malam

456 54 7
                                    

Ketika telinga gue mendengar bunyi pintu kamar terbuka, gue langsung cepat-cepat memejamkan mata dan pura-pura tidur menghadap ke tembok. Bodo amat dah walau baru jam 5 sore dan gue yakin teramat sangat kalau aksi ngibul gue ini dengan mudah terendus oleh Sunghoon. 

"Cantik udah makan?"

Gue cuekin omongan dia.

Gue merasakan kasur berderit dan Sunghoon meluk gue dari belakang. Perut gue didekep sama tangan dia.

Gue tiba-tiba jadi agak luluh. Ngenes banget suami gue tadi dikantor abis gua maki-maki. Udah capek karna kerja eh dapat semburan pedas pula.

Halah, emosi gue kok jadi plinplan gini kaya rollercoaster yang naik turun dengan cepat.

"Maaf, sikapku kelewatan. Ada sesuatu yang aku bingung jelasinnya dan kamu gak perlu tau itu apa"

Sunghoon ngelus perut gue, leher gue dicium samar-samar berulang kali. 

"Kenapa aku sebagai pasangan kamu gak boleh tau?"

Api panas yang terjadi antara Sunghoon dan Ken sudah gue sadari semenjak Ken datang tanpa permisi ke ruangan Sunghoon waktu lalu. Perbandingan sikap suami gue waktu gue diajak pertama kali ke pertemuan keluarganya dan bertemu Ken saat itu sangat berbeda dengan akhir-akhir ini. Ya gue tau, emang kurang sopan untuk masuk ke ruangan orang lain tanpa izin. Tapi, sikap gugup dan takut Ken juga terlalu berlebihan. 

Toh, juga gue sebelumnya adalah sahabat Sunghoon dari kecil. Kami berdua tiap hari pasti menyempatkan untuk bertemu. Tentu gue peka kalau ada perubahan yang terjadi di diri Sunghoon.

Semarah-marahnya Sunghoon ke orang lain, tapi pria itu gak bakal mengerahkan tenaga untuk marah-marah dan lebih memilih cuek bebek. Sunghoon cukup gak berinteraksi dan memutus orang itu dalam lingkup sosialnya.

Sunghoon itu pada dasarnya lelaki baik tapi juga gak mau repot oleh hal-hal yang menurutnya cuman buang-buang waktu.

Kecuali waktu gue di-bully sama mantan temen-temen SMP gue dulu karena gue ketauan udah jadi orang miskin. Waktu itu Sunghoon marah banget dan menonjok salah satu pentolan gengnya. 4 orang lawan 1. Mereka berkelahi sedangkan cewe dari geng mereka teriak-teriak mencoba menghentikan, namun gak ada yang mau berhenti.

Yang gue lakukan adalah....

tentunya ikut berkelahi membantu Sunghoon. Gue ambil tas gue, dan gue timpukin satu-satu. Mampus dah tu, isi tas gue kamus bahasa Inggris dan buku paket yang berat.

Awalnya gue gak mau sampai terjadi perkelahian walaupun gue diejek kaya gimanapun mendingan diem. Nanti juga mereka bakalan bosen sama gue. Tapi Sunghoon malah menghajar mereka dan yah, gue ikutan juga pada akhirnya.

Gue dan geng anak-anak pembully itu berasal dari sekolah yang berbeda karna gue udah pindah sekolah. Sedangkan Sunghoon waktu itu sudah SMA. Kejadiannya waktu pulang sekolah, di deket sekolah Sunghoon. Karna gue emang biasa nungguin Sunghoon pulang sekolah. Dan SMA Sunghoon sama SMP geng pembully itu bersebelahan jadilah semakin mempermudah mereka untuk menemukan gue.

Tapi, tentunya tenaga anak SMA sama bocil-bocil SMP seperti mereka beda jauh, ditambah Sunghoon juga ikut kelas tinju. Jadinya Sunghoon gak terlalu babak belur walau lawan 4 orang sekaligus. Malahan mereka yang menerima banyak luka dari tonjokan Sunghoon serta timpukan tas dari gue.

Ah jadi mengingat masa lalu....

"Karna masalah itu gak penting. Aku cuman gak mau menambah beban pikiran kamu," kata Sunghoon berjeda dan kemudian melanjutkan ucapannya, "Aku minta satu aja, nurut kata-kata aku untuk jauhin Ken"

SETAHUN?! (Sungjake) Sampe Tanggal 29 (+-)🔒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang