Bab 4

451 56 1
                                    

Kevin dan Prita tengah makan malam dikediaman orang tua Kevin, sejak datang ke rumah mertuanya tersebut Prita lebih banyak diam, ia yakin usai makan malam ini mertuanya tersebut pasti akan menanyakan hasil pemeriksaan kesuburan mereka.

Benar saja Laura -mamanya Kevin- mulai bersuara perihal rencana mereka untuk promil.

"Jadi gimana? dokter bilang apa? kalian bisa promil kan? mama dan papa gak sabar rasanya pengen menimang cucu dari kalian.  Sudah terlalu lama kami menunggu nak" ucap Laura.
"Jadi begini mah..." ucap Kevin yang kemudian dipotong Prita.
"Maaf mah, kami gak ikut program apa pun. Dokter sudah memberikan hasilnya, memang hasilnya bagus untuk Kevin tapi tidak untukku, dokter mengatakan hanya sepersekian persen saja kesempatanku untuk hamil" ucap Prita dengan terbata-bata seraya menahan air matanya yang hampir jatuh.
"Jadi maksudnya... maksudnya kalian tidak akan bisa memiliki keturunan? begitu? Kevin ini bagaimana? kalian harus cari solusinya, dan kamu Prita... belajarlah untuk ikhlas" ucap Laura penuh arti dan penekanan pada sang menantu.
"Ya mah aku tau diri" sahut Prita, tanpa semua tau ia begitu sakit mendengar ucapan sang mertua.

Laura dan Hendri -orang tua Kevin- begitu kaget dan terpukul atas berita yang disampaikan sang menantu, tak pernah terpikirkan dalam benak mereka akan berhenti keturunannya hanya sampai pada Kevin, sebagai manusia dan orang tua mereka juga menginginkan cucu dari anak satu-satunya.

"Kamu anak kami satu-satunya Vin, tunggal. Hanya kamu yang kami harapkan" ucap Hendri pada putranya.
"Tolong pah mah... ini pun sulit bagi kami, tidak mudah kami menghadapinya" ucap Kevin.

Dalam perjalanan pulang Prita benar-benar diam begitu pun ketika tiba di rumahnya, ucapan sang mertua kembali membuatnya berpikir.

"Apa kita pisah aja? kamu bisa cari perempuan lain" ucap Prita.
"Apa kamu bilang? kamu makin ngaco Prita, dari mana kamu mendapat ide seperti itu?" geram Kevin marah.
"Aku gak bisa memberi apa yang orang tuami inginkan, kamu dengar sendirikan tadi, mereka ingin cucu" ucap Prita emosi.
"Kita bisa mencari bayi dan mengadopsinya" ucap Kevin.
"Bukan itu jalan keluarnya Kevin. Jalannya hanya dengan kamu menikah lagi" ucap Prita, sakit ia rasa ketika mengucapkan kalimat itu, namun ia mencoba kuat.
"Tidak" sahut Kevin tegas.

Kevin sudah terlelap namun tidak dengan Prita sepanjang malam perempuan itu hanya diam memikirkan ucapan sang mertua.

"Kamu harus ikhlas Prita" kalimat mama mertuanya terus terngiang di telinga Prita.

Prita mendesah lelah.

"Aku tau mah, aku tau apa maksud mama. Membiarkan Kevin menikah lagi, atau bercerai itu pilihannya" ucap batin Prita.

---

Hingga pagi menjelang Prita benar-benar tak dapat memejamkan matanya, ia pun segera beranjak dari pembaringannya dan menyiapkan segala keperluan Kevin.

Siang Prita ke rumah orang tuanya, ia menceritakan semua kegundahan hatinya serta masalahnya. Sebagai orang tua terlebih sebagai sesama perempuan Kirani -mamanya Prita- sedih mendengar kabar yang dibawa putrinya tersebut, terlebih ketika Prita menyampaikan ucapan mertuanya tempo malam.

"Mama gak bisa membantu kali ini Prit, mama hanya bisa mengatakan sabar dan doa mama selalu menyertaimu nak. Dan... selama Kevin tak mempermasalahkannya ya kamu tenang saja nak, artinya Kevin masih menghargaimu masih sangat mencintaimu" ucap Kirani -mamanya Prita-.
"Tapi aku sakit mah, omongan mamanya Kevin itu pedas banget. Bayangkan kalau mama berada diposisiku" ucap Prita seraya menyusut air matanya.
"Mama tau Prit mama bisa merasakan itu" ucap Kirani.

Hingga hari menjelang sore barulah Prita pulang, sepanjang hari ini pikirannya hanya berkutat soal ucapan sang mertua tempo malam, ucapan mertuanya tersebut benar-benar mengganggu pikirannya dan menguras energi serta emosinya.

"Hai sayang" Kevin yang baru pulang memeluk Prita dari belakang.
"Eh... eh kamu sudah pulang rupanya" Prita sontak kaget.
"Kamu melamunkan apa?" tanya Kevin.
"Aku hanya memikirkan ucapan mama semalam" ucap Prita.
"Ngapain sih dipikirkan, gak penting" omel Kevin.

Prita menatap Kevin yang tengah melepas jas dan dasinya.

"Selama dia tak mempermasalahkannya artinya dia masih menghargaimu dan masih sangat mencintaimu" ucapan mamanya kemudian terngiang di telinga Prita dan kalimat tersebut benar-benar penguat baginya.

"Tapi... ya Kevin memang masih menginginkanku, dia sama sekali tidak mempermasalahkan semua itu, tapi... bagaimana dengan keluarganya. Kalau begini mereka akan terus menekanku" ucap batin Prita.

Usai makan malam Prita kembali membuka pembicaraan mengenai masalah mereka.

"Aku sudah memikirkan semua ini memikirkan jalan terbaik untuk kita dan untuk keluargamu" ucap Prita.
"Maksudmu?" tanya Kevin.
"Menikah Vin, aku akan belajar ikhlas aku siap jika kamu berbagi hati" ucap Prita.
"Iya sekarang kamu bisa bicara seperti ini, dalam perjalanannya? aku tidak sanggup Prit. Sudahlah pembicaraan ini selesai, jangan diungkit lagi" sergah Kevin marah.
"Tapi Vin..."
"Cukup" omel Kevin kesal.
"Gak bisa seperti ini Vin, harus ada jalan keluarnya..." ucap Prita.

Ucapan Prita kemudian terpotong dengan bungkaman bibir Kevin. Kevin kemudian membopong istrinya tersebut ke kamar. Keduanya saling tatap, penuh luka.

"Aku tau ini gak mudah bagi kita, tapi dengan saling menguatkan aku yakin kita bisa menghadapinya" ucap Kevin seraya menatap Prita.

Kevin menggesekkan ujung hidung mereka kemudian bibir mereka saling bertemu dan memagut mesra hingga berakhirlah pada sebuah kegiatan panas di malam itu.

❤❤❤

4
9 september 2022

Dijodohkan IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang