Bab 2

534 65 1
                                    

Kevin menatap Prita dengan kesal perempuan itu pulang ketika hari mulai subuh, ia mendekati istrinya tersebut dan mencium aroma rokok serta alkohol.

"Kamu dari club?" tebak Kevin.
"Ya" sahut Prita seraya melempar tubuhnya ke atas ranjang.
"Tidak seharusnya kamu lari ke club Prita, tempat itu tidaklah baik" omel Kevin.
"Aku perlu ke sana untuk melampiaskan kekesalanku" ucap Prita.
"Kesal pada siapa? pada Tuhan? ini takdir Prita, cobalah untuk menerimanya dengan ikhlas. Aku tidak akan mempermasalahkan itu, aku sudah cukup bahagia bersamamu" ucap Kevin.
"Iya kamu bisa menerimanya, lalu bagaimana dengan orang tuamu? kamu tau betul selama ini mereka selalu mempertanyakan soal kehamilan terlebih mamamu" ucap Prita dengan tajam.

Kevin terdiam karena apa yang Prita katakan sepenuhnya benar, orang tuanya sangat mengharapkan keturunan darinya, dan ia bingung dengan kondisi mereka saat ini.

"Kamu bisa cari perempuan lain yang bisa mengandung benihmu Vin, aku akan ikhlas" ucap Prita.
"Jangan ngaco yank, bagaimana bisa aku menduakanmu" ucap Kevin.
"Hanya itu jalan satu-satunya cari perempuan lain, nikahi dia, dan pastikan perempuan itu tidak mandul sepertiku" ucap Prita dengan linangan air matanya.

Kevin mendekat ia menangkup wajah Prita menatap tajam istrinya tersebut lalu mengecup kening dan bibirnya.

"Aku tidak akan melakukan itu, aku tak akan sanggup bila harus menyakitimu" ucap Kevin.

Prita menghambur dalam pelukan Kevin lalu mrnangis sejadinya, Kevin mendekap erat istrinya tersebut dan menghujani puncak kepalanya dengan banyak kecupan.

"Kita akan hadapi ini sama-sama, tenanglah ada aku di sini" bisik Kevin.

Kevin menatap Prita menangkup pipi tirus istrinya tersebut kemudian mengecup bibirnya, kecupan yang kemudian dibalas Prita, dan mereka berakhir dengan olahraga subuhnya.

Keduanya terlelap usai peperangannya, namun Prita bangun lebih awal perempuan itu menatap Kevin yang masih terlelap pulas, ucapan dokter tentang kondisinya membuat ia terus terpikirkan.

"Apa kita adopsi anak saja biar rumah ini tidak terlalu dingin, atau... mungkin seperti tadi yang kusarankan padamu cari perempuan lain untuk kamu nikahi dan memberimu keturunan" ucap batin Prita.

Di bawah shower Prita mengguyur tubuhnya, ia kemudian memoles wajahnya dengan make up tipis seperti biasanya.

"Pagi sayang" sapa Kevin seraya mengucek matanya.
"Hm pagi" sahut Prita seraya menatap Kevin dari cermin riasnya.
"Kamu sudah rapi pagi ini" ucap Kevin.
"Oh ya nanti akan ada perempuan menemuimu di kantor, aku sudah buatkan janji untuknya agar bisa bertemu denganmu. Jadi tadi malam tanpa sengaja aku ketemu dia, kasihan gadis itu, dia perlu pekerjaan dan... dia mau ketika aku tawari kerja jadi OB di kantormu" ucap Prita.
"Teman barumu? baiklah, namanya siapa?" tanya Kevin.
"Ya dia lumayan seru ketika kuajak berbincang. Namanya Mila" ucap Prita.
"Oke, ya sudah aku mandi dulu" ucap Kevin.

Usai mandi dan sarapan Kevin segera ke kantor meninggalkan Prita yang masih saja kepikiran dengan vonis dokter terhadapnya.

Sementara itu siang ini Mila yang baru tiba di gedung perkantoran Kevin masuk dan menghampiri resepsionis.

"Saya mau bertemu pak Kevin Januarta Wibowo" ucap Mila seraya mengeja nama Kevin pada secarik kertas yang tadi malam diberikan Prita.
"Sudah membuat janji?" tanya si pegawai resepsionis.
"Enggak" sahut Mila polos.
"Kalau belum.ada janji tidak bisa mba, harus bikin janji dulu kalau mau ketemu bapak" ucap si resepsionis.
"Tapi tadi malam saya diminta kemari untuk datang, yang minta saya kemari itu istrinya katanya sudah dibuatkan janji dengan sekretarisnya" ucap Mila.
"Oke sebentar saya cek dulu" ucap si resepsionis.

Mila menunggu si pegawai resepsionis yang sepertinya tengah berbincang dengan sekretaris Kevin.

"Susah juga untuk ketemu bapak Kevin itu, sepertinya dia orang penting di kantor ini" ucap batin Mila.

Tak lama si resepsionis mempersilahkan Mila untuk menuju lift dan naik ke lantai teratas dari gedung tersebut.

"Saya gak ngerti caranya naik lift mba" ucap Mila dengan polos.
"Nanti akan diantar security" ucap si resepsionis.

Diantarkan seorang security Mila pun tiba di lantai dua puluh delapan, ia bertemu dengan Marisa sekretaris Kevin.

"Mau ketemu pak Kevin katanya mba" ucap si security.
"Mila ya?" tanya Marisa.
"Iya benar saya Mila" sahut Mila.
"Saya sudah diperintahkan pak Kevin untuk segera mengantarkan Mila ke pantry, mari ikuti saya" ucap Marisa.

Mila melangkah mengikuti Marisa sambil sesekali melihat-lihat dekorasi gedung perkantoran tersebut.

Di pantry Mila bertemu dengan bu Indah -kepala OB-.

"Ini Mila bu, yang tadi saya ceritakan" ucap Marisa.
"Oh ibu mba Marisa" angguk bu Indah.

Marisa meninggalkan Mila bersama bu Indah di pantry.

"Ini seragam kamu, untuk barang bisa kamu letakkan di loker, dan ini kuncinya" bu Indah menunjukkan ruang loker.
"Baik terima kasih bu saya ganti dulu" ucap Mila.

Mila kemudian kembali dengan seragam OB yang sudah melekat di tubuhnya, ia kemudian mengikuti perintah bu Indah untuk mulai melakukan pekerjaannya.

Mila terlihat begitu semangat dalam memulai pekerjaannya, ia tak malu untuk menjalani pekerjaannya sebagai OB karena baginya apa pun pekerjaan haruslah disyukuri asal itu halal untuknya.

"Terima kasih Tuhan telah Kau pertemukan aku dengan orang sebaik mba Prita" ucap batin Mila.

❤❤❤

2
7 september 2022

Dijodohkan IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang