkan pakaian dan peralatan make up untuk gadis itu.

Benar saja ketika dijemput Mila tampil seada-adanya, pakaian lusuh yang dimilikinya serta tas selempang murah yang biasa dikenakannya.

"Yakin mba?" tanya Mila.
"Tentu saja. Cukup ya pembahasan ini, jangan dibahas lagi aku gak mau orang lain tau, karena ini rahasia kita bertiga" bisik Prita, ia tak ingin supirnya mengetahui rencananya.
"Dandan dulu ya Mil" sambung Prita

Dalam perjalanan menuju Rajawali hotel Mila hanya diam ketika Prita mengoleskan bedak dan peralatan make up lainnya.

"Cantik" puji Prita.

Prita akui Mila memang sudah cantik dan mempesona hingga tak sulit baginya mengubah penampilan gadis itu.

"Wow" Mila menatap wajahnya di cermin milik Prita, ia pun takjub melihat tampilannya.

Tiba di hotel Prita menggiring Mila ke toilet mengganti pakaian gadis itu dengan dress yang baru dibelinya tadi siang.

"Mba aku..."
"Kamu sudah janji bantu aku kan Mil, uangnya sudah kusiapkan, besok kamu bisa mengambilnnya di rumahku" ucap Prita.
"Tapi mba yakin? aku pikir gak mungkin ada perempuan yang rela suaminya tidur dengan perempuan lain, tapi mba.. mba justru..." ucap Mila.
"Kasusku berbeda Mil, dalam hal ini... ini jalan satu-satunya agar aku dan suamiku tidak berpisah" ucap Prita.

Prita menggiring Mila keluar, lalu mengantarnya pada Kevin yang sudah menunggu di kamar.

Tiba di kamar itu Kevin menatap tajam Prita, ia masih ragu dengan rencana mereka.

"Bersenang-senanglah" ucap Prita yang kemudian segera memilih keluar.
"Sayang..." Kevin meninggalkan Mila, ia menyusul Prita yang sudah keluar kamar.
"Apa lagi?" ucap Prita, ia berusaha keras menutupi sesak didadanya.
"Aku mencintaimu, apa pun yang terjadi nanti antara aku dan Mila, yakinlah cinta ini hanya untukmu, ini hanya jalan agar kita memperoleh apa yang kita inginkan selama ini, keturunan" ucap Kevin.
"Janji? gak akan ada rasa?" Prita memberikan kelingkingnya pada Kevin.
"Janji, aku janji" Kevin menautkan kelingking mereka.

Keduanya saling memagut mesra lalu memeluk erat sebelum akhirnya Prita meninggalkan tempat itu.

Kevin kembali ke kamar di sana Mila duduk di sofa, terlihat kecanggungan di sana, terlebih Mila yang nampak gugup dan kaku. Mila diam menunduk ia tak berani menatap Kevin, pria yang selama ini ia hormati sebagai bosnya dan suami dari temannya, tapi malam ini Mila harus bersiap menyerahkan mahkota berharganya pada pria tersebut.

"Pak..."
"Kenapa kamu mau melakukan ini Mil?" tanya Kevin.
"Saya gak tau pak, saya... banyak berhutang budi pada mba Prita, saya juga... berat sebenarnya" ucap Mila.
"Kamu bisa menolaknya kan" ucap Kevin lagi.
"Entahlah pak, kalau bapak tidak menginginkan ini terjadi kita bisa mundur pak, mungkin ada jalan lain dari masalah bapak dan mba Prita" ucap Mila dengan berani.
"Jujur saya juga berat Mil, saya sebenarnya gak bisa meyakitinya seperti ini, tapi di sisi saya dan dia menginginkan keturunan, menurut dia ini jalan terbaik" ucap Kevin.
"Pak..."
"Sebelum kita memulainya saya ingin memberitahumu, nanti ketika kamu sudah melahirkan anak kami, saya berharap tidak bertemu kamu lagi. Dan Mil... jangan berharap lebih, kami hanya meminjam rahimmu, anak yang nanti lahir bukan anak saya dan kamu melainkan anak saya dan Prita" ucap Kevin.
"Saya tau itu pak" ucap Mila dengan suara bergetar menahan tangisnya, ia tak menyangka nasibnya akan seperti ini di kota perantauan.

Sementara itu setibanya di rumah Prita langsung mengurung diri di kamar, ia sebenarnya tak sanggup melepas suaminya bersama perempuan lain, sakit sekali rasanya. Ingin rasanya Prita berteriak, namun sekuat apa pun teriakannya itu tidak akan menyelesaikan masalah, ia sudah terlanjur menyerahkan Kevin pada Mila.

"Apa mereka sudah memulainya, apa suamiku sudah menyentuh Mila?" ucap batin Prita.

Bayangan bagaimana Kevin dan Mila berduaan di kamar hotel dan di ranjang yang sama benar-benar menghantui pikirannya. Malam ini Prita kembali tak dapat tidur, bayangan Kevin mengayun pinggulnya bercinta dengan Mila seolah membayang di pelupuk matanya.

❤❤❤

7
10 september 2022

Dijodohkan IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang