Bab 6

91 8 0
                                    

Mila benar-benar shock, tak pernah terpikirkan olehnya akan datang seseorang meminta pertolongan padanya untuk hamil anak dari suaminya. Hal tersebut sangat tidak wajar pikir Mila, dan mustahil baginya.

"Mba ini bicara apa sih" ucap Mila.
"Ya dia memang sudah gila Mil" sahut Kevin yang duduk di kursi kebesarannya.
"Hanya kamu yang bisa menolong kami Mil, kalau tidak... kami akan dipisahkan, mertuaku bukan hanya menekanku tapi beliau juga menekan suamiku" ucap Prita.
"Kamu tau dari mana?" tanya Kevin.
"Aku tau semuanya, aku tau mama beberapa kali mendatangimu" sahut Prita.

Prita kembali menatap Mila mendesaknya agar setuju dengan rencana gilanya.

"Jadi nanti ketika kamu hamil kami akan membiayai semua keperluanmu Mil, kamu gak perlu kerja lagi kamu juga akan tinggal ditempat yang lebih layak, fasilitas mewah dari kami, dan uang dua milyar rupiah untukmu" Prita menawarkan begitu banyak hal pada Mila.
"Dua milyar mba?" Mila tercengang begitu mendengar angka yang disebutkan Prita.
"Ya dua Milyar, kamu bisa gunakan uang itu untuk memperbaiki rumah orang tuamu di kampung, beli tanah dan sawah, mobil dan lainnya" ucap Prita.

Mila terdiam ia bingung, dua milyar baginya sangat menggiurkan tapi ia takut akan resikonya ketika orang kampungnya tau kalau ia sudah menyewakan rahimnya.

"Jangan khawatir semua orang gak akan ada yang tau. Mereka hanya akan tau identitas anak itu sebagai anak kami bukan anakmu, jadi nanti ketika dia sudah lahir kamu bisa pulang kampung seperti biasa tanpa seorang pun yang curiga kamu pernah hamil Mila" ucap Prita.
"Dan kalau kamu setuju besok kita bisa cek kesehatanmu" ucap Prita.
"Tapi mba..."
"Ayolah Mila bukankah kamu sudah janji akan membantuku" ucap Prita.

Mila terdiam.

"Baiklah aku buatkan janji dengan dokter Nadya dulu" Prita mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan pada asisten dokter Nadya agar dibuatkan janji besok pagi.
"Prita jangan lancang" omel Kevin kesal.
"Mila mau kok, iyakan Mil" ucap Prita dan Mila hanya diam.

---

"Aku harus bagaimana? ingin menolak tapi mba Prita sudah terlalu baik padaku, juga tawaran yang diberikan sangat menggiurkan, dengan uang itu aku bisa membantu bapak dan ibu di kampung" gumam Mila.

Mila mencoba memejamkan mata menunggu pagi namun ia tak dapat memejamkannya.

Begitu pun dengan Prita dan Kevin yang juga masih terjaga di tengah malam.

"Ini jalan yang terbaik, hanya Mila penolongku satu-satunya" ucap batin Prita.
"Ya Tuhan apa harus aku menjalankan rencana gilanya Prita?" ucap batin Kevin.

Prita menatap Kevin ia menggenggam jemari suaminya tersebut.

"Kamu mau melakukannya kan sayang? demi aku. Aku tau dilubuk hatimu terdalam kamu juga menginginkan keturunan, aku bisa melihat itu, aku tau apa yang kamu rasakan" ucap Prita.
"Tapi aku hanya menginginkannya darimu, tidak yang lain" sahut Kevin, ia menatap Prita dan mengusap pipi tirus istrinya tersebut.
"Kamu tau sendiri aku tidak mampu memberinya untukmu, dan kalau kamu mau melakukannya bersama Mila, aku akan sangat bahagia. Dan setelah anak itu lahir kita bisa merawatnya bersama, aku pun akan menganggapnya seperti anakku sendiri" ucap Prita.
"Sayang..." Kevin menyatukan kening dan hidung mereka.

Hembusan nafas dari mulut masing-masing dapat mereka rasakan, keduanya lalu menautkan bibirnya mengecup mesra dan saling memagut, hingga berakhir pada sebuah percintaan panas.

Kevin mengecup kening Prita ia kemudian menatap wajah lelah istrinya tersebut.

"Masih yakin dengan rencanamu? kamu ikhlas jika aku melakukan hal ini dengan perempuan lain? dengan Mila?" ucap Kevin.
"Lakukan demi aku, demi masa depan rumah tangga kita. Untuk ikhlas itu memang sulit, tapi aku bahagia jika kamu melakukan itu dengan Mila" ucap Prita.

Kevin mendesah ia tak habis pikir dengan rencana istrinya tersebut.

---

Hari ini Prita dan Mila sudah berada di klinik, Prita menemani Mila untuk mengecek kesehatannya. Tak perlu waktu yang lama hasilnya sudah keluar, Mila dinyatakan sehat tak ada masalah apa pun dalam dirinya, dan ia siap untuk hamil.

"Jadi kapan masa suburmu Mil? boleh lihat kalender haidmu?" tanya Prita antusias.
"Boleh mba" Mila mengeluarkan handphone androidnya, ia memperlihatkan aplikasi kalender haidnya.
"Jadi sekarang kamu sedang subur?" Prita nampak antusias.
"Ya seperti yang terlihat di kanlender itu mba" ucap Mila, ia masih nampak ragu untuk setuju pada rencana Prita.
"Aku antar kamu pulang dulu ya, nanti sore malam kamu kujemput" Prita memacu mobilnya mengantarkan Mila menuju rumah kostnya.
"Tapi saya harus kerja mba" ucap Mila.
"Kamu istirahat dulu hari ini, siapkan tenaga untuk nanti malam" ucap Prita, ia nampak biasa saja ketika mengatakan itu, namun dilubuk hatinya yang terdalam ia sungguh sakit, membayangkan suaminya harus bercinta dengan perempuan lain.

Setelah mengantarkan Mila Prita kemudian menuju sebuah hotel, memesan sebuah kamar vvip dengan fasilitas makan malam di kamar serta fasilitas mewah kainnya, ia juga sudah menyiapkan lingery untuk Mila, agar suaminya bisa tergoda dengan perempuan itu.

Usai menyiapkan segalanya Prita duduk dalam mobil merenungi diri.

"Siapkan diri lo Prita, ini akan menjadi babak baru dalam kehidupan lo. Siapkan hati lo ketika nanti Kevin akan membagi perhatiannya pada Mila, ketika perempuan itu sudah hamil mengandung anaknya" ucap batin Prita.

❤❤❤

6
10 september 2022

Dijodohkan IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang